Taksonomi Bloom Revisi Anderson dalam Pendidikan yang digunakan di Indonesia

 

Bagi seorang pendidik ataupun calon pendidik, Siapa yang tidak tahu dengan taksonomi Bloom yang diperkenalkan Benjamin S. Bloom (pada tahun 1956) dalam dunia pendidikan? Pasti sudah mengetahuinya. Kemudian taksonomi Bloom di revisi oleh muridnya Lorin Anderson menjadi taksonomi Bloom Revisi Anderson pada tahun 2001. Taksonomi dalam pendidikan adalah suatu sistem klasifikasi yang digunakan untuk mengorganisasi tujuan pembelajaran, keterampilan, atau hasil belajar ke dalam kategori yang sistematis dan hierarkis. Taksonomi ini membantu pendidik dalam merancang, mengimplementasikan, dan mengevaluasi pembelajaran secara terstruktur.

Taksonomi Bloom (1956)

Taksonomi Bloom membagi tujuan pembelajaran menjadi tiga domain utama:

  1. Kognitif (berkaitan dengan pengetahuan dan pemikiran),
  2. Afektif (berkaitan dengan sikap dan nilai), dan
  3. Psikomotorik (berkaitan dengan keterampilan fisik).

Fokus utama dari Taksonomi Bloom adalah domain kognitif, yang terdiri dari enam tingkatan berpikir yang disusun secara hierarkis:

  1. Pengetahuan (Knowledge): Mengingat fakta-fakta atau informasi dasar.
    Contoh: Menyebutkan definisi dari suatu konsep.
  2. Pemahaman (Comprehension): Menjelaskan makna atau menginterpretasikan informasi.
    Contoh: Menjelaskan hubungan antara dua konsep.
  3. Penerapan (Application): Menggunakan informasi dalam situasi baru atau nyata.
    Contoh: Menerapkan rumus matematika dalam soal cerita.
  4. Analisis (Analysis): Memecah informasi menjadi bagian-bagian dan memahami hubungannya.
    Contoh: Mengidentifikasi penyebab masalah berdasarkan data.
  5. Sintesis (Synthesis): Menggabungkan informasi untuk menciptakan sesuatu yang baru.
    Contoh: Menulis esai berdasarkan data yang tersedia.
  6. Evaluasi (Evaluation): Membuat keputusan berdasarkan kriteria atau standar tertentu.
    Contoh: Mengevaluasi efektivitas suatu model pembelajaran

Revisi Taksonomi Bloom oleh Lorin Anderson (2001)

Lorin Anderson, seorang murid Bloom, bersama koleganya merevisi taksonomi ini untuk menyesuaikan dengan perkembangan ilmu pendidikan dan kebutuhan pembelajaran abad ke-21. Perubahan utamanya meliputi:

  1. Perubahan Kata Kerja Aktif (Action Words)

    • Kata-kata dalam tingkatan taksonomi diubah dari bentuk kata benda menjadi kata kerja aktif untuk lebih mencerminkan proses berpikir.
    • Contoh: "Pengetahuan" menjadi "Mengingat," "Pemahaman" menjadi "Memahami."
  2. Reorganisasi Hierarki

    • Urutan tingkat berpikir diubah, terutama Evaluasi dan Sintesis (yang diubah menjadi "Menciptakan") bertukar tempat.
    • Tingkatan baru adalah sebagai berikut:
      1. Mengingat (Remembering): Mengingat informasi dasar.
        Contoh: Menyebutkan tanggal penting dalam sejarah.
      2. Memahami (Understanding): Menjelaskan ide atau konsep.
        Contoh: Menafsirkan grafik.
      3. Menerapkan (Applying): Menggunakan informasi dalam situasi nyata.
        Contoh: Menggunakan konsep fisika dalam eksperimen.
      4. Menganalisis (Analyzing): Memisahkan informasi menjadi bagian-bagian kecil untuk memahami struktur atau pola.
        Contoh: Mengidentifikasi tema utama dari suatu teks.
      5. Mengevaluasi (Evaluating): Membuat keputusan berdasarkan bukti atau kriteria.
        Contoh: Menilai kualitas argumen dalam debat.
      6. Menciptakan (Creating): Menggabungkan ide untuk menghasilkan sesuatu yang baru.
        Contoh: Merancang model pembelajaran interaktif.
  3. Dimensi Pengetahuan
    Anderson juga menambahkan dimensi pengetahuan untuk melengkapi tingkatan kognitif:

