Taksonomi Bloom Revisi Anderson dalam Pendidikan yang digunakan di Indonesia

 

Bagi seorang pendidik ataupun calon pendidik, Siapa yang tidak tahu dengan taksonomi Bloom yang diperkenalkan Benjamin S. Bloom (pada tahun 1956) dalam dunia pendidikan? Pasti sudah mengetahuinya. Kemudian taksonomi Bloom di revisi oleh muridnya Lorin Anderson menjadi taksonomi Bloom Revisi Anderson pada tahun 2001. Taksonomi dalam pendidikan adalah suatu sistem klasifikasi yang digunakan untuk mengorganisasi tujuan pembelajaran, keterampilan, atau hasil belajar ke dalam kategori yang sistematis dan hierarkis. Taksonomi ini membantu pendidik dalam merancang, mengimplementasikan, dan mengevaluasi pembelajaran secara terstruktur.

Taksonomi Bloom (1956)

Taksonomi Bloom membagi tujuan pembelajaran menjadi tiga domain utama:

  1. Kognitif (berkaitan dengan pengetahuan dan pemikiran),
  2. Afektif (berkaitan dengan sikap dan nilai), dan
  3. Psikomotorik (berkaitan dengan keterampilan fisik).

Fokus utama dari Taksonomi Bloom adalah domain kognitif, yang terdiri dari enam tingkatan berpikir yang disusun secara hierarkis:

  1. Pengetahuan (Knowledge): Mengingat fakta-fakta atau informasi dasar.
    Contoh: Menyebutkan definisi dari suatu konsep.
  2. Pemahaman (Comprehension): Menjelaskan makna atau menginterpretasikan informasi.
    Contoh: Menjelaskan hubungan antara dua konsep.
  3. Penerapan (Application): Menggunakan informasi dalam situasi baru atau nyata.
    Contoh: Menerapkan rumus matematika dalam soal cerita.
  4. Analisis (Analysis): Memecah informasi menjadi bagian-bagian dan memahami hubungannya.
    Contoh: Mengidentifikasi penyebab masalah berdasarkan data.
  5. Sintesis (Synthesis): Menggabungkan informasi untuk menciptakan sesuatu yang baru.
    Contoh: Menulis esai berdasarkan data yang tersedia.
  6. Evaluasi (Evaluation): Membuat keputusan berdasarkan kriteria atau standar tertentu.
    Contoh: Mengevaluasi efektivitas suatu model pembelajaran

Revisi Taksonomi Bloom oleh Lorin Anderson (2001)

Lorin Anderson, seorang murid Bloom, bersama koleganya merevisi taksonomi ini untuk menyesuaikan dengan perkembangan ilmu pendidikan dan kebutuhan pembelajaran abad ke-21. Perubahan utamanya meliputi:

  1. Perubahan Kata Kerja Aktif (Action Words)

    • Kata-kata dalam tingkatan taksonomi diubah dari bentuk kata benda menjadi kata kerja aktif untuk lebih mencerminkan proses berpikir.
    • Contoh: "Pengetahuan" menjadi "Mengingat," "Pemahaman" menjadi "Memahami."
  2. Reorganisasi Hierarki

    • Urutan tingkat berpikir diubah, terutama Evaluasi dan Sintesis (yang diubah menjadi "Menciptakan") bertukar tempat.
    • Tingkatan baru adalah sebagai berikut:
      1. Mengingat (Remembering): Mengingat informasi dasar.
        Contoh: Menyebutkan tanggal penting dalam sejarah.
      2. Memahami (Understanding): Menjelaskan ide atau konsep.
        Contoh: Menafsirkan grafik.
      3. Menerapkan (Applying): Menggunakan informasi dalam situasi nyata.
        Contoh: Menggunakan konsep fisika dalam eksperimen.
      4. Menganalisis (Analyzing): Memisahkan informasi menjadi bagian-bagian kecil untuk memahami struktur atau pola.
        Contoh: Mengidentifikasi tema utama dari suatu teks.
      5. Mengevaluasi (Evaluating): Membuat keputusan berdasarkan bukti atau kriteria.
        Contoh: Menilai kualitas argumen dalam debat.
      6. Menciptakan (Creating): Menggabungkan ide untuk menghasilkan sesuatu yang baru.
        Contoh: Merancang model pembelajaran interaktif.
  3. Dimensi Pengetahuan
    Anderson juga menambahkan dimensi pengetahuan untuk melengkapi tingkatan kognitif:

    • Pengetahuan Faktual: Informasi dasar seperti istilah, definisi.
    • Pengetahuan Konseptual: Hubungan antar konsep atau kategori.
    • Pengetahuan Prosedural: Cara melakukan sesuatu atau langkah-langkah tertentu.
    • Pengetahuan Metakognitif: Kesadaran dan pengaturan proses berpikir sendiri.
Namun, masih ada terjadinya kesalahpahaman terkait taksonomi Bloom ini. Grant Wiggins (2024) menjelaskan sebagai berikut:

1. Tingkat Rendah dan Tingkat Tinggi dalam Taksonomi

Ada anggapan bahwa dua atau tiga tingkat pertama dalam taksonomi melibatkan pemikiran tingkat rendah, sedangkan tiga atau empat tingkat berikutnya mencakup pemikiran tingkat tinggi. Ini tidak sepenuhnya benar.

Tingkat pertama, yaitu "Pengetahuan," memang dianggap sebagai tingkat rendah karena hanya melibatkan kemampuan mengingat informasi. Namun, tingkat kedua, "Pemahaman," sebenarnya membutuhkan proses berpikir yang lebih kompleks. Misalnya, ketika siswa diminta memahami dan menafsirkan ide utama dalam sebuah teks, mereka harus:

  • Menemukan gagasan utama dari komunikasi tertentu.
  • Menyusun hubungan antaride dalam teks.
  • Melampaui sekadar mengulangi bagian-bagian teks untuk memahami makna yang lebih mendalam.

Kemampuan ini membutuhkan penalaran hati-hati, analisis, dan keterampilan interpretasi, yang semuanya adalah bagian dari pemikiran tingkat tinggi.

2. "Applying" Bukan Sekadar Mengikuti Instruksi

Kesalahan lain adalah anggapan bahwa "applying" hanya berarti pembelajaran langsung. Padahal, aplikasi lebih berkaitan dengan penerapan pengetahuan dalam situasi baru tanpa harus diarahkan.

Sebagai contoh, memahami teorema pythagoras tidak hanya berarti dapat mengulang teorema atau rumus perhitungannya, tetapi mampu menggunakannya untuk memecahkan masalah baru. Penerapan memerlukan pemahaman mendalam yang memungkinkan siswa mengidentifikasi prinsip yang relevan dan menggunakannya secara mandiri.

Dalam konteks pembelajaran, ini sering disebut transfer. Transfer adalah kemampuan untuk menggunakan pengetahuan yang diperoleh dalam situasi yang berbeda dari konteks belajar awalnya. Oleh karena itu, tujuan utama pembelajaran adalah mempersiapkan siswa untuk menghadapi tantangan baru dengan kemampuan berpikir yang fleksibel.

3. Kata Kerja dalam Taksonomi Tidak Sama

Ada anggapan bahwa semua kata kerja yang tercantum pada setiap tingkat taksonomi memiliki makna yang serupa. Ini juga tidak benar.

Misalnya, dalam kategori "Pemahaman," terdapat sublevel seperti:

  • Penerjemahan: Mengubah informasi dari satu bentuk ke bentuk lain (misalnya, menjelaskan teks dalam kata-kata sendiri).
  • Penafsiran: Memahami makna mendalam dari informasi (misalnya, menemukan gagasan utama dalam teks).
  • Ekstrapolasi: Membuat kesimpulan atau prediksi berdasarkan informasi yang diberikan.

Setiap sublevel memiliki tingkat kesulitan yang berbeda, dengan "Ekstrapolasi" biasanya membutuhkan kemampuan kognitif yang lebih tinggi.

4. Taksonomi Tidak Hanya Soal "Memahami"

Beberapa orang mengira taksonomi tidak mendukung tujuan "pemahaman" dalam pembelajaran. Padahal, taksonomi justru membantu mendefinisikan berbagai tingkat pemahaman dengan lebih jelas.

Misalnya, seorang guru dapat menggunakan taksonomi untuk menentukan apakah siswa hanya memahami suatu konsep secara dangkal (seperti menerjemahkan) atau memahami lebih dalam (seperti menafsirkan dan menyimpulkan). Dengan demikian, taksonomi memberikan panduan yang lebih terarah dalam mengevaluasi tingkat pemahaman siswa.

5. Taksonomi Bukan Sistem yang Sempurna

Bahkan pencipta taksonomi, Benjamin Bloom, mengakui bahwa sistem ini tidak sepenuhnya sempurna. Ia menyadari bahwa perilaku sederhana dapat digabungkan menjadi perilaku yang lebih kompleks, tetapi bukti untuk mendukung hierarki ini tidak selalu kuat.

Bloom juga mengakui keterbatasan teorinya karena tidak ada satu teori pembelajaran yang dapat menjelaskan semua fenomena pendidikan. Oleh karena itu, muncul versi revisi seperti Taksonomi Anderson dan teori lain seperti Kedalaman Pengetahuan Webb untuk melengkapi kerangka awal ini.

Mengapa Pemahaman Taksonomi Itu Penting?

Salah satu kelemahan dalam penerapan taksonomi adalah penggunaan kata kerja yang sering tidak konsisten atau sembarangan, seperti dalam dokumen Standar Inti Umum. Ketidakjelasan ini membuat pendidik sulit menentukan tingkat ketelitian dalam pembelajaran dan penilaian.

