Saat ini guru sering menghadapi tantangan dalam menjaga perilaku siswa di kelas, terutama dalam menemukan keseimbangan antara menegakkan aturan dan membangun hubungan yang positif dengan siswa. Ketika siswa merasa dipermalukan karena kesalahan mereka, hal ini dapat menyebabkan rasa apatis dan kewaspadaan yang berlebihan, yang pada akhirnya menghambat perbaikan perilaku maupun peningkatan hasil akademis. Oleh karena itu, penting bagi guru untuk menangani perilaku buruk dengan pendekatan proaktif yang tidak hanya memperbaiki situasi, tetapi juga mendorong perilaku positif di masa depan.
Membuat Kontrak Kelas Bersama
Daripada hanya menyusun daftar aturan kelas dan memberikan sanksi atas pelanggaran, guru dapat melibatkan siswa dalam menyusun aturan tersebut sejak awal tahun ajaran. Cait O'Connor, seorang guru di New York, menekankan pentingnya kontrak komunitas, yang memungkinkan siswa untuk menentukan sendiri harapan kelas mereka. Dengan begitu, aturan yang dihasilkan terasa lebih relevan dan dimiliki bersama.
O'Connor memulai proses ini dengan meminta siswa untuk memilih nilai-nilai penting, seperti rasa hormat, persahabatan, atau tanggung jawab. Setelah itu, siswa diajak berdiskusi dalam kelompok kecil untuk mendeskripsikan bagaimana nilai-nilai tersebut terlihat dalam tindakan nyata, seperti berbicara sopan, memberi ruang bagi pendapat orang lain, atau tidak mengolok-olok teman yang melakukan kesalahan. Guru juga dapat menjelaskan bagaimana mereka sendiri akan menerapkan nilai-nilai ini, sehingga siswa tahu apa yang bisa diharapkan dari guru mereka.
Respons Berjenjang terhadap Perilaku
Dalam menangani perilaku buruk, Grace Dearborn, penulis Conscious Classroom Management, menyarankan penggunaan tanggapan berjenjang yang lebih terstruktur. Perilaku yang kurang serius dapat diatasi dengan isyarat nonverbal atau pengingat singkat, sedangkan perilaku yang lebih serius memerlukan tindakan seperti panggilan ke orang tua atau konsekuensi lain. Pendekatan ini memandang konsekuensi sebagai sarana pembelajaran, bukan hukuman semata.
Mempersiapkan Skrip Darurat
Situasi tak terduga dapat terjadi meskipun aturan kelas telah disepakati bersama. Emily Terwilliger menyarankan agar guru mempersiapkan "skrip darurat" untuk menghadapi konflik potensial sebelum terjadi. Dengan memikirkan kemungkinan skenario dan respons yang sesuai, guru dapat mengelola situasi secara lebih terkendali tanpa bereaksi secara impulsif.
Pernille Ripp juga menekankan pentingnya jeda sebelum bereaksi terhadap gangguan. Guru dianjurkan untuk merenungkan penyebab gangguan, misalnya apakah siswa bosan atau merasa kurang tertantang, dan mencari solusi yang membangun hubungan baik dengan siswa.
Memuji Kesuksesan dan Memberikan Contoh
Pemodelan perilaku yang diharapkan sangat penting untuk mendukung kontrak kelas. Doug Lemov, penulis dan mantan pendidik, menyarankan untuk menunjukkan kebiasaan positif seperti mendengarkan dengan saksama atau merespons komentar teman sekelas. Kebiasaan ini memperkuat budaya saling menghargai di kelas.
Pujian yang spesifik dan tepat waktu juga membantu memperkuat perilaku yang diinginkan. Ketika siswa melakukan sesuatu yang positif, guru sebaiknya langsung memberikan umpan balik yang jelas tentang apa yang mereka lakukan dengan baik dan mengapa hal itu penting.
Mengelola Transisi Kegiatan
Masa transisi sering menjadi momen rawan munculnya perilaku buruk. Guru dapat mengurangi gangguan ini dengan memberikan pengingat sebelum transisi dimulai. Misalnya, sebelum siswa memulai diskusi kelompok, guru dapat meninjau kembali aturan diskusi yang baik, seperti mendengarkan dengan aktif dan menyampaikan pendapat dengan sopan.