    • Pengetahuan Faktual: Informasi dasar seperti istilah, definisi.
    • Pengetahuan Konseptual: Hubungan antar konsep atau kategori.
    • Pengetahuan Prosedural: Cara melakukan sesuatu atau langkah-langkah tertentu.
    • Pengetahuan Metakognitif: Kesadaran dan pengaturan proses berpikir sendiri.
Namun, masih ada terjadinya kesalahpahaman terkait taksonomi Bloom ini. Grant Wiggins (2024) menjelaskan sebagai berikut:

1. Tingkat Rendah dan Tingkat Tinggi dalam Taksonomi

Ada anggapan bahwa dua atau tiga tingkat pertama dalam taksonomi melibatkan pemikiran tingkat rendah, sedangkan tiga atau empat tingkat berikutnya mencakup pemikiran tingkat tinggi. Ini tidak sepenuhnya benar.

Tingkat pertama, yaitu "Pengetahuan," memang dianggap sebagai tingkat rendah karena hanya melibatkan kemampuan mengingat informasi. Namun, tingkat kedua, "Pemahaman," sebenarnya membutuhkan proses berpikir yang lebih kompleks. Misalnya, ketika siswa diminta memahami dan menafsirkan ide utama dalam sebuah teks, mereka harus:

  • Menemukan gagasan utama dari komunikasi tertentu.
  • Menyusun hubungan antaride dalam teks.
  • Melampaui sekadar mengulangi bagian-bagian teks untuk memahami makna yang lebih mendalam.

Kemampuan ini membutuhkan penalaran hati-hati, analisis, dan keterampilan interpretasi, yang semuanya adalah bagian dari pemikiran tingkat tinggi.

2. "Applying" Bukan Sekadar Mengikuti Instruksi

Kesalahan lain adalah anggapan bahwa "applying" hanya berarti pembelajaran langsung. Padahal, aplikasi lebih berkaitan dengan penerapan pengetahuan dalam situasi baru tanpa harus diarahkan.

Sebagai contoh, memahami teorema pythagoras tidak hanya berarti dapat mengulang teorema atau rumus perhitungannya, tetapi mampu menggunakannya untuk memecahkan masalah baru. Penerapan memerlukan pemahaman mendalam yang memungkinkan siswa mengidentifikasi prinsip yang relevan dan menggunakannya secara mandiri.

Dalam konteks pembelajaran, ini sering disebut transfer. Transfer adalah kemampuan untuk menggunakan pengetahuan yang diperoleh dalam situasi yang berbeda dari konteks belajar awalnya. Oleh karena itu, tujuan utama pembelajaran adalah mempersiapkan siswa untuk menghadapi tantangan baru dengan kemampuan berpikir yang fleksibel.

3. Kata Kerja dalam Taksonomi Tidak Sama

Ada anggapan bahwa semua kata kerja yang tercantum pada setiap tingkat taksonomi memiliki makna yang serupa. Ini juga tidak benar.

Misalnya, dalam kategori "Pemahaman," terdapat sublevel seperti:

  • Penerjemahan: Mengubah informasi dari satu bentuk ke bentuk lain (misalnya, menjelaskan teks dalam kata-kata sendiri).
  • Penafsiran: Memahami makna mendalam dari informasi (misalnya, menemukan gagasan utama dalam teks).
  • Ekstrapolasi: Membuat kesimpulan atau prediksi berdasarkan informasi yang diberikan.

Setiap sublevel memiliki tingkat kesulitan yang berbeda, dengan "Ekstrapolasi" biasanya membutuhkan kemampuan kognitif yang lebih tinggi.