Untuk mengatasi masalah ini, penting bagi guru untuk memahami taksonomi dengan baik dan menerapkannya secara tepat. Dengan begitu, pembelajaran tidak hanya menjadi lebih terarah, tetapi juga mampu menghasilkan siswa yang siap menghadapi tantangan dunia nyata.

Referensi

Grant Wiggins. 2024. 5 Common Misconceptions About Bloom’s Taxonomy

83 Komentar

  1. Nama : Putri Anggraeni
    NPM : 2386206022
    Kelas : VB (PGSD)

    izin menanggapi tentang materi taksonomi di atas pak. Dalam materi taksonomi, sangat penting bagi calon pengajar untuk dapat menguasai konsep dan pemahaman mengenai materi apa yang akan disampaikan oleh mereka. sehingga materi pembelajaran dapat tersampaikan secara efisien tersistematis dan dapat dengan mudah dipahami oleh para siswa yang diharapkan mampu untuk menerapkan seluruh poin yang telah disiapkan.

    BalasHapus
  2. Nama:Elisnawatie
    NPM:2386206069
    Kelas:VD

    izin memberi tanggapan pak,menurut saya taksonomi bukan hanya sekedar alat klasifikasi aja pak tetapi juga panduan yang membantu guru membedakan pemahaman dangkal dengan pemahaman mendalam .hal ini sangat penting agar proses belajar tidak berhenti pada hafalan saja pak melainkan berkembang ke arah berpikir kritis dan refleksi🙏🏻

    BalasHapus
    Balasan
    1. Nama : Desy Olivia Sapitri
      Kelas / Npm : 5D / 2386206087

      saya setuju dengan pendapat elis bahwa taksonomi bukan sekedar alat klasifiasi tetapi, bisa juga menjadi arahan guru untuk merancang pembelajaran efektif dan juga taksonomi meningkatkan kualitas pembelajaran siswa di kelas.

      Hapus
  3. Nama : Nabilah Aqli Rahman
    Kelas : 5D PGSD
    NPM : 2386206125

    Betul Pak, Taksonomi Bloom ini sudah pasti tidak asing di telinga seorang pendidik dan juga calon pendidik. Kami saja di awal semester 5 ini sudah lebih dari satu dosen yang membahasnya. Termasuk Bapak. Kalau menurut saya Taksonomi Bloom ini lebih ke seperti alat bantu untuk merancang pembelajaran secara bertahap. Di mulai dari yang paling mudah (mengingat), sampai yang paling tinggi (mencipta). Dengan memahami ini, pendidik dan calon pendidik bisa membuat tujuan belajar yang jelas, menyusun soal yang bervariasi. Jadi, sangat penting bagi seorang pendidik dan juga calon pendidik untuk mengenal dan menggunakannya dalam merancang pembelajaran

    BalasHapus
    Balasan
    1. Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.
      Halo Nabilah, perkenalkan saya Fauzan Nashrullah Fajar NPM.2386206021 dari kelas 5B PGSD.

      Saya sangat setuju dengan pendapatmu soal Taksonomi Bloom sebagai alat bantu merancang pembelajaran bertahap, Nabilah.

      Pemahaman soal hirarki dari mengingat sampai menciptakan itu krusial. Soalnya, seringkali kita cuma fokus di level paling bawah (mengingat) saat bikin soal atau tujuan, padahal kita harusnya dorong terus sampai ke level tertinggi.

      Tambahan sedikit nih: saya rasa yang paling penting dari Taksonomi Bloom revisi itu adalah mengubah fokusnya. Kita nggak cuma mengingat ilmu, tapi Menciptakannya. Ini yang bikin rancangan pembelajaran kita jadi relevan sama tuntutan kurikulum, di mana siswa harus bisa jadi inovator, bukan cuma penghafal. Makasih ya atas pencerahannya, Nabilah!

      Hapus
  4. Nama: Isdiana Susilowati Ibrahim
    Npm: 2386206058
    Kelas: VB PGSD

    Izin menanggapi pak, dengan materi yang bapak berikan terkait taksonomi bloom ini sangat penting bagi pendidik maupun calon pendidik karena ini membantu pendidik ataupun calon pendidik dalam merancang pembelajaran agar lebih berstruktur. Sebagai calon pendidik ini sangat penting baginya untuk memahami lebih mendalam. Karena dalam taksonomi bloom ini memiliki tingkatan penting yaitu dari C1 sampai C6, jadi sebagai pendidik ataupun calon pendidik harus betul- betul dalam memahami nya karena apabila tingkatkan tersebut sudah diterapkan ke siswa, siswa dapat memahami dengan baik dan dapat tersampaikan 🙏.

    BalasHapus
  5. taksonomi bloom revisi Anderson ini sangat berguna dalam pendidikan terlebih lagi pada guru di Indonesia karena taksonomi bloom ini membantu guru untuk meningkatkan kualitas pembelajaran, mengembangkan pemikiran kritis, lebih meningkatkan pengetahuan siswa, meningkatkan kualitas penilaian agar penilaian tidak sekedar dilihat saja namun ada aspek-aspek nya dan kriteria nya, dan meningkatkan profesionalisme guru dalam melakukan ajar mengajar. dengan memahami dan juga mengaplikasikan taksonomi bloom ini guru akan lebih efektif membantu siswa untuk mencapai tujuan pembelajaran dan meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia ini

    BalasHapus
    Balasan
    1. izin menambah kan identitas saya yang tertinggal pak

      Nama : Andi Nurfika
      NPM : 2386106017
      Kelas : VB PGSD

      Hapus
  6. NAMA: SYAHRUL
    NPM:2386206092
    KELAS:5D

    setelah saya membaca pembahasan di atas,yg bisa saya pahami adalah bahwa taksonomi bloom punya fokus utama yaitu domain kognitif.
    kognitif tersebut di susun dari yang paling dasar sampai yg paling tinggi.
    ada 6 tingkatan seperti
    ​Pengetahuan: Cuma mengingat
    ​Pemahaman: Mengerti apa artinya
    ​Penerapan: Menggunakan pengetahuan itu di dunia nyata
    ​Analisis: Memecah informasi untuk melihat hubungannya
    ​Sintesis: Menciptakan sesuatu yang baru dari bagian-bagian
    ​Evaluasi: Membuat keputusan atau penilaian

    BalasHapus
  7. NAMA: SYAHRUL
    NPM:238626092
    KELAS:5D

    dapat saya simpulkan mengapa taksonomi bloom itu penting
    karena kalau guru dan pembuat kurikulum nggak benar-benar paham arti dari setiap tingkat Taksonomi Bloom misalnya bedanya memahami dengan menganalisis maka tujuan pembelajaran jadi nggak jelas atau nggak konsisten.dan juga gurunya pasti bingung harus ngajarin materi nya sampai mana dan akan susah memberi soal ujian harus yg bagaimana

    BalasHapus
  8. Nama : Oktavia Ramdani
    NPM : 2386206086
    Kelas : 5D

    Materi ini sangat relevan bagi calon guru dan guru , karena menurut saya di kurikulum saat ini , sangat menekankan gimana kita cara berpikir kritis,kreatif, kolaboratif, dan komunikatif, yang sesuai dengan tingkatan taksonomi bloom , dan taksonomi bloom ini dominan ke arah kognitif (pengetahuan,pemahaman,penerapan, analisis,sintesis , dan juga evaluasi) , ternyata taksonomi ini juga memiliki kelemahan , nah kelemahannya itu penggunaan kata kerja yang sering tidak konsisten atau sembarangan .

    BalasHapus
  9. NAMA: DIAS PINASIH
    NPM : 2386206057
    KELAS : 5B PGSD


    terimakasih banyak pak, atas penjelasannya .Dari yang saya pahami taksonomi bloom revisi Anderson ini mejelaskan tentang enam tahapan kemampuan berpikir, mulai dari mengingat, memahami, menerapkan, menganalisis, mengevaluasi sampai mencipta . menurut saya konsep ini bagus banget pak buat diterapkan dalam proses belajar, karena bisa bantu siswa atau mahasiswa berpikir lebih kritis dan kreatif ngak cuman fokus pada hapalan saja pak.

    Kalau boleh syaa kasih saran sedikit pak , mungkin kedepannya bisa ditambahkan contoh penerapan nyata dikelas biar kami paham lebih gampang menghubungkan teori dengan praktik.selain itu tampilan nya ubah menarik,cuman mungkin bisa di lebihh ringkas saja pak sekian terimakasih pak.

    BalasHapus
  10. Nama : Putri Lestari Pinang
    NPM : 2386206081
    Kelas : 5D PGSD

    Mengapa Taksonomi bloom banyak direvisi oleh para ahli padahal teori taksonomi bloom menurut saya sudah cukup akurat. mungkin menurut Anderson 2001 dan Grant Wiggins 2024 belum sempurna, tetapi bagus juga bila banyak pendapat dari para ahli sehingga wawasan lebih luas.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Nama: Rosidah
      Nomor: 2386206034
      Kelas: V B (PGSD)

      Terima kasih atas pendapatnya putri, ijin menanggapi memang taksonomi bloom sudah menjadi dasar yang kuat, namun seperti yang dijelaskan di materi revisi Anderson muncul karena kebutuhan pembelajaran abad ke-21 yang menuntut proses berpikir yang lebih aktif dan fleksibel, selain itu juga ditambahkan dimensi pengetahuan (faktual, konseptual, prosedural, dan metakognitif) seperti yang sudah ada di penjelasan materi. agar pembuatan tujuan pembelajaran lebih terarah dan terukur, jadi revisi bukan berarti teori sebelumnya salah, tetapi lebih kepada penyempurnaan ☺

      Hapus
    2. Nama:Elisnawatie
      Kelas:5D
      NPM:2386206069

      Wahh pertanyaan yang sangat bagus izin menanggapi ya putri menurut saya Taksonomi Bloom memang kuat dan akurat, tetapi dunia pendidikan terus berkembang. Revisi oleh para ahli seperti Anderson (2001) dan Wiggins (2024) bukan untuk merendahkan teori Bloom, melainkan untuk menyesuaikan konsep tersebut dengan kebutuhan pendidikan modern. Dengan begitu, guru bisa punya lebih banyak referensi, lebih fleksibel, dan tidak terjebak dalam satu cara pandang.