Jika transisi masih sulit meskipun telah ada penyesuaian, guru dapat mengevaluasi pendekatan mereka. Pertanyaan seperti “Apakah arahannya terlalu banyak atau terlalu sedikit?” atau “Apakah siswa cukup diberi waktu untuk beradaptasi?” dapat membantu mengidentifikasi masalah.
Memilih Momen untuk Intervensi
Ada kalanya perilaku siswa harus ditegur secara langsung. Namun, penting untuk melakukannya dengan bijak agar tidak merusak hubungan guru dan siswa. Penelitian menunjukkan bahwa terlalu sering menegur siswa atas pelanggaran kecil dapat menyebabkan mereka menjadi apatis. Oleh karena itu, fokuslah pada perilaku yang diinginkan, dan setelah koreksi diberikan, segera puji usaha siswa untuk memperbaiki diri.
Sebagai contoh, jika seorang siswa tidak siap untuk pelajaran berikutnya, guru dapat dengan singkat menjelaskan dampak dari tindakan mereka dan memberikan arahan untuk perilaku yang lebih baik di waktu mendatang.
Membangun Kelas yang Konsisten dan Positif
Konsistensi dalam harapan dan konsekuensi membantu menciptakan lingkungan kelas yang aman dan mendukung. Ketika siswa memahami apa yang diharapkan dan merasakan penghargaan atas usaha mereka, kepercayaan terhadap guru meningkat. Dengan pendekatan yang membangun, guru tidak hanya menciptakan kelas yang kondusif untuk belajar tetapi juga membentuk hubungan yang lebih kuat dengan siswa mereka.
Referensi
Nama : Kristina Septiana Rinda
BalasHapusKelas : VB
NPM : 2286206032
Menurut saya, mengelola perilaku siswa tanpa mempermalukan mereka adalah cara yang sangat efektif. Kita bisa menggunakan pendekatan positif, seperti memberikan pujian ketika mereka melakukan hal yang benar. Hal ini bisa membangun rasa percaya diri mereka dan membuat mereka merasa dihargai. Sebaliknya, ketika ada perilaku yang tidak sesuai, kita bisa memberikan bimbingan dan arahan yang baik. Dengan cara ini, siswa tidak merasa dipermalukan tetapi tetap belajar dari kesalahan mereka.
Nama : Winda Tuti Dayanti
HapusNPM : 2286206057
Kelas : 5C PGSD
Saya setuju dengan anda, pendekatan positif sangat diperlukan.Jangan mempermalukan peserta didik hanya karena mereka melakukan kesalahan bisa saja itu berdampak ke psikologis peserta didik terutama rasa percaya diri yang mereka miliki.
Nama : Kristina Septiana Rinda
BalasHapusKelas : VB
NPM : 2286206032
Penting juga bagi kita sebagai seorang guru untuk menciptakan lingkungan belajar yang aman dan nyaman bagi siswa. Salah satu caranya adalah dengan tidak mempermalukan siswa di depan teman-temannya ketika mereka melakukan kesalahan. Guru bisa berbicara secara pribadi dengan siswa tersebut dan memberikan masukan yang membangun. Hal ini bisa membantu siswa untuk lebih memahami dan memperbaiki perilaku mereka tanpa merasa tertekan.
Nama : Kristina Septiana Rinda
BalasHapusKelas : VB
NPM : 2286206032
Pendekatan yang menghargai perasaan siswa sangat penting dalam mengelola perilaku mereka. Ketika siswa merasa dipermalukan, mereka bisa kehilangan motivasi untuk belajar dan berpartisipasi di kelas. Sebaliknya, dengan memberikan dukungan dan memahami perasaan mereka, siswa akan merasa lebih diterima dan termotivasi untuk berperilaku baik. Kita juga bisa menggunakan metode pengajaran yang melibatkan siswa secara aktif sehingga mereka merasa lebih bertanggung jawab atas tindakan mereka.