4. Taksonomi Tidak Hanya Soal "Memahami"

Beberapa orang mengira taksonomi tidak mendukung tujuan "pemahaman" dalam pembelajaran. Padahal, taksonomi justru membantu mendefinisikan berbagai tingkat pemahaman dengan lebih jelas.

Misalnya, seorang guru dapat menggunakan taksonomi untuk menentukan apakah siswa hanya memahami suatu konsep secara dangkal (seperti menerjemahkan) atau memahami lebih dalam (seperti menafsirkan dan menyimpulkan). Dengan demikian, taksonomi memberikan panduan yang lebih terarah dalam mengevaluasi tingkat pemahaman siswa.

5. Taksonomi Bukan Sistem yang Sempurna

Bahkan pencipta taksonomi, Benjamin Bloom, mengakui bahwa sistem ini tidak sepenuhnya sempurna. Ia menyadari bahwa perilaku sederhana dapat digabungkan menjadi perilaku yang lebih kompleks, tetapi bukti untuk mendukung hierarki ini tidak selalu kuat.

Bloom juga mengakui keterbatasan teorinya karena tidak ada satu teori pembelajaran yang dapat menjelaskan semua fenomena pendidikan. Oleh karena itu, muncul versi revisi seperti Taksonomi Anderson dan teori lain seperti Kedalaman Pengetahuan Webb untuk melengkapi kerangka awal ini.

Mengapa Pemahaman Taksonomi Itu Penting?

Salah satu kelemahan dalam penerapan taksonomi adalah penggunaan kata kerja yang sering tidak konsisten atau sembarangan, seperti dalam dokumen Standar Inti Umum. Ketidakjelasan ini membuat pendidik sulit menentukan tingkat ketelitian dalam pembelajaran dan penilaian.

Untuk mengatasi masalah ini, penting bagi guru untuk memahami taksonomi dengan baik dan menerapkannya secara tepat. Dengan begitu, pembelajaran tidak hanya menjadi lebih terarah, tetapi juga mampu menghasilkan siswa yang siap menghadapi tantangan dunia nyata.

Referensi

Grant Wiggins. 2024. 5 Common Misconceptions About Bloom’s Taxonomy

28 Komentar

  1. Nama : Diah Anggi Rizkyana
    Kelas : 5D PGSD
    Npm : 2286206107

    kesimpulan dari materi di atas adalah memberikan kerangka yang lebih dinamis untuk memahami dan mengembangkan keterampilan kognitif dalam pendidikan. dalam konteks pendidikan di Indonesia kesimpulan yang dapat diambil adalah bahwa pendekatan ini mendorong pengajaran yang lebih berfokus pada proses berpikir dan pemecahan masalah. Dengan memahami dan mengatasi kesalahpahaman umum serta menerapkan saran-saran di atas kita dapat menciptakan lingkungan belajar lebih baik dan mendukung pengembangan keterampilan kognitif siswa secara menyeluruh

    BalasHapus
    Balasan
    1. Nama : Diah Anggi Rizkyana
      Kelas : 5D PGSD
      Npm : 2286206107

      taksonomi belum revisi Anderson memberikan kerangka penting dalam pendidikan terutama dalam konteks pengajaran di Indonesia. salah satu saran utama adalah pentingnya integrasi taksonomi ini ke dalam kurikulum pendidikan, sehingga guru dapat merancang pembelajaran yang lebih efektif dan sesuai dengan kebutuhan siswa. juga pada pelatihan bagi guru menjadi krusial agar guru memahami cara menerapkan taksonomi ini dalam pengajaran mereka, sehingga dapat merumuskan tujuan pembelajaran yang lebih jelas dan terukur serta terstruktur