      Hapus
  11. Nama : Aprilina awing
    Kelas : 5D PGSD
    NPM : 2386206113

    Ijin menanggapi pak,
    Saya setuju dengan Grant Wiggins yang bilang kalau taksonomi Bloom bukan cuma tentang tingkat rendah dan tingkat tinggi, tapi juga tentang gimana kita memahami dan menerapkan pengetahuan dalam situasi yang berbeda.
    Materi tentang taksonomi Bloom ini menarik banget! Jadi, taksonomi Bloom itu kayak sistem klasifikasi yang bantu pendidik buat ngatur tujuan pembelajaran dan hasil belajar siswa. Dengan memahami taksonomi ini, pendidik bisa merancang pembelajaran yang lebih terstruktur dan efektif.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Nama: Rosidah
      Npm: 2386206034
      Kelas: V B (PGSD)

      Terima kasih Aprilina, saya sependapat dengan kamu, penjelasan Grant Wiggins memang membantu kita melihat bahwa taksonomi bloom bukan sekedar kemampuan berpikir rendah dan tinggi, tetapi juga bagaimana pengetahuan dalam disesuaikan pada situasi yang berbeda secara fleksibel.

      Selain itu materi ini juga terlihat dengan memahami setiap level secara lebih mendalam guru dapat merancang kegiatan pembelajaran lebih variatif, tidak hanya hanya pada kemampuan mengingat, tetapi juga mendorong siswa menganalisis, mengevaluasi, dan bahkan menciptakan sesuatu.

      Hapus
  12. Nama: Stevani
    NPM: (2386206045)
    Kelas: V C PGSD
    Well ketemu materi ini yang kita bahasa minggu lalu, setelah saya baca sendiri menurut saya, Menurut aku, penerapan Taksonomi Bloom revisi Anderson di pendidikan Indonesia itu langkah yang cukup maju. Soalnya, pendekatan ini nggak cuma ngeliat siswa dari seberapa banyak mereka bisa nginget materi, tapi juga seberapa dalam mereka bisa mikir—dari memahami, menerapkan, menganalisis, sampai ke menciptakan sesuatu yang baru. Ini penting banget, apalagi buat ngebentuk siswa yang bisa berpikir mandiri dan nggak cuma nurut sama buku teks. Apalagi dengan revisi dari Anderson, yang lebih nge-highlight proses kognitif, guru jadi punya panduan lebih jelas dalam nyusun tujuan pembelajaran dan penilaian. Tapi ya, tantangannya adalah: gimana caranya bikin semua guru benar-benar ngerti dan bisa pakai taksonomi ini secara nyata di kelas, bukan cuma sekadar teori di dokumen?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Dannn disini muncul pertanyaan di kepala sayaaa,
      Kalau memang pendekatan ini sekuat itu, kenapa di beberapa kelas, siswa masih lebih fokus ke hafalan daripada berpikir kritis? Apakah kita udah bener-bener siap menerapkannya, atau baru di tahap tahu tapi belum benar-benar menjalankan? Gimana caranya menyesuaikan penerapan taksonomi ini di kelas dengan siswa yang kemampuan berpikirnya masih sangat beragam?

      Hapus
  13. Nama : Erlynda Yuna Nurviah
    Kelas : VB PGSD
    Npm : 2386206035

    Baik pak saya izin menaggapi terkait materi tentang taksonomi bloom dalam pendidikan yang digunakan di Indonesia, dari yang saya baca dapat dismpulkan bahwa taksonomi bloom ini merupakan sistem atau rancangan yang membantu pendidik dalam merancang tujuan pembelajaran, kegiatan kelas dan evaluasi pembelajaran yang terstruktur. Taksonomi ini memiliki tujuan yang berfokus ke rahan kognnitif, afektif dan psikomotorik yang menekankan proses belajar aktif bukan pasif. Taksonomi ini penting didalam dunia pendidikan baik untuk guru maupun siswa dikarenakan agar proses belajar menjadi terarah dan memiliki tujuan yang jelas .selain itu siswa dapat memahami pembelajaran dengan bertahap melalui pengetahuan faktual, konseptual, prosedural dan metakognitif ( mampu berpikir sendiri).

    BalasHapus
  14. Nama : Alya Salsabila
    Npm : 2386206062
    Kelas : V C
    Izin menanggapi, setelah saya membaca saya setuju dengan materi yang bapak sampaikan, bahwa taksonomi bloom revisi membantu guru melihat proses berpikir siswa dari tingkat yang paling sederhana sampai ke tingkat yang tertinggi

    BalasHapus
    Balasan
    1. Nama : Alya Salsabila
      Npm : 2386206062
      Kelas : V C
      Izin bertanya ya bapak, bagaimana cara guru membantu siswa agar bisa mencapai kemampuan berpikir tingkat tinggi dalam pembelajaran di kelas? terimakasih

      Hapus
    2. Nama : Isdiana Susilowati Ibrahim
      Npm : 2386206058
      Kelas : VB PGSD

      Baik Pak izin menjawab pertanyaan dari saudari Alya Salsabila, Menurut saya apa kita bisa melakukan dengan beberapa strategi yaitu dengan cara guru dapat merancang tujuan pembelajaran, guru dapat menyusun soal menggunakan kata operasional, agar siswa dapat menganalisis. Selain itu juga dapat menerapkan pembelajaran yang mendorong pengetahuan. Dengan berfokus pada strategi ini sesuai dengan tingkat kognitif, menganalisis mengevaluasi dan menciptakan. Guru dapat membimbing siswa untuk menguasai keterampilan berpikir tingkat tinggi yang siap menghadapi tantangan nyata🙏

      Hapus
  15. Nama : Aprilina Awing
    Kelas : 5D PGSD
    NPM : 2386206113

    Materi tentang taksonomi bloom ini menarik banget saya sering berpikir,bagaimana caranya kita bisa membuat pembelajaran lebih efektif dan terstruktur.Taksonomi Bloom ini seperti sistem klasifikasi yang membantu pendidik buat ngatur tujuan pembelajaran dan hasil belajar siswa. saya suka banget kalau taksonomi Bloom ini bisa membantu siswa mengembangkan kemampuan berpikir kritis dan kreatif. Dengan memahami konsep yang dipelajari,siswa bisa menerapkan dan menganalisi informasi dalam situasi yang berbeda.

    BalasHapus
  16. Nama : Aprilina awing
    Kelas : 5D PGSD
    NPM : 2386206113

    Terimakasih atas materi yang telah disampaikan.
    Ijin bertanya pak, Apa contoh situasi dimana kita harus menggunakan kemampuan berpikr tingkat tinggi untuk memecahkan masalah, dan bagaimana cara kita untuk mengatasinya ?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Nama : Isdiana Susilowati Ibrahim
      Npm : 2386206058
      Kelas : 5B PGSD

      Izin menjawab pak pertanyaan dari saudari April ina Awing, Sabagai calon guru kita menggunakan situasi kemampuan berpikir tinggi ini dimana siswa harus menganalisis, mengevaluasi, dan juga menciptakan solusi, yang bukan hanya sekedar menghafal. Contohnya, saat menyelesaikan soal cerita matematika yang berkaitan dengan pembagian yang adil, dimana siswa perlu memahami situasi, memilih cara yang tepat dan juga bagaimana cara menjelaskan alasannya. Untuk mengatasinya adalah sebagai guru kita membimbing siswa untuk mengurangi kan informasi, membandingkan beberapa kemungkinan jawabanya, dan juga menyusun solusi yang paling tepat yang dimana dapat di pertanggungjawabkan🙏🏻

      Hapus
  17. Pemahaman tentang Taksonomi memang penting untuk dipahami oleh seorang guru dalam menerapkan pembelajaran secara tepat dan terarah.
    Pada uraian di atas saya sangat setuju ketika Taksonomi Bloom ini direvisi oleh Lorin Anderson (2001) iya bersama koleganya merevisi Taksonomi Bloom untuk menyesuaikan dengan perkembangan ilmu pendidikan dan kebutuhan pembelajaran pada abad ke-21.
    Ini merupakan poin yang memiliki arti cukup mendalam karena, pembelajaran bahkan kurikulum kita di Indonesia ini terus berganti dengan tujuan menyesuaikan perubahan zaman dan kemajuan zaman.
    Jadi menurut saya langkah yang diambil oleh Lorin Anderson untuk merevisi Taksonomi Bloom ini sudah tepat, hal ini menurut saya mungkin bertujuan untuk menciptakan siswa itu lebih kritis lagi dalam berpikir, dengan hasil revisi yang telah iya berikan jadi ,siswa yang mengalami penerapan Taksonomi Bloom ini lebih siap untuk menghadapi kehidupan di abad ke-21.