Nama : Kristina Septiana Rinda
BalasHapusKelas : VB
NPM : 2286206032
Guru harus bisa menjadi contoh yang baik dalam hal berperilaku di dalam kelas. Ketika kita menunjukkan sikap hormat dan empati kepada siswa, mereka cenderung meniru perilaku tersebut. Selain itu, kita bisa menggunakan teknik-teknik seperti penguatan positif dan penghargaan untuk mendorong perilaku yang baik. Penting juga untuk memiliki aturan kelas yang jelas dan konsisten, sehingga siswa tahu apa yang diharapkan dari mereka tanpa harus merasa dipermalukan.
Nama : Diah Anggi Rizkyana
HapusKelas : 5D PGSD
NPM : 2286206107
saya sangat setuju dengan pernyataan anda dengan implementasi pendekatan ini di dalam kelas akan menciptakan lingkungan belajar yang aman dan mendukung serta memfasilitasi perkembangan sosial dan emosional siswa mendorong mereka untuk lebih berpartisipasi di kelas dan mencegah masalah perilaku sebelum muncul. dukungan dari seluruh pihak yaitu guru, orang tua, dan komunitas adalah kunci dalam mewujudkan pendekatan yang positif ini
Nama : Kristina Septiana Rinda
BalasHapusKelas : VB
NPM : 2286206032
Penggunaan komunikasi yang efektif sangat mengelola perilaku siswa. Kita harus bisa mendengarkan siswa dengan baik dan memahami mereka sebelum memberikan respon. Dengan begitu, kita bisa memberikan solusi yang tepat tanpa mempermalukan mereka. Misalnya, jika seorang siswa berperilaku tidak sesuai, kita bisa mengajaknya berdiskusi tentang alasan di balik perilakunya dan mencari cara bersama untuk mengatasinya.
Nama ; Maharani ananta putri
BalasHapusKelas ; 5a
Npm : 2286206007
Penting sekali membuat kontrak kelas bersama saat baru naik ke kelas baru agar kelas menjadi lebih teratur,aman dan nyaman.
Nama ; Maharani ananta putri
BalasHapusKelas ; 5a
Npm : 2286206007
Ada kalanya juga guru harus menegur siswa tetapi dengan baik tidak melukai perasaan peserta didik dan lebih baik bicara dengan 4 mata agar peserta didik tidak merasa malu diliat dengan teman temannya.Jika di tegur juga tidak bisa guru bisa memberi hukuman ringan.
Nama : Kristina Septiana Rinda
BalasHapusKelas : VB
NPM : 2286206032
Menurut saya, membuat kontrak kelas bersama sangat penting karena semua siswa dapat berpartisipasi dalam menetapkan aturan yang adil. Hal ini juga membantu meningkatkan rasa tanggung jawab bersama di antara siswa. Selain itu, siswa akan lebih cenderung mematuhi aturan yang mereka buat sendiri. Dengan demikian, membuat kontrak kelas bersama adalah langkah yang baik untuk menciptakan kelas yang memiliki rasa tanggung jawab bersama.
Nama : Kristina Septiana Rinda
BalasHapusKelas : VB
NPM : 2286206032
Dengan adanya kontrak kelas bersama, semua siswa memiliki kesempatan untuk menyuarakan pendapat mereka. Ini dapat meningkatkan rasa kebersamaan dan menghargai perbedaan pendapat di dalam kelas. Selain itu, setiap siswa akan merasa lebih dihargai dan didengarkan. Ini juga dapat mendorong siswa untuk lebih aktif dalam mengikuti pelajaran. Hal ini akan menciptakan lingkungan belajar yang lebih baik dan teratur.
Nama : Kristina Septiana Rinda
BalasHapusKelas : VB
NPM : 2286206032
Membuat kontrak kelas bersama bisa menjadi cara yang efektif untuk mengajarkan nilai-nilai seperti keadilan dan tanggung jawab. Siswa dapat belajar tentang pentingnya mengikuti aturan dan dampak dari pelanggaran aturan tersebut. Selain itu, mereka juga bisa belajar untuk bertanggung jawab atas tindakan mereka sendiri.