      Hapus
  2. Nama : Diah Anggi Rizkyana
    Kelas : 5D PGSD
    Npm : 2286206107

    salah satu kesalahpahaman umum adalah anggapan bahwa taksonomi bloom harus diikuti secara berurutan dari tingkat rendah tertinggi, padahal pembelajaran bersifat nonlinear, dan siswa dapat mengembangkan keterampilan di berbagai tingkat secara bersamaan. selain itu ada anggapan bahwa taksonomi ini hanya berfokus pada hafalan sedangkan sebenarnya lebih menekankan pada pemahaman dan aplikasi konsep. hal ini menunjukkan bahwa taksonomi belum tidak hanya terbatas pada ranah kognitif tetapi juga dapat diterapkan dalam ranah efektif dan psikomotorik yang penting sekali untuk pendidikan yang holistik

    BalasHapus
    Balasan
    1. Nama : Diah Anggi Rizkyana
      Kelas : 5D PGSD
      Npm : 2286206107

      relevansi taksonomi ini di Indonesia juga harus mempertimbangkan konteks budaya dan sosial, sehingga lebih efektif dalam meningkatkan kualitas pendidikan. pendekatan yang lebih interaktif dan berbasis proyek dapat meningkatkan keterlibatan siswa, sejalan dengan prinsip-prinsip taksonomi bloom revisi Anderson. Dengan memahami dan mengatasi kesalahpahaman yang ada serta menerapkan saran-saran yang relevan, kita dapat menciptakan lingkungan belajar yang lebih baik dan mendukung pengembangan keterampilan kognitif siswa secara menyeluruh. oleh karena itu penerapan taksonomi bloom revisi Anderson di Indonesia memiliki potensi besar untuk meningkatkan kualitas pendidikan asalkan dilakukan dengan pemahaman yang tepat dan pendekatan yang sesuai dengan konteks lokal

      Hapus
  3. Nama : syahrini
    Kelas : 5D PGSD
    npm : 2286206116


    1. Menganggap taksonomi hanya tentang klasifikasi dan penamaan, bukan memahami hubungan antara organisme.
    2. Menggunakan karakteristik morfologi saja untuk mengklasifikasikan organisme.
    3. Mengabaikan perubahan evolusi dan adaptasi dalam klasifikasi.

    BalasHapus
  4. Nama: Aulia Zalzabila
    Kelas: 5D
    Npm: 2286206111

    Sebagai pendidik, penting untuk memahami dan menerapkan taksonomi dengan baik dan benar. Pendidik sering kali merasa sulit untuk menentukan tingkat ketelitian dalam pembelajaran dan penilaian, dikarenakan penggunaan kta kerja yang tidak konsisten atau sembarangan. Maka dari itu, guru perlu memahami taksonomi dengan baik serta menerapkan nya dalam pembelajaran secara tepat. Dengan penerapan taksonomi yang baik dan benar, maka pembelajaran akan menjadi lebih terarah, dan menjadikan siswa siap menghadapi tantangan di dunia nyata.

    BalasHapus
  5. Nama : Oktafiana Rosanta kapi
    Npm. :2286206112
    Kelas. :5d

    Dalam pendidikan, taksonomi adalah istilah yang mengacu pada pengelompokan dan pengklasifikasian tujuan pembelajaran, kompetensi, atau keterampilan yang diinginkan untuk diajarkan. Taksonomi ini juga membantu dalam desain dan evaluasi kurikulum, dan juga memberi panduan untuk membangun tujuan pembelajaran yang spesifik. Taksonomi Bloom, yang pertama kali dikembangkan oleh Benjamin Bloom pada tahun 1956, adalah salah satu contoh taksonomi yang paling terkenal.

    BalasHapus
  6. Nama : Oktafiana Rosanta kapi
    Npm. :2286206112
    Kelas. :5d


    Taksonomi adalah cara untuk mengelompokkan atau mengatur sesuatu agar lebih mudah dipahami. Bagi anak-anak di sekolah menengah, taksonomi bisa diartikan sebagai urutan atau tingkatan yang memudahkan kita belajar.Misalnya, ketika kita belajar tentang tanaman, kita bisa mengelompokkannya berdasarkan jenisnya, seperti pohon, bunga, atau rumput.