    BalasHapus
  18. Nama: Rosidah
    Nomor: 2386206034
    Kelas: V B (PGSD)

    Terima kasih untuk materi di atas, saya merasa penjelasan diatas mengingatkan bahwa seorang guru perlu menggunakan taksonomi bloom dan Revisinya oleh Anderson, yang seharusnya dilakukan dengan pemahaman, fleksibilitas, dan ketepatan, bukan hanya formalitas dalam penyusunan tujuan pembelajaran. Dengan begitu guru dapat merancang pembelajaran yang lebih bermakna dan relevan dengan perkembangan zaman serta kebutuhan belajar siswa.

    BalasHapus
  19. Nama: Zakky Setiawan
    NPM: ( 2386206066 )
    Kelas: 5C
    Yang dilakukan Lorin Aderson terhadap taksonomi bloom itu sangat bagus, megegaskan kembali dari rancangan Benjamin S Bloom, yang dimana pemahaman saja ga cukup kalau tidak mengingat, funsi mengingat itu supaya apa yang sudah di pahami tidak lupa begitu saja.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Nama: Zakky Setiawan
      NPM: ( 2386206066 )
      Kelas: 5C
      Sedikit menambahkan, yang di lakukan Lorin Aderson sampai mengubah kata pengucapan mungkin karena perkembangan zaman yang dimana orang cukup tau dan tidak paham, maka dari itu si Lorin Aderson ini mengubah kata nya menjadi mengingat supaya pengetahuan yang di dapat bisa dipahami

      Hapus
  20. Nama : Yormatiana Datu Limbong
    Npm : 2386206082
    Kelas : VC Pgsd

    Izin menanggapi pak,Materi tentang Taksonomi Bloom ini sangat menarik banget. Saya jadi lebih paham kenapa sekarang guru lebih fokus ke kata kerja seperti "mengingat" dan "mencipta". Tapi saya masih agak bingung bagaimana menerapkannya kalau waktu belajar dikelas terbatas? apakah semua level dalam taksonomi itu harus di pakai setiap pelajaran atau bisa di sesuaikan dengan kondisi siswa?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Nama : Putri Lestari Pinang
      NPM : 2386206081
      Kelas : 5D PGSD

      Izin menjawab pertanyaan diatas, dalam kondisi waktu belajar yang terbatas, penting untuk memprioritaskan materi yang paling penting dan relevan dengan tujuan pembelajaran. Pastikan siswa memahami konsep dasar sebelum melanjutkan ke level yang lebih tinggi. Pilih aktivitas yang dapat mencapai beberapa tujuan pembelajaran sekaligus. terakhir guru dapat manfaatkan waktu dengan baik, misalnya dengan memberikan tugas yang dapat diselesaikan dalam waktu singkat. Taksonomi dapat digunakan sebagai panduan untuk merancang pembelajaran yang efektif. Namun, tidak perlu menggunakan semua level dalam taksonomi setiap pelajaran. langkah awal guru kenali kemampuan dan kebutuhan siswa untuk menentukan level taksonomi yang sesuai. kemudian sesuaikan level taksonomi dengan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai. Mulai dari level yang lebih rendah dan secara bertahap meningkatkan ke level yang lebih tinggi.
      Dengan begitu, guru dapat menggunakan taksonomi secara efektif dalam pembelajaran, bahkan dengan waktu yang terbatas.

      Hapus
    2. Nama: Ratna Andina
      NPM:2386206074
      Kelas: 5C PGSD

      izin menanggapi ya, dari materi yang dibahas, memang gak semua tingkatan dari taksonomi bloom harus dipakai disetiap pembelajaran. disitu menjelaskan kalau taksonomi bloom itu juga harus disesuaikan dengan kondisi belajar siswa. guru bisa memilih tingkat yang paling cocok, sesuaikan dengan waktu, materi, dan kemampuan siswa. contohnya kalau waktu di kelas terbatas, guru biasanya lebih fokus ke tingkat yang paling penting dulu, misalnya memahami dan menerapkan. tingkat yang lebih tinggi kayak analisis atau mencipta bisa dipakai kalau ada sisa waktu yang cukup atau bisa juga dijadikan tugas proyek. guru tidak wajib memberikan semua tingkatan dalam satu pertemuan, yang penting pembelajaran tetap bermakna.

      Hapus
    3. Nama : Desy Olivia Sapitri
      Kelas / Npm : 5D / 2386206087

      ijin menambahkan ya kak,menurut saya tidak harus semua level Taksonomi Bloom dipakai dalam satu pelajaran dan justru tidak realistis jika waktunya terbatas. Yang penting adalah konsistensi tujuan dan penyesuaian dengan kesiapan siswa. Bloom adalah kerangka berpikir, bukan daftar yang harus dipenuhi setiap kali.
      Guru bisa memilih level mana yang paling relevan bila materi baru dan masih sulit, biasanya cukup sampai level mengingat, memahami dan menerapkan.
      Jika materi sudah dipahami, barulah naik ke menganalisis, mengevaluasi dan mencipta.

      Hapus
  21. Terima kasih, Bapak Penjelasan mengenai pergeseran dari kata benda (Taksonomi Bloom lama) menjadi kata kerja (revisi Anderson) sangat membantu saya memahami bahwa fokusnya sekarang adalah proses kognitif

    BalasHapus
  22. Nama : Dita Ayu Safarila
    NPM : 2386206048
    Kelas : 5C
    Izin menanggapi materi pak.
    Ini bermanfaat bagi saya karna menambah pengetahuan saya tentang taksonomi bloom soalnya saya gak pernah dengar tentang masalah dan pembahasan ini. Berarti taksonomi bloom ini membantu sekali untuk memahami bahwa belajar tidak hanya soal menghafal,dan juga menjelaskan bahwa manusia mempunyai tingkat berpikir yang berbeda,dari mengingat,memahami,menerapkan,menganalisis,mengevaluasi dan mencipta. Dengan revisi Anderson,guru di ajak lebih menekankan proses berpikir siswa bukan hanya hasil akhir.Jadi siswa bisa belajar berpikir kritis dan mandiri.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Tapi juga terlintas di otak saya,bagaimana ya cara guru menerapkan Taksonomi Bloom revisi Andrerson di kelas agar siswa tidak hanya mengahafal pelajaran lewat buku,tapi juga mereka bisa berpikir kritis dan mencipta sesuai dengan kemampuan mereka yang berbeda-beda?

      Hapus
    2. Nama : Alya
      Npm : 2386206062
      Kelas : V C
      Izin menjawab pertanyaan dari Dita ya, menurut saya supaya siswa tidak hanya menghafal, guru bisa menjelaskan taksonomi bloom revisi anderson dengan cara yang dekat dengan kegiatan sehari-hari. Misalnya ya seperti, guru tidak hanya meminta siswa mengingat pelajaran dari buku, tapi juga mengajak mereka memahami maknanya lewat contoh nyata, setelah itu siswa bisa diminta untuk mencoba menerapkan pengetahuan itu dalam situasi yang sederhana, seperti tugas kecil atau permainan belajar.

      guru juga bisa mengajak siswa untuk berpikir kritis dengan menanyakan perbandingan, alasan atau pendapat mereka tentang suatu hal, terus di akhir pembelajaran siswa diberikan kesempatan untuk menciptakan sesuatu dari apa yang mereka pelajari, seperti membuat gambar, karangan dll sesuai dengan kemampuan masing-masing siswa, nah dengan cara itu siswa bisa belajar aktif, berpikir dan berkreasi tanpa merasa terbebani hafalan. Semoga jawabannya membantu ya Dita

      Hapus
  23. Nama:Bella ayu pusdita
    Kelas:5d
    Nim :2386206114

    Taksonomi ini memang menjadi landasan utama bagi guru dan pendidik di indonesia,membuat indikator pencapaian,dan menyusun soal atau asasmen yang terstruktur dari tingkat kognitif rendah hingga tinggi.

    BalasHapus
  24. Nama: Nanda Vika Sari
    Npm: 2386206053
    Kelas: 5B PGSD


    Materi ini cukup penting bagi pendidik dikarenakan membantu merancang pembelajaran yang terstruktur. Revisi Anderson memberitahukan taksonomi lebih releven dengan kebutuhan abad ke-21 melalui penggunaan kata kerja aktif dan penambahan dimensi pengetahuan. Pada taksonomi ini memungkinkan guru menilai kemampuan siswa dengan cara lebih tepat, bukan sekedar dari hafalan, tetapi juga kemampuan dalam memahami, menetapkan, menciptakan, dan lain-lain.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Nama : Juliana Dai
      NPM : 2386206029
      Kelas : V,B

      Hallo Nanda saya izin menanggapi ya, jadi Sanggahan utama terhadap komentar Nanda yang mengatakan Revisi Anderson secara langsung membuat pembelajaran terstruktur dan relevan dengan abad ke-21 adalah bahwa relevansi dan struktur tersebut sangat bergantung pada konsistensi implementasi guru. Materi yang Anda berikan menyoroti bahwa salah satu kelemahan terbesar Taksonomi, yang bahkan diakui oleh penciptanya dan dikritik oleh Wiggins, adalah penggunaan kata kerja yang sering tidak konsisten atau sembarangan. Jika guru tidak secara akurat membedakan kata kerja untuk Memahami (seperti menerjemahkan vs. menafsirkan) atau tidak sengaja salah menempatkan kegiatan di tingkat yang lebih rendah padahal seharusnya tinggi (misalnya, menganggap "menerapkan" hanya sebagai mengikuti instruksi), maka struktur yang dijanjikan Taksonomi akan runtuh.
      Selain itu, meskipun Revisi Anderson menambahkan Dimensi Pengetahuan (Faktual, Konseptual, Prosedural, Metakognitif) yang penting, menganggap revisi ini secara otomatis membuat guru mampu menilai kemampuan siswa secara akurat melampaui hafalan adalah optimisme yang berlebihan. Materi menunjukkan adanya kesalahpahaman tentang Tingkat Rendah dan Tingkat Tinggi. Banyak pendidik keliru mengira bahwa level awal Mengingat dan Memahami adalah pemikiran tingkat rendah, padahal Pemahaman yang sebenarnya membutuhkan analisis dan penalaran yang kompleks. Jika guru gagal memahami bahwa kualitas transfer (penggunaan pengetahuan di situasi baru) adalah penentu keberhasilan Taksonomi, dan hanya berfokus pada daftar kata kerja, maka penilaian mereka akan tetap dangkal. Oleh karena itu, Taksonomi hanya efektif jika pemahaman guru terhadap konsep di baliknya mendalam dan terperinci.