Nama : Winda Tuti Dayanti
BalasHapusNPM : 2286206057
Kelas : 5C PGSD
Siswa yang dipermalukan cenderung merasa tidak kompeten dan kehilangan motivasi untuk belajar.Bahkan Permaluan dapat merusak kepercayaan dan hubungan baik antara guru dan Pendekatan positif yang efektif seperti fokus pada proses,bukan nilai,buat lingkungan belajar yang aman dan nyaman ,menggunakan bahasa yang baik,berikan umpan balik kepada siswa secara positif dan libatkan siswa dalam proses pembelajaran.Dengan menggunakan penggunaan ini, siswa bisa menjadi lebih nyaman dalam pembelajaran.
Nama : Winda Tuti Dayanti
BalasHapusNPM : 2286206057
Kelas : 5C PGSD
Menurut saya, penting bagi guru untuk menciptakan suasana belajar yang nyaman dan aman dalam proses pembelajaran.Proses pembelajaran yang nyaman dan aman dapat membuat siswa aktif dalam pembelajaran.Menurut saya jangan pernah mempermalukan siswa karna hal itu berdampak negatif pada keadaan siswa seperti motivasi belajar hilang,hilangnya rasa kepercayaan diri dan juga menjadi takut dengan orang lain atau memberikan pendapat.Kita sebagai guru perlu bijak dalam mengambil sikap terhadap siswa yang kita didik.Dan tentunya kita sebagai guru merupakan panutan bagi peserta didik.
Nama : oktafiana Rosanta kapi
BalasHapusNpm. :2286206112
Kelas. :5d
Menghadapi sikap siswa terlihat mudah namun bagi guru ini adalah suatu tantangan, karena guru harus lebih banyak-banyak lagi dalam bersabar .Untuk itu perlunya untuk membuat kesepakatan dalam belajar sebelum dan sesudah belajar. Agar ketika mereka melanggar maka mereka siap menanggung kesalahan mereka .
Nama : oktafiana Rosanta kapi
BalasHapusNpm. :2286206112
Kelas. :5d
Membuat kontrak kelas bersama siswa, hal ini yang di lakukan guru agar siswa-siswinya tidak banyak tingkah, heheh. Kini yang di lakukan guru yaitu tidak hanya membuat aturan dan sangsi itu secara sepihak melainkan secara bersama, yang mana ketika siswa melanggar maka semua sangsi yang di tetapkan bersama harus di lakukan. Ini mengajarkan siswa untuk lebih disiplin dan bertanggung jawab atas apa yang mereka tentukan .
Nama : oktafiana Rosanta kapi
BalasHapusNpm. :2286206112
Kelas. :5d
Untuk itu perlunya kerjasama antara guru dan orang tua siswa-siswenya agar ketika ada hal hal yang menyangkut anak di sekolah guru akan dengan mudah menyampaikan kepada orang tua, dan mungkin tidak akan ada lagi kelasah pahaman antar guru dan orang tua.
Nama: oktafiana Rosanta kapi
BalasHapusNpm. :2286206112
Kelas :5d
Situasi tak terduga akan sering terjadi walau aturan telah di sepakati, oleh karena itu perlunya untuk tetap tenang dalam menghadapi hal seperti ini, bisa dengan berbagi cara guru bisa menyiapkan beberapa data mengenai siswa tersebut , dan mengingat -ngingat kembali tentang prilaku siswa di kelas .hal ini dapatembantu dalam menghadapi nya nanati.
Nama: oktafiana Rosanta kapi
BalasHapusNpm. :2286206112
Kelas.:5d
Pentingnya bagi guru untuk memberi arahan sebelum minta siswa melakukan sesuatu Yang mana agar membantu siswa mengetahi terlebih dahulu hal hal apa saja yang boleh dan tidak untuk di lakukan. Membuat siswa menjadi lebih disiplin dan teratur dalam mengerjakan tugas yang diberikan.
Nama: oktafiana Rosanta kapi
BalasHapusNpm. :2286206112
Kelas :5d
Membangun kelas yang konsisten dan positif, dengan harapan datap menciptakan lingkungan kelas yang aman dan mendukung antara satu dengan yang lain.