    BalasHapus
  7. Nama : oktafiana Rosanta kapi
    Npm. :2286206112
    Kelas. :5d

    Seperti kita menyusun barang-barang di dalam lemari, taksonomi menyusun semua makhluk hidup agar lebih mudah dipahami. Begitu juga dalam belajar, kita bisa mulai dari mengingat informasi, memahami, hingga menganalisis atau menciptakan sesuatu. Dengan begitu siswa bisa mahami arti kehidupan yangana saling berdampingan.

    BalasHapus
  8. Nama : Oktafiana Rosanta kapi
    Npm. :2286206112
    Kelas. :5d

    Dalam matematika, simbol "lebih dari" (>) digunakan untuk menunjukkan bahwa angka di sebelah kiri lebih besar daripada angka di sebelah kanan. Sebagai contoh, 5 lebih besar dari 3, yang berarti bahwa 5 lebih besar dari 3.ini yang perlu kita terapkan pada siswa memberikan pemahaman se singkat mungkin namun berarti dan mudah di mengerti.

    BalasHapus
  9. Nama : Oktafiana Rosanta kapi
    Npm. :2286206112
    Kelas : 5d

    Dari kedua tingkatan antara tinggi dan rendah ini memang sangat di butuhkan. Karena Kedua tingkatan ini sangat penting untuk proses pembelajaran di SD yang mana membantu siswa belajar menghafal dan membuat ide-ide kreatif dan kritis yang dapat mereka gunakan dalam berbagai situasi. Ini merupakan dorongan juga bagi siswa .

    BalasHapus
  10. Nama : Oktafiana Rosanta kapi
    Npm. .:2286206112
    Kelas. : 5d

    Dengan memiliki pengetahuan ini, seseorang dapat melakukan analisis SWOT yang lebih terperinci dan relevan, yang akan membantu dalam pengambilan keputusan strategis untuk meningkatkan kinerja dalam berdiskusi dan berinteraksi dengan sesamanya. Pengetahuan tentang tren dan teknologinya menambah. Perlu juga agar pembelajaran g di buat lebih efektif dan lebih menarik lagi

    BalasHapus
  11. Nama : Astri Putri Handayani
    NPM : 2286206045
    Kelas : 5B
    Taksonomi Bloom diperkenalkan Benjamin S. Bloom pada tahun 1995 dalam dunia pendidikan. Dengan membagi tujuan pembelajaran menjadi 3 domain utama seperti kognitif (pengetahuan dan pemikiran), afektif (sikap dan nilai), dan psikomotorik (keterampilan fisik). Fokus utama dari Taksonomi Bloom adalah domain kognitif yang terdiri dari 6 tingkatan berpikir meliputi pengetahuan, pemahaman, penerapan, analisis, sintesis, dan evaluasi. Kemudian pada tahun 2001 murid dari Benjamin S. Bloom yaitu Lorin Anderson merevisi taksonomi bloom . Perubahan tingkatan baru meliputi mengingat, memahami, menerapkan, menganalisis, mengevaluasi dan menciptakan.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Nama : Astri Putri Handayani
      NPM : 2286206045
      Kelas : 5B
      Penerapan berbagai tingakatan taksonomi bloom dalam proses pembelajaran misalnya saat menjelaskan materi pelajaran, guru bisa memulai dengan pertanyaan dasar yang berkaitan dengan pengetahuan dan pemahaman. Tujuannya agar memastikan bahwa siswa memiliki pemahaman yang kuat tentang konsep dasar sebelum ke tingkat yang lebih tinggi. contohnya, guru menanyakan fakta-fakta dasar tentang topik tertentu sebelum meminta siswa menjelaskan atau mendiskusikan suatu ide.

      Hapus
    2. Nama : Astri Putri Handayani
      NPM : 2286206045
      Kelas : 5B
      Dengan demikian sebagian besar interaksi siswa dikelas cenderung fokus pada tingkat pengetahuan dan pemahaman. Siswa akan merasa sering diminta untuk mengingat informasi atau menjawab pertanyaan langsung tanpa banyak kesempatan untuk menganalisis atau mengevaluasi informasi tersebut. Hal ini menunjukkan adanya tantangan dalam mendorong siswa untuk berpikir kritis dan kreatif.