      Hapus
  25. Nama: Hizkia Thiofany
    Kelas: V. A
    Npm: 2386206001

    Terima kasih bapak atas materinya, materi sangat bagus dan penting bagi siswa untuk merancang sebuah pembelajaran lebih menarik disini siswa diajarkan untuk mengingat konteks kalimat ajakan dan perintah yang beri kan oleh guru di mana siswa menganalisis sebuah pembelajaran tersebut dan meciptakan sesuatu.

    BalasHapus
  26. Nama : Maria Ritna Tati
    NPM : 2386206009
    Kelas : 5A PGSD

    Taksonomi sangatlah penting diterapkan untuk membantu perumusan tujuan pembelajaran yang jelas dan terukur dalam kurikulum.dari yang saya baca tentang taksonomi bloom(Anderson) dalam Pendidikan di Indonesia dan penyempurnaan taksonomi yang dibuat untuk lebih menekankan proses pembelajaran yang aktif dan relevan dengan perkembangan ilmu pendidikan.taksonomi yang sudah di revisi mengubah kata benda menjadi kata kerja aktif,dan menggabungkan sehingga terciptanya sebuah ide-ide(creating).memberi panduan dalam metode pembelajaran,pengembangan evaluasi,serta pembentukan karater,nilai,dan keterampulan yang relevan.taksonomi bloom revisi anderson sangat penting dalam pendidikan di Indonesia untuk mendukung proses pembelajaran yang tidak hanya menguasai pengetahuan tetapi juga dapat mengasah keterampilan berpikir tingkat serta juga membentuk karakter peserta didik.

    BalasHapus
  27. nama : kornelia sumiaty
    npm : 2386206059
    kelas : 5B PGSD

    Materi ini sangat mencerahkan. Selain menjelaskan evolusi penting dari Taksonomi Bloom (1956) ke Revisi Anderson (2001)—terutama perubahan dari kata benda ke kata kerja aktif dan "Menciptakan" sebagai puncak baru—poin utamanya justru ada pada koreksi kesalahpahaman umum.

    Dua hal terpenting yang sering salah dipahami pendidik adalah:

    "Memahami" (C2) bukanlah low-order thinking. Seperti yang dijelaskan Wiggins, kemampuan menafsirkan dan menyimpulkan ide pokok sudah membutuhkan pemikiran tingkat tinggi.

    "Menerapkan" (C3) bukan sekadar mengikuti rumus atau instruksi, melainkan kemampuan transfer pengetahuan untuk memecahkan masalah di situasi yang baru dan berbeda.

    Intinya, artikel ini mengingatkan kita bahwa taksonomi bukanlah sekadar daftar kata kerja operasional (KKO) untuk RPP, tetapi panduan untuk mengukur kedalaman pemikiran siswa secara tepat.

    BalasHapus
  28. Pemahaman seorang guru mengenai Taksonomi Bloom dan menerapkan secara tepat itu sangat penting, mampu membuat pembelajaran itu terarah dan bisa mencapai tujuan pembelajaran. Sehingga bisa meningkatkan kualitas pembelajaran

    BalasHapus
    Balasan
    1. Nama:Elisnawatie
      NPM:2386206069
      Kelas:5D

      Izin menambahkan tanggapan dari Lidia ya
      Pemahaman yang mendalam oleh guru mengenai Taksonomi Bloom serta penerapannya secara tepat dalam proses pembelajaran merupakan faktor krusial dalam menciptakan pembelajaran yang terstruktur dan bermakna. Dengan menggunakan taksonomi ini, guru dapat merancang tujuan pembelajaran yang jelas, menentukan strategi pengajaran yang sesuai, dan melakukan penilaian yang relevan. Hal ini tidak hanya membantu siswa mencapai kompetensi yang diharapkan, tetapi juga berperan dalam meningkatkan kualitas dan efektivitas pembelajaran secara keseluruhan.

      Hapus
  29. Nama: Maya Apriyani
    Npm: 2386206013
    Kelas: V.A

    Terima kasih atas penjelasannya Pak, Taksonomi Bloom ini sangat penting untuk dipahami dan dimengerti oleh guru maupun calon pendidik yang di mana melalui Taksonomi Bloom kita mampu merancang pembelajaran, dan sebagai alat ukur kita kepada siswa dalam proses pembelajaran.
    Yang di mana dalam Taksonomi Bloom itu ada mulai dari mengingat, memahami, menerapkan, menganalisis, mengevaluasi dan mencipta.
    Yang di mana dalam Taksonomi Bloom ini dibedakan menjadi dua tingkat yaitu kemampuan berpikir tingkat rendah dan kemampuan berpikir tingkat tinggi tinggi.
    Terima kasih

    BalasHapus
  30. Nama: Imelda Rizky Putri
    Npm: 2386206024
    Kelas:5B

    Materi ini sangat penting karena memberi pendekatan pada era modern dalam merumuskan tujuan pembelajaran, tidak hanya berfokus pada kemampuan berfikir tetapi juga pada proses kognitif. Ada 6 proses kognitif:
    1. Mengingat
    2. Memahami
    3. Menerapkan
    4. Menganalisis
    5. Mengevalusia
    6. Menciptakan
    Materi ini sangat bermanfaat bagi pendidik untuk meningkatkan kualitas belajar lebih bermakna.

    BalasHapus
  31. nama: Sitti Fatimatus Zehroh
    npm: 2386206020
    prodi/kelas: PGSD 5A

    sebelumnya izin menanggapi pak, saya sangat setuju dengan ulasan yang bapak berikan mengenai pendidik atau pun calon pendidik yang tidak asing dengan mendengar nama taksonomi bloom ini. di semester 5 ini saya baru belajar mengetahui "apa itu taksonomi bloom?", walau sistem ini dianggap kurang sempurna, tetapi taksonomi bloom ini sangat membantu guru dalam mengorganisasikan tujuan pembelajaran atau hasil belajar siswa, yang dimana disitu terbagi menjadi tiga domain utama yaitu kognitif yang berkaitan dengan pengetahuan, afektif berkaitan dengan sikap, juga psikomotorik yang berkaitan dengan keterampilan fisik.

    BalasHapus
  32. nama: Sitti Fatimatus Zehroh
    npm: 2386206020
    prodi/kelas: PGSD 5A

    pada sistem revisi taksonomi ini, selain penting untuk pendidik dalam mengorganisasikan tujuan pembelajaran ternyata juga penting dan sangat membantu peserta didik dalam pembelajaran di kelas, karena menurut saya sistem ini proses pembelajarannya lebih jelas, bertahap, juga terarah, kemudian dapat membantu siswa lebih memahami materi lebih mendalam karena disitu dia tidak hanya di ajarkan menghafal tetapi juga memahami, menerapkan, menganalisis, mengevaluasi, juga menciptakan, sebagaimana yang tercantum pada urutan tingkat berfikir dalam revisi taksonomi bloom, juga yang tidak kalah penting sistem ini sangat membantu siswa dalam menghadapi kehidupan dunia nyata.

    BalasHapus
  33. Nama: Nur Aulia Miftahul Jannah
    NPM: 2386206085
    Kelas: 5D PGSD

    Saya baru aja kenal yang namanya taksonomi bloom ini. Saya kenalnya itu waktu mata kuliah Bu Gamar di pertemuan awal awal pas Ibunya jelasin ranah ranah penilaian di semester ini. Dan munculah taksonomi bloom yang ternyata juga ada anakan barunya yaitu taksonomi bloom revisi anderson. Waktu saya nyimak Bu Gamar jelasin ini, saya langsung spechless pak karena guru bener bener seteliti itu loh dalam menyiapkan pembelajaran. Karena sampe ada piramid untuk acuan tujuan pembelajaran itu tu ga cuman asal ngajar.~~~

    (82)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Nama: Nur Aulia Miftahul Jannah
      NPM: 2386206085
      Kelas: 5D PGSD

      Waktu di mata kuliah Bu Gamar juga udah dikenalin bahwa taksonomi rev anderson ini ada enam tingkatan bentuknya itu kayak piramid yang semakin tinggi semakin runcing. Waktu Bu Gamar jelasin masing masing contoh soalnya juga saya paham pak. Terus habis dari dicontohkan kita bikin contoh sendiri lagi juga masih cukup ngerti. Eh, tapi pas UTS kemarin saya ada yang kebolak balik pak ngecocokin contoh soal sama level kognitifnya. ~~~

      (83)

      Hapus
    2. Nama: Nur Aulia Miftahul Jannah
      NPM:2386206085
      Kelas: 5D PGSD