Nama : Mina Risa Aleng Angku
BalasHapusNpm : 2286206062
Kelas : 5C
Saya sangat mendukung pendekatan pengelolaan perilaku siswa tanpa mempermalukan. Pendekatan ini memiliki banyak keunggulan dan sejalan dengan perkembangan psikologi pendidikan modern.
Pendekatan tanpa mempermalukan dalam pengelolaan perilaku siswa adalah langkah yang sangat penting untuk menciptakan lingkungan belajar yang positif dan mendukung perkembangan siswa secara holistik. Dengan menerapkan pendekatan ini, kita dapat membantu siswa tumbuh menjadi individu yang percaya diri, bertanggung jawab, dan sukses. pendekatan ini lebih fokus pada bagaimana membantu siswa memperbaiki perilaku mereka. Dengan memberikan dukungan dan bimbingan, siswa akan lebih termotivasi untuk berubah. Pendekatan ini mengajarkan siswa untuk bertanggung jawab atas tindakan mereka tanpa harus merasa tertekan atau takut. Mereka akan belajar dari kesalahan dan mengambil tindakan untuk memperbaiki diri. Ketika siswa memahami apa yang diharapkan dan merasa penghargaan atas usaha mereka, kepercayaan terhadap guru semakin meningkat.
Nama: Rahma Yunita
BalasHapusKelas: 5B
Npm: 2286206031
Menurut saya mengelola perilaku siswa dengan pendekatan yang tidak mempermalukan adalah langkah penting dalam menciptakan lingkungan belajar yang positif dan mendukung perkembangan emosional siswa. Pendekatan ini menekankan pada penghormatan terhadap harga diri siswa, serta pengelolaan konflik dan perilaku yang tidak diinginkan dengan cara yang konstruktif dan penuh pengertian.
Nama: Rahma Yunita
BalasHapusKelas: 5B
Npm: 2286206031
Penting bagi guru untuk mengenali bahwa setiap siswa memiliki latar belakang, kebutuhan, dan tantangan yang berbeda. Menggunakan pendekatan yang tidak mempermalukan membantu menghindari rasa malu atau rasa tidak dihargai yang dapat mempengaruhi rasa percaya diri dan hubungan sosial siswa. Alih-alih memberikan hukuman atau sanksi yang dapat memperburuk perilaku, guru dapat menggunakan teknik seperti memberikan umpan balik positif, mengajak siswa berdiskusi secara pribadi, atau memberikan alternatif perilaku yang lebih baik.
Nama: Rahma Yunita
BalasHapusKelas: 5B
Npm: 2286206031
Pendekatan ini juga mendorong pembelajaran tentang tanggung jawab dan disiplin dengan cara yang lebih menyeluruh, membantu siswa untuk belajar mengendalikan perilaku mereka tanpa merasa terancam atau dihukum. Selain itu, dengan menghindari mempermalukan siswa, hubungan antara guru dan siswa dapat tetap terjalin dengan baik, yang pada gilirannya menciptakan suasana kelas yang lebih harmonis dan efektif dalam mendukung pembelajaran.
Nama: Rahma Yunita
BalasHapusKelas: 5B
Npm: 2286206031
Secara keseluruhan, mengelola perilaku siswa dengan pendekatan yang tidak mempermalukan adalah salah satu cara terbaik untuk membangun kedisiplinan yang sehat, mengurangi kecemasan, dan meningkatkan rasa percaya diri siswa dalam proses pembelajaran.