      Hapus
    3. Nama : Astri Putri Handayani
      NPM : 2286206045
      Kelas : 5B
      Dalam proses pembelajaran guru sering menggunakan metode diskusi kelompok kecil dan presentasi gua mendorong siswa berpastisipasi alktif. Namun dalam realisasinya beberapa siswa kurang terlibat dalam kegiatan. Mereka menikmati kegiatan diskusi kelompok tetapi diskusi sering kali tidak cukup mendalam untuk mngembangkan kemampuan berpikir kritsi mereka.

      Hapus
    4. Nama : Astri Putri Handayani
      NPM : 2286206045
      Kelas : 5B
      Tantangan utama adalah kesulitan dalam merancang pertanyaa dan kegiatan yang sesuai dengan berbagai tingkat kognitif. Sehingga siswa dapat terlibat dalam pembelajaran yang bermakna. Siswa juga masih banyak yang terbiasa dengan metode pembelajaran tradional yang membuat mereka kurang terbiasa berpikir kreatif dan kreatif. Selain itu ada keterbatasan waktu dalam menyampaikan materi yang kompleks, dapat menghambat penerapan strategi pembelajaran berbasis taksonomi.

      Hapus
    5. Nama : Astri Putri Handayani
      NPM : 2286206045
      Kelas : 5B
      Adapun beberapa upaya yang bisa dilakukan untuk meningkatkan penerapan tingkatan taksonomi bloom meliputi :
      a. Peningkatan waktu pembelajaran
      Banyaknya waktu untuk kegiatan diskusi dan eksplorasi materi dapat membantu siswa dalam memahami konsep seacara lebih mendalam.
      b. Pelatiihan profesional bagi guru
      Pelatihan khusus untuk guru mengenai strategi pengajaran berbasis Taksonomi Bloom dapat membantu guru merancang pembelajaran yang lebih efektif dan beragam.

      Hapus
    6. Nama : Astri Putri Handayani
      NPM : 2286206045
      Kelas : 5B
      c. Mendorong keterlibatan siswa
      Menciptakan lingkungan belajar yang nyaman dan aman agar siswa juga merasa nayaman untuk bertanya dan berdiskusi dengan guru. Hal ini dapat meningkatkan keterlibatan siswa dalam proses pembelajaran siswa menjadi lebih aktif
      d. Penggunaan metode pembelajaran aktif
      Penggunaan berbagai metode dan model pembelajaran dapat memberikan pengalaman berbeda dan kesematan bagi siswa untuk menerapkan pengetahuan mereka secara praktis.

      Hapus
  12. Nama: Fadia
    Npm : 2286206076
    Kelas : 5C

    Taksonomi Bloom Revisi Anderson merupakan alat yang sangat berguna bagi guru untuk merancang pembelajaran yang efektif dan bermakna. Dengan menerapkan model ini, diharapkan kualitas pendidikan di Indonesia dapat terus meningkat

    BalasHapus
    Balasan
    1. Nama : Fadia
      Npm : 2286206078
      Kelas : 5C

      Taksonomi Bloom Revisi Anderson juga adalah sebuah kerangka kerja yang digunakan untuk mengklasifikasikan tujuan pembelajaran mulai dari tingkat rendah hingga tinggi. Model ini sangat berguna untuk merancang kegiatan pembelajaran yang efektif dan menilai pencapaian siswa.

      Hapus
  13. Nama : Oktavia Pega wete Kelas : 5 B PGSD NPm : 2286206019 Taksonomi Bloom oleh Lorin Anderson (2001): Revisi ini lebih relevan dengan kebutuhan pendidikan saat ini, menempatkan kreativitas dan pemecahan masalah di puncak, yang lebih menggambarkan dunia modern. Namun, penerapan di kelas membutuhkan pelatihan lebih intensif bagi guru. Taksonomi Bloom oleh Grant Wiggins (2024): Pendekatan Wiggins menekankan pembelajaran yang lebih otentik dan relevan dengan kehidupan nyata, memberikan ruang untuk pengembangan pengetahuan dan keterampilan secara lebih integratif. Tantangan utamanya adalah penerapan dalam konteks penilaian yang terukur dan praktis.