      Padahal saya belajar kok, saya ulang ulang baca baca materi Bu Gamar dari pertemuan 1-7 yang dishare Ibu. Nah, waktu pulangnya saya ceritalah di rumah gimana UTS nya hari itu. Saya bilang Alhamdulillah lulus kak, pak, tapi ada soal yang kebolak balik tentang contoh soal sama level kognitif ini. Baru kakak saya yang juga seorang guru bilang bahwa “iya nentuinnya emang agak susah yak, karna itu subjektif tergantung pada yang ngeliatnya”. ~~~

      (84)

      Hapus
    3. Nama: Nur Aulia Miftahul Jannah
      NPM: 2386206085
      Kelas: 5D PGSD

      Baru saya bilang lagi, “pantesan waktu iyak baca soal itu sepemahaman iyak masuknya di evaluasi ternyata masuknya di soal analisis, dan soal lain lagi yang benernya itu menerapkan kok tapi iyak pahamnya itu kayak soal evaluasi, terus gimana dong kak jadinya” saya bilang gitu. Terus kakak saya bilang “yaudah itu kamu sama dosen mu harus selaras sudut pandangnya”. “ Kamu harus sering sering nanya ke beliau biar pemahaman mu tentang level level kognitif itu sama dengan beliau”, gitu katanya. Menurut saya bener sih pak dialog saya sama kakak saya waktu itu. ~~~

      (85)

      Hapus
    4. Nama: Nur Aulia Miftahul Jannah
      NPM: 2386206085
      Kelas: 5D PGSD

      Terlebih memang dari enam level kognitif itu banyak banget kata kerja yang bisa aja sebenernya nyambung ke beberapa level ga cuman satu level aja. Karena waktu saya belajar sebelum UTS tu kan pak, saya search juga kata kerja lain yang bisa nyambung sama level level kognitif itu sesuai sama levelnya. Dan saya liat banyaaaaak banget kata kerja yang sama, dan saya ngerasanya sebenernya ga harus masuk di satu level aja tapi bisa masuk ke beberapa jadi waktu itu saya bingung. Jadi emang perlu sepaham biar sepakat untuk menilai suatu level kognitfnya.~~~

      (86)

      Hapus
    5. Nama: Nur Aulia Miftahul Jannah
      NPM: 2386206085
      Kelas: 5D PGSD

      Dan kalau disambungkan yang saya alami dengan konteks yang bapak kasih tau itu bahwa tingkat rendah dan tingkar tinggi itu sebnernya ga sepenuhnya benar. Karena kalau kita lihat lebih dalam, misalkan untuk level applying yang dikategorikan tingkat rendah. Bisa aja di dalam proses menerapkan itu harus ada proses menganalisa, menilai baru bisa ia terapkan. Dan yang baru ngehnya lagi kata bapak diatas bahwa setiap level kognitif itu akan dipecah lagi menjadi pecahan pecahan level tersbut yang lebih dalam atau detail. Semoga kita semua adalah calon pendidik yang hebat dan keren ya. Belajar jadi guru ga mudah loh, harus serba bisa, serba tau, serba paham, ga cuman dari pelajarannya aja tapi dari yang kaya gini kaya gini jugaa.

      (87)

      Hapus
  34. Nama : Miftahul hasanah
    kelas : 5C
    NPM : 2386206040

    Izin bertanya, Pak. Saya jadi agak bingung soal bagian “pemahaman sebagai proses berpikir tingkat tinggi”. Soalnya selama ini saya selalu dengar kalau memahami itu masuk kategori rendah. Nah, kalau ternyata memahami bisa punya tingkat kesulitan yang berbeda-beda, gimana cara kita sebagai calon guru nanti membedakan mana pemahaman yang masih dangkal dan mana yang sudah masuk ke tingkat tinggi? Apakah ada contoh yang sederhana biar kami nggak salah menilai saat menyusun tujuan pembelajaran?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Nama: Maya Apriyani
      Npm: 2386206013
      Kelas: V.A

      Izin menjawab pertanyaan dari saudari Miftahul hasanah yaitu Bagaimana cara kita sebagai calon guru nanti membedakan mana pemahaman yang masih dangkal dan yang mana pemahaman sudah tinggi apakah ada contoh yang sederhana biar kami nggak salah menilai Pada saat menyusun tujuan pembelajaran?
      Menurut pendapat saya kita dapat melihat bahwa pemahaman siswa itu masih dangkal ketika mereka hanya berpatokan kepada apa yang mereka hafalkan, kemudian belum bisa mendalami apa sih kaitan antara satu hal dengan yang lainnya, dan siswa hanya bisa mengulangi apa yang dikatakan oleh guru, Dan hanya bisa menjawab pertanyaan-pertanyaan yang Dasar aja belum bisa menjawab pertanyaan menjelaskan secara rinci seperti Mengapa, Bagaimana, sebab akibat.
      Nah sedangkan apabila siswa ini sudah memiliki pemahaman yang mempunyai tingkat pemahaman yang tinggi siswa itu dapat mengerti mengapa sesuatu hal itu dapat terjadi, kemudian mereka dapat menjelaskan hal tersebut dengan bahasa mereka sendiri, kemudian tentunya mereka dapat mengerti Wah ternyata ini nih implementasinya di dalam kehidupan sehari-hari.
      Nah menurut saya dari hal ini tentunya kita dapat melihat perbedaan yang jelas Apakah siswa ini sudah memiliki pemahaman yang cukup tinggi atau masih pada pemahaman dasar

      Hapus
    2. Nama: Maya Apriyani
      Npm: 2386206013
      kelas: V.A

      Contoh pembelajaran yang saya ambil yaitu misalnya pada saat kita belajar tentang Pancasila.
      Pada pemahaman tingkat rendah siswa itu diberikan soal misalnya Sebutkan lambang Pancasila, nah siswa itu hanya mengetahui lambang-lambangnya karena mereka menghafalkannya.
      Tetapi pada pemahaman tingkat tinggi siswa itu bukan hanya mengetahui tapi juga memahami misalnya apa bentuk implementasi dari lambang sila Bintang, kemudian siswa diminta untuk memberikan contoh Apa sih yang termasuk dalam penerapan sila bintang ini dalam kehidupan sehari-hari.
      Terima kasih

      Hapus
  35. Nama:Erfina Feren Heldiana
    kelas:5c
    npm:2386206065

    Izin bertanya, Pak. Dari penjelasan tentang Taksonomi Bloom Revisi Anderson ini, apakah sebenarnya guru di sekolah sudah benar-benar menerapkannya sesuai tingkatannya? Soalnya di lapangan sering terasa pembelajaran masih fokus ke hafalan saja, bukan ke kemampuan menganalisis atau menciptakan. Apakah ini karena kurang pemahaman guru, atau karena sistem sekolahnya sendiri yang belum mendukung?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Nama: Maya Apriyani
      Npm: 2386206013
      kelas: V.A

      Izin menjawab pertanyaan dari Erfina Feren yaitu melalui penjelasan Taksonomi Bloom Apakah sebenarnya guru di sekolah sudah benar-benar menerapkan sesuai tingkatnya Soalnya di lapangan sering terasa pembelajaran Masih fokus kehapalan aja bukan ke kemampuan menganalisa menganalisis atau mencipta Apakah ini kurang pemahaman guru atau karena sistem sekolahnya sendiri yang belum mendukung?
      Menurut pendapat saya Menurut pendapat saya Guru itu sebenarnya sudah menerapkan sesuai tingkatnya guru sudah menerapkan sesuai tingkatnya namun tidak semua guru melakukan hal tersebut.
      Di sini saudari menanyakan apakah itu faktor dari kekurangan pemahaman guru atau karena sistem sekolah yang belum mendukung?
      Menurut pendapat saya sesuai dengan yang terjadi di lapangan dua faktor ini mempengaruhi hal tersebut
      1. karena kurangnya pemahaman guru. Yang di mana Menurut saya Guru itu terbiasa dengan metode belajar yang hanya menghafal dan ceramah saja, hal ini sudah menjadi kebiasaan mereka dan susah untuk keluar dari hal tersebut, Dan juga menurut saya mengalami kesusahan dalam merancang pembelajaran seperti ini, Dan tentunya juga menurut saya ini kurangnya pelatihan yang diberikan kepada guru-guru.2. Yang kedua itu faktor dari sistem sekolahnya yang belum mendukung.
      Tentunya dalam merancang pembelajaran seperti ini tuh membutuhkan waktu yang sangat lama, dan juga pasti membutuhkan bahan-bahan pembelajaran yang cukup banyak mungkin sekolah ini tuh kekurangan dana untuk hal tersebut.
      Terima kasih

      Hapus
  36. Nama: Maya Apriyani
    Npm: 2386206013
    kelas: V.A

    Saya izin bertanya yang di mana dalam Taksonomi Bloom revisi ini siswa itu diminta untuk mengingat memahami menerapkan menganalisis mengevaluasi dan mencipta. Tentunya di mana Di setiap kelas itu tidak semua siswa itu memiliki tingkat pemahaman yang sama, pertanyaan saya tindakan apa yang dilakukan oleh guru apabila kita melihat nih bahwa siswa kita ini tidak mampu menguasai 6 poin ini? Apakah dengan mereka mengetahui hanya salah satu poin dalam Taksonomi Bloom ini mereka sudah dinyatakan berhasil dari hal ini?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Nama : Maria Ritna Tati
      NPM :2386206009
      Kelas : V A PGSD

      Izin menjawab ya maya menurut saya tindakan yang dapat dilakukan guru untuk siswa yang tidak mampu menguasai 6 point mungkin guru bisa melakukan diferensiasi Pembelajaran guru menyesuaikan metode sesuai kebutuhan siswa kelompok cepat diberi tugas analisis,evaluasi,mencipta. kelompok berkembang diberi pendampingan pada memahami menerapkan.kemudian guru juga bisa melakukan remedial dan pengayaan
      remedial untuk siswa yang belum mencapai level minimal pengayaan untuk yang sudah lebih tinggi. lalau gutu memberikan secara bertahap, memberi penopang belajar guru memberi dukungan seperti contoh, panduan langkah, pertanyaan pemicu, sebelum akhirnya di beri tugas mandiri.lalu yang dengan Penilaian Formatif guru sering mengevaluasi untuk melihat kesulitan siswa, bukan hanya penilaian akhir.serta yang dapat guru lakaukan untuk siswa yang tidak mampu menguasai 6 pain ini adalah guru membuat pembelajaran variasi metode dan Media seperti diskusi, eksperimen, simulasi, proyek, video pembelajaran sehingga membuat siswa lebih aktif dan terlibat.