Nama : Diah Anggi Rizkyana
HapusKelas : 5D PGSD
NPM : 2286206107
izin mengomentari saya setuju dengan pendapat anda meskipun pendekatan tanpa mempermalukan ini memiliki banyak kelebihan tantangan yang dihadapi oleh guru dalam menerapkannya terkadang bisa menjadi kendala beberapa guru mungkin merasa bahwa tanpa tindakan tegas perilaku buruk tidak akan terselesaikan titik namun penting untuk mengingat bahwa tujuan bukan hanya untuk mengontrol perilaku, tetapi untuk mendidik siswa tentang tanggung jawab dan konsekuensi dari tindakan mereka. pelatihan yang tepat dan berbagi praktik terbaik diantara para pendidik dapat membantu mengatasi kekhawatiran ini titik kritis terhadap metodenya bukan berarti menolak perubahan tetapi justru mendorong perbaikan yang lebih menyeluruh
Nama : Mina Risa Aleng Angku
BalasHapusNpm : 2286206063
Kelas : 5C
Menurut saya, saat ini guru sering menghadapi tantangan dalam menjaga perilaku siswa di kelas, terutama dalam menemukan keseimbangan antara menegakkan aturan dan membangun hubungan yang positif dengan siswa. Oleh karena itu, penting bagi guru untuk menangani perilaku buruk dengan pendekatan proaktif yang tidak hanya memperbaiki situasi, tetapi mendorong perilaku positif di masa depan. Perilaku yang kurang serius dapat diatasi dengan isyarat nonverbal atau peningat singkat, sedangkan perilaku yang lebih serius memperlakukan tindakan seperti panggilan ke orang tua atau konsekuensi lain. Ketika siswa melakukan sesuatu yang positif, guru sebaiknya langsung memberi umpan balik kepada siswa agar lebih jelas tentang apa saja yang mereka lakukan dengan baik dan mengapa hal itu penting.
Nama:siti samsiah handayani
BalasHapusKelas:5B
Npm:2286206070
Prilaku siswa di kelas memang tantangan bagi guru karna banyaknya 1 kelas kadang isinya 25 lebih siswa banyak prilaku mereka yang kadang susah diatur bahkan dikasih tau hingga mau membangun suasan kelas yang baik, produktif, dan kondusif cukup sulit bagi guru karna variasi dari prilaku siswa di kelas yang cenderung memiliki kenakalan dan prilaku yang berbeda sehingga ini merupakan suatu tantangan bagi guru untuk dapat menjaga prilaku siswa.
Nama:siti samsiah handayani
BalasHapusKelas:5B
Npm:2286206070
Menurut saya dimulai dari prilaku yang disiplin ini merupakan hal yang harus ditaati oleh siswa mereka harus datang tepat waktu, piket, menaati peraturan dan tidak melanggar karna jika mereka melanggar akan ada sangsi ini merupakan cara guru untuk menangani prilaku disiplin agar mereka terbiasa bahwa jika ada peraturan yang sudah disepakati maka harus dia lakukan jika melanggar akan terkena konsekuensi dari apa yang bergerak lakukan.
Nama:siti samsiah handayani
BalasHapusKelas:5B
Npm:2286206070
Bener banget kontrak kelas bersama ini diperlukan memang sudah ada peraturan di sekolh tapi guru juga bisa nih membuat kontrak kelas untuk melatih prilaku siswa agar lebih baik seperti berbicara dengan sopan dikelas, tidak ribut di kelas,harus berdoa dengan hikmat,tidak boleh berteriak, dan banyak lagi yang merupakan kontrak kesepakatan yang guru dan siswa lakukan dikelaa hala ini memang menjadi salah satu cara untuk bisa mengubah prilaku siswa agar lebih baik.
Nama:siti samsiah handayani
BalasHapusKelas:5B
Npm:2286206070
Memang untuk prilaku guru harus lebih peka dan profesional tidak bisa sekelas dibeda-bedakan karna prilaku siswa 1 ini baik sedangkan siswa 2 ini tidak baik jika guru melihat hal tersebut harusnya melakukan pendekatan pada siswa yang prilaku nya tidak baik ini agar bisa memberi bimbingan atau arahan lebih pada siswa dikelaa yang memiliki sifat tidak baik dibanding siswa lainnya hal ini agar bisa membuat siswa itu mengerti dan paham bahwa prilakunya saat ini tidak baik aa hingga harus melakukan hal yang bisa mengubah prilaku siswa itu.