    BalasHapus
  14. Nama : Oktavia Pega wete Kelas : 5 B PGSD NPm : 2286206019

    setelah saya membaca saya memahami bahwa Taksonomi Bloom 1956: Memberikan dasar yang kuat dalam pendidikan dengan fokus pada urutan kognitif yang jelas, meskipun kurang fleksibel dalam menghadapi perkembangan keterampilan abad ke-21. Saran utama adalah untuk lebih menekankan keterampilan berpikir kritis dan kreatif.

    BalasHapus
  15. Nama : oktavia Pega wete
    kelas : 5 B PGSD
    NPM : 2286206019
    Taksonomi Bloom versi Wiggins yang lebih terfokus pada hasil dan pengembangan keterampilan berdasar konteks dunia nyata memberikan arah baru dalam pembelajaran. Ini menekankan integrasi pengetahuan dan keterampilan dalam kehidupan sehari-hari. Namun, tantangan besar adalah bagaimana mengukur hasil yang lebih terintegrasi ini secara efektif. saran saya Dengan pendekatan Wiggins yang lebih fleksibel dan berorientasi pada hasil, saya rasa ini perlu lebih banyak diterapkan dalam pembelajaran yang berfokus pada pengembangan karakter dan soft skills. Namun, dibutuhkan panduan konkret tentang cara mengintegrasikan taksonomi ini dalam penilaian yang objektif.

    BalasHapus
  16. nama : Oktavia pega wete
    kelas : 5 B PGSD
    NPM : 2286206019
    Revisi Anderson di tahun 2001 membawa perubahan penting dengan mengganti kategori evaluasi menjadi ‘menciptakan’ di puncak taksonomi, yang lebih menggambarkan keterampilan berpikir tingkat tinggi yang relevan dengan dunia modern. Ini memberikan lebih banyak ruang bagi siswa untuk berpikir kreatif dan problem-solving, yang sangat relevan dalam konteks pendidikan abad ke-21. dan sara saya Taksonomi Anderson dapat lebih diperkenalkan dalam pelatihan guru, terutama untuk mendukung pengembangan keterampilan berpikir tinggi pada siswa. Namun, implementasinya membutuhkan lebih banyak waktu untuk mempraktikkan level-level yang lebih tinggi, seperti menciptakan atau mengevaluasi."

    BalasHapus
  17. Nama : Oktavia Pega wete
    kelas : 5 B Pgsd
    NPM: 2286206019
    menurut saya Taksonomi ini menantang siswa untuk berpikir di luar hafalan. Namun, penerapannya masih minim karena keterbatasan waktu dan beban administratif guru. Saran saya, pemerintah perlu menyediakan panduan praktis dan pelatihan untuk mengintegrasikan taksonomi ini ke dalam pembelajaran sehari-hari

    BalasHapus
  18. Nama : Oktavia Pega Wete
    kelas : 5 B PGSD
    NPm : 2286206019
    menurut sayan Pemahaman tentang taksonomi, khususnya dalam konteks pendidikan, sangat penting karena,Taksonomi memberikan kerangka kerja yang jelas untuk menyusun tujuan pembelajaran yang terstruktur, mulai dari yang paling dasar (misalnya mengingat) hingga yang lebih kompleks (misalnya mencipta atau mengevaluasi). Ini memudahkan guru dalam merencanakan kegiatan pembelajaran yang progresif dan terarah, serta memastikan bahwa siswa berkembang secara bertahap dalam keterampilan kognitif mereka.

    BalasHapus
  19. Nama :ike surya anggreini
    Kelas : 5A
    Npm :2286206008
    Bagi peserta didik penerapan taksonomi revisi mendukung strategi pembelajaran ini, dimana siswa di libatkan dalam pemecahan masalah dan proyek matematika yang menuntut kemampuan analisis , evaluasi, dankreasi

    BalasHapus
Lebih baru Lebih lama

Formulir Kontak