      Hapus
    2. tambahan lagi tadi maya juga bertanya tentang apakah dengan mereka mengetahui hanya salah satu poinnya dalam taksonomi bloom ini mereka sudah dinyatakan berhasil? izin menjawab menurut saya jawabannya Tidak karena Keberhasilan ideal dalam pembelajaran bukan hanya menguasai satu point saja, tetapi berkembang secara bertahap ke point berikutnya.namun setiap siswa memiliki kecepatan belajar yang berbeda, sehingga keberhasilan sementara dapat diakui bila siswa menguasai target minimal yang ditetapkan pada point tertentu sesuai KKM atau standar pembelajaran.Jika tujuan pembelajaran baru sampai di point Memahami, maka siswa yang sudah mampu menjelaskan kembali materi sudah dianggap berhasil.kemudian baru setelah itu dinaikkan menuju Menerapkan, Menganalisis, dan seterusnya.
      Jadi, menguasai satu level saja belum berarti berhasil secara keseluruhan, tetapi dapat dianggap berhasil pada tahap perkembangan tertentu.

      itu jawaban dari saya saudari maya.

      Hapus
    3. halo maya saya Izin menjawab yaaa, jadii jawabannya tidak. didalam satu kali pembelajaran, tidak sesuai/nyata mengharap semua siswa bisa menguasai seluruh tingkat mengingat, memahami, dan menganalisis. semoga jawabannya cukup membantu yaaa😊

      Hapus
  37. Izin menanggapi terkait materi ini bapak, materi tersebut memberikan pandangan gambaran tentang pentingnya taksonomi dalam pendidikan. Khususnya taksonomi blom. Penjelasan ini sangat relevan bagi pendidik maupun calon pendidik karena menunjukkan perkembangan konsep pembelajaran dari masa ke masa. adapun beberapa point yaitu, mengingat kan bahwasannya taksonomi blom pondasi dalam pendidikan.

    BalasHapus
  38. materi tersebut menekankan bahwa pelajaran yang baik harus di rancang dengan tujuan yang jelas, sehingga guru tidak hanya mengajar akan tetapi juga membangun kemampuan berpikir yang lebih tinggi ke peserta didik. Materi ini sangat tepat tentang taksonomi blom dan isinya. Didalam materi ini guru diperkenalkan dengan menggunakan taksonomi supaya pembelajaran lebih terarah , sesuai dengan kebutuhan belajar siswa.

    BalasHapus
  39. menurut pandangan saya tentang materi ini, dimensi pengetahuan yang telah di kemukakan oleh anderson ini sebetulnya membuat taksonomi blom menjadi lebih relevan dengan kebutuhan pembelajaran saat ini. Dengan terbentuknya empat jenis pengetahuan , faktual, konseptual,prosuder, dan metakognitif, guru jadi gampang memahami bahwasannya belajar bukan hanya tentang mengingat informasi tetapi menghubungkan konsep.

    BalasHapus
  40. Secara keseluruhan nya, materi ini sangat relevan untuk dipahami oleh setiap pendidik, karena sadar menyusun tujuan pembelajaran yang efektif dan memastikan bahwasannya belajar berjalan sesuai dengan tahap perkembangan kognitif peserta didik.

    BalasHapus
  41. Nama : Naida Dwi Nur Herlianawati
    Kelas : 5 B
    Npm : 2386206042

    setuju pak, Taksonomi Bloom (dan revisinya) sangat penting karena membantu guru memastikan bahwa siswa tidak hanya menghafal, tetapi juga benar-benar memahami, menganalisis, dan mampu menggunakan (mentransfer) pengetahuan mereka untuk menciptakan hal baru atau memecahkan masalah di dunia nyata.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Nama : Juliana Dai
      NPM : 2386206029
      Kelas : V,B

      Izin menyangga ya Naida, jadi meskipun Taksonomi Revisi Anderson memang memberikan kerangka kerja yang jelas untuk mencapai level kognitif tinggi (Menganalisis, Mengevaluasi, Menciptakan), kenyataannya adalah implementasi di lapangan sering kali tidak konsisten. Materi yang Bapak berikan sebelumnya juga menyoroti adanya kesalahpahaman umum, misalnya anggapan bahwa beberapa tingkat pertama (Mengingat dan Memahami) hanya melibatkan pemikiran tingkat rendah, padahal Pemahaman yang mendalam saja sudah membutuhkan penalaran, analisis, dan interpretasi yang kompleks. Selain itu, masalah utama lainnya yang diakui dalam materi adalah penggunaan kata kerja operasional yang sering tidak konsisten atau serampangan oleh pendidik, yang membuat sulit untuk menentukan tingkat ketelitian yang tepat dalam penilaian dan pembelajaran.

      Oleh karena itu, meskipun Taksonomi secara teoretis mendukung transfer dan penciptaan solusi masalah nyata, hal itu tidak otomatis terjadi hanya dengan menggunakannya. Kunci sebenarnya terletak pada pemahaman guru terhadap Dimensi Pengetahuan (Faktual, Konseptual, Prosedural, Metakognitif) yang ditambahkan Anderson, dan kemampuan guru untuk merancang aktivitas yang menuntut siswa benar-benar melakukan transfer (menggunakan pengetahuan di konteks baru tanpa diarahkan). Jika guru hanya berfokus pada kata kerja tanpa memperhatikan kedalaman konten dan konteks aplikasinya (misalnya, hanya meminta siswa "menerapkan" rumus yang sudah jelas), maka proses berpikir siswa akan tetap dangkal dan tujuan Taksonomi untuk menghasilkan pemikir tingkat tinggi (HOTS) pun gagal tercapai.

      Hapus
  42. Nama : Jossen
    Kelas : 5D PGSD
    NPM : 2386206078

    Jadi menurut saya, revisi Anderson yang mengubah kategori menjadi kata kerja aktif (Remembering, Understanding, Applying, Analyzing, Evaluating, Creating) sangat membantu dalam merancang prompt dan tugas yang harus saya lakukan. Fokus pada action words ini membuat tujuan pembelajaran menjadi lebih operasional dan terukur, sejalan dengan prinsip-prinsip desain instruksional modern.

    BalasHapus
  43. Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

    Halo teman-teman, perkenalkan saya Fauzan Nashrullah Fajar dari kelas 5B PGSD dengan NPM 2386206021.

    Materi tentang Taksonomi Bloom yang direvisi oleh Anderson itu penting banget buat kita, lho. Jujur deh, masih banyak kan dari teman-teman yang masih salah paham soal tingkatannya. Walaupun revisi tahun 2001 itu sudah datang buat lebih menyempurnakan nya lagi.

    Seperti soal perubahan nama levelnya. Dulu kan namanya kayak Pengetahuan atau Pemahaman. Sekarang diganti jadi kata kerja, kayak Mengingat atau Memahami. Kenapa coba? Biar kita fokus ke aksi yang dilakukan murid. Ini tih sudah sangat membantu kita untuk memahami maksud sebenarnya dari tingkatannya.

    Intinya tuh teman-teman, kita harus banget pakai Taksonomi Bloom versi revisi ini buat panduan kita dalam membuat soal atau menyusun kegiatan belajar. Kita juga harus benar-benar paham dan menguasai taksonomi ini. agar tujuan mengajar kita bisa nyambung sama tuntutan pendidikan.

    BalasHapus
  44. Taksonomi bloom revisi Anderson (dkk), memang memiliki dampak yang besar bagi pendidikan di Indonesia
    Setiap sekolah yang menerapkan taksonomi bloom revisi ini benar-benar mengajarkan kepada siswa untuk tidak hanya menelan mentah-mentah segala materi yang telah disampaikan atau segala pembelajaran yang telah disampaikan oleh para guru. Peserta didik setelah menerima pembelajaran dan memahaminya mereka akan melewati tahapan-tahapan selanjutnya, misalnya setelah memahami suatu pembelajaran peserta didik diharapkan bisa menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari ,terus setelah menerapkan peserta didik menganalisis tuh memecah kegiatan-kegiatan sehari-hari tadi menjadi bagian-bagian kecil untuk memahami tahapan-tahapan atau struktur yang ada, selain itu peserta didik bahkan mengevaluasi kegiatan-kegiatan yang telah mereka jalankan bahkan ketika kita menerapkan Taksonomi Bloom dengan didampingi oleh model pembelajaran seperti PJBL peserta didik diharapkan dapat menciptakan sesuatu, dapat membuat karya atau ciptaan dari dirinya sendiri.
    Jadi saya sangat setuju sekali dengan revisi Taksonomi Bloom ini
    Kalau teman-teman yang selalu setia membaca uraian pada laman buyaadin.com gimana??

    BalasHapus
  45. Nama : Isdiana Susilowati Ibrahim
    Kelas : VB PGSD
    Npm : 2386206058

    Baik Pak saya izin menggapi materi ini, setelah membaca kembali. Menurut saya, pembelajaran dengan menggunakan taksonomi Bloom itu memang sangat penting untuk membentuk calon pendidik yang lebih terstruktur dalam menyampaikan materi ke siswa. Taksonomi ini membantu kita sebagai pendidik untuk bisa mengidentifikasi level pemahaman siswa dan menyesuaikan cara mengajar sesuai dengan tingkatan kemampuan mereka. Dengan memahami taksonomi Bloom, kita bisa lebih mudah menentukan metode yang tepat agar siswa tidak hanya paham, tapi juga bisa mengingat dan menerapkan materi yang sudah diajarkan. Sehingga, hasil belajar siswa menjadi lebih maksimal dan terukur🙏🏻.

    BalasHapus
  46. Kembali membaca ulang tentang materi taksonomi bloom revisi Anderson dkk.
    Materi ini sangat menarik untuk para calon pendidik seperti saya dalam mendalami kembali tentang taksonomi bloom ini.
    Sebagai calon pendidik kita benar-benar harus menguasai taksonomi bloom ini dikarenakan taksonomi bloom ini diterapkan dalam dunia pendidikan di Indonesia.
    Pembahasan tentang taksonomi bloom ternyata membagi tujuan pembelajaran menjadi 3 domain utama yaitu kognitif ,afektif ,dan psikomotorik, namun walaupun ada tiga tujuan pembelajaran utama dari taksonomi bloom pada laman ini menguraikan bahwa fokus utama dari taksonomi bloom adalah domain ke bagian kognitif yaitu berkaitan dengan pengetahuan dan pemikiran.
    Ini valid ketika kita melihat dari 6 tingkatan yang telah disusun secara hirarkis dalam taksonomi bloom yaitu ada mengingat ,memahami ,menerapkan ,menganalisis, mengevaluasi ,dan juga mencipta.
    Ketika kita melihat 6 tingkatan berpikir yang disusun secara hirarkis dalam taksonomi belum pastinya kita juga akan memahami fokus utama taksonomi bloom ini sangat besar pada bagian kognitif untuk melatih peserta didik tentang bagaimana mengetahui dan juga melatih pemikiran mereka tentang pembelajaran yang telah dilangsungkan.
    Menurut saya melalui 6 tingkatan berpikir yang telah disusun dalam taksonomi bloom ini dapat membantu keefektifan sistem pembelajaran di Indonesia dengan mengorganisasi tujuan pembelajaran ,keterampilan, dan hasil belajar ke dalam kategori yang sistematis dan hierarkis.
    Selain itu juga taksonomi bloom ini membantu para pendidik, guru-guru di sekolah dalam merancang ,mengimplementasikan ,dan mengevaluasi pembelajaran secara struktur ..

    BalasHapus
  47. Nama : Reslinda
    Kelas : 5C Pgsd
    Npm : 2386206067

    Baik Pak, menurut saya artikel ini jelas banget menjelaskan bagaimana taksonomi Bloom versi revisi Anderson dipakai dalam pendidikan kita. Pembagian levelnya bikin kita lebih mudah memahami proses belajar siswa, mulai dari mengingat sampai mencipta. Artikel ini juga ngingetin bahwa perlu merancang pembelajaran yang nggak cuma fokus di hafalan, tapi juga mendorong siswa berpikir lebih kritis dan kreatif. Jadi, konsepnya memang penting banget buat dipahami calon pendidik seperti kita.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Pertanyaan saya, bagaimana cara guru memastikan bahwa semua level dalam Taksonomi Bloom Revisi Anderson bisa tercapai dalam satu proses pembelajaran tanpa membuat siswa kewalahan?

      Hapus
    2. Nama : Isdiana Susilowati Ibrahim
      Npm : 2386206058
      Kelas : VB PGSD

      Hallo reslinda izin menjawabyh. Menurut aku, supaya semua level dalam Taksonomi Bloom Revisi Anderson bisa tercapai tanpa bikin siswa kewalahan, guru perlu nyusun proses belajarnya secara bertahap. Nggak harus semua level diselesaikan dalam satu kali pertemuan, tapi dibuat mengalir dari yang paling sederhana dulu, seperti mengingat dan memahami, lalu pelan-pelan naik ke tahap menerapkan, menganalisis, mengevaluasi, sampai akhirnya mencipta. Kalau kegiatan belajarnya dirancang saling nyambung, siswa jadi nggak merasa loncat-loncat atau terbebani. Jadi menurut aku, kuncinya bukan memaksa semua level langsung tercapai sekaligus, tapi bagaimana gurunya mengatur alur pembelajaran yang progresif dan nyaman buat siswa, tapi tetap menantang.

      Terimakasih😊

      Hapus
  48. Nama : Juliana Dai
    NPM : 2386206029
    Kelas : V,B

    Menurut saya, materi yang Bapak berikan tentang Taksonomi Bloom ini keren banget dan lengkap. Saya suka karena tidak hanya bahas yang versi lama (1956) tapi langsung fokus ke revisi Anderson (2001) yang memang dipakai di dunia pendidikan sekarang, termasuk di Indonesia. Poin utamanya adalah Taksonomi ini bukan sekadar urutan menghafal, tapi alat bantu buat guru biar tahu seberapa dalam siswa itu berpikir, dari yang hanya ingat-ingat fakta sampai bisa bikin sesuatu yang baru. Jadi, taksonomi ini penting banget karena membantu kita merancang pelajaran dan ujian supaya hasilnya nyambung dengan kebutuhan zaman sekarang, yang menuntut siswa harus bisa berpikir kritis, kreatif, dan jadi pemecah masalah.

    Kaitan Taksonomi ini dengan pendidikan sekarang, seperti Kurikulum Merdeka, itu pas banget. Di zaman sekarang, kita kan tidak mau siswa cuma pintar di buku, tapi harus bisa survive dan beradaptasi. Tingkatan berpikir yang tinggi, seperti Menganalisis, Mengevaluasi, dan Menciptakan, itulah yang melatih keterampilan abad ke-21 yang kita butuhkan. Makanya, penting bagi guru untuk paham betul, bahwa memahami itu bukan cuma bisa mengulang kata-kata guru, tapi bisa menafsirkan dan menggunakan ilmunya di situasi baru (ini yang disebut transfer). Dengan begitu, pendidikan kita bisa benar-benar menghasilkan lulusan yang siap kerja dan siap hadapi tantangan di luar sekolah.

    BalasHapus
  49. Nama : Juliana Dai
    NPM : 2386206029
    Kelas : V,B

    Satu hal lagi yang perlu digarisbawahi dari materi ini adalah pengakuan bahwa Taksonomi Bloom bukanlah sistem yang sempurna, bahkan diakui oleh penciptanya sendiri. Ini penting agar kita tidak menjadikannya kitab suci yang kaku. Daripada hanya terpaku pada hierarki tingkatan, guru harus melihatnya sebagai kerangka kerja yang fleksibel, apalagi dengan adanya dimensi pengetahuan baru (Faktual, Konseptual, Prosedural, Metakognitif). Jadi, Taksonomi ini harus digunakan untuk melengkapi teori-teori pembelajaran lain, bukan menggantikannya, sehingga kita bisa menghasilkan desain pembelajaran yang benar-benar holistik dan mampu mengembangkan kesadaran siswa akan cara mereka belajar (Metakognitif), yang merupakan kunci utama pembelajaran sepanjang hayat.

    BalasHapus
  50. Nama: Nur Sinta
    NPM: 2386206033
    Kelas: VB PGSD

    Taksonomi Bloom Anderson merupakan penyempurnaan dari taksonomi bloom sebelumnya, teksonomi revisi ini bertujuan untuk membantu guru merancang pembelajaran, mengimplementasikan dan mengevaluasi pembe;ajaran secara terstruktur. Dalam versi revisi ini kemampuan kognitif disusun dari tingkat rendah ke tinggi pembelajaran tidak hanya berhenti di mengingat dan memahami materi, tetapi mendorong siswa untuk mempu menciptakan atau menghasilkan sesuatu dari dari pengetahuan yang telah dipelajari. Dalam konteks pendidikan di Indonesia taksonomi ini sejalan dengan tuntutan pendidikan saat ini, seperti pembelajaran berbasis proyek, berpikir kritis dan komunikatif, taksonomi ini memberikan arah yang jelas bagi guru dalam merancang pembelajaran yang bertahap, sistematis dan bermutu sehingga setiap siswa dapat berkembang secara optimal sesuai kemampuan berpikirnya.

    BalasHapus
  51. nama : bangkit dwi prasetyo
    kelas : 5b
    npm : 2386206044

    Menurut saya sih penjelasan tentang Taksonomi Bloom menarik juga, Revisi Anderson di materi ini cukup jelas dan runtut. Saya suka karena dibahas mulai dari versi lama sampai perubahan yang ada di revisi, jadi mudah memahami alasan kenapa guru sekarang lebih banyak pakai versi yang baru. Materinya juga relevan buat pendidikan saat ini, apalagi yang menekankan kemampuan berpikir tingkat tinggi. Penulisannya ringan, jadi enak dibaca.

    BalasHapus
Lebih baru Lebih lama

Formulir Kontak