Nama:siti samsiah handayani
BalasHapusKelas:5B
Npm:2286206070
Nah untuk dapat seimbang dan membangun prilaku yang positif di kelas guru bisa mengunakan banyak metode pendekatan untuk siswa di kelas memang tidak mudah tetapi guru harus bisa usaha dalam menangani hal ini untuk siswa selain itu perlunya sikap, sabar, tegas, positif yang dapat digunakan dalam hal ini jika siswa bisa mendengarkan apa yang dikasih tau guru mereka akan sendiri nya mengikuti peraturan yang ada untuk mereka taati di kelas.
Nama : Kristina Septiana Rinda
BalasHapusKelas : VB
NPM : 2286206032
Menurut saya, membangun kelas yang konsisten dan positif dimulai dengan aturan yang jelas. Penting untuk selalu membentuk aturan dengan adil dan konsisten. Siswa akan merasa lebih aman dan nyaman ketika mereka tau apa yang diharapkan dari mereka. Konsistensi ini juga membantu menciptakan lingkungan belajar yang positif.
Nama : Kristina Septiana Rinda
BalasHapusKelas : VB
NPM : 2286206032
Pendekatan positif sangat penting dalam menciptakan kelas yang harmonis. Memberikan pujian atau penghargaan ketika siswa berperilaku baik ini dapat meningkatkan motivasi belajar mereka. Selain itu, penting untuk menunjukkan empati atau rasa peduli mereka dan pengertian terhadap kesulitan yang mungkin dihadapi siswa. Guru yang positif akan menciptakan hubungan yang lebih baik dengan siswa. Ini akan mendorong mereka untuk berpartisipasi aktif dalam pembelajaran dikelas.
Nama : Kristina Septiana Rinda
BalasHapusKelas : VB
NPM : 2286206032
Penting untuk membangun komunikasi yang terbuka dengan siswa. Guru harus mendengarkan pendapat dan perasaan siswa dengan baik. Hal ini akan membuat siswa merasa dihargai dan didengar. Selain itu, komunikasi yang baik membantu mengatasi masalah. Dengan demikian, suasana kelas menjadi lebih positif dan kondusif untuk belajar.
Nama : Diah Anggi Rizkyana
HapusKelas : 5D PGSD
NPM : 2286206107.
saya setuju dengan pernyataan Anda terkait keterbukaan dengan siswa. pentingnya melibatkan siswa dalam proses pengelolaan perilaku yakni dengan menciptakan aturan dan harapan kelas secara bersama-sama akan menumbuhkan rasa bertanggung jawab dan tidak tertekan sehingga kesemuanya merasa dilibatkan. dan kita sebagai guru ataupun calon guru dapat mengalihkan perhatian dari individu yang bermasalah kepada perilaku yang perlu diubah misalnya daripada mengatakan kamu salah Kita bisa mengganti perkataan menjadi ini adalah tindakan yang perlu diperbaiki sehingga siswa tidak merasa di pojokan atau dipermalukan.
Nama : Kristina Septiana Rinda
BalasHapusKelas : VB
NPM : 2286206032
Guru dapat melibatkan siswa dalam pembuatan aturan kelas dapat meningkatkan rasa kepemilikan dan tanggung jawab mereka. Ketika siswa merasa memiliki andil dalam aturan yang diterapkan, mereka cenderung lebih mematuhi dan menghormati aturan tersebut. Selain itu, partisipasi aktif siswa dalam proses pembelajaran juga dapat meningkatkan suasana kelas yang positif. Guru bisa mengajak siswa untuk berkolaborasi dan diskusi. Ini tidak hanya meningkatkan keterlibatan mereka tetapi juga memperkuat hubungan antar siswa.
Nama : Diah Anggi Rizkyana
BalasHapusKelas : 5D PGSD
NPM : 2286206107
Menurut saya, handphone dapat menjadi alat yang efektif asal digunakan dengan bijak. guru tidak hanya memfasilitasi pembelajaran yang relevan dengan teknologi tetapi juga membantu siswa mengembangkan keterampilan abad ke 21 ini. dengan tips tips diatas kita sebagai calon guru dapat mengakumulasi dengan penerapan dimasa yang akan datang, guru yang cerdas dapat memanfaatkan hambatan menjadi ide menarik yang dimanfaatkan.
Dengan pembuatan konten oleh siswa, juga dapat mendorong siswa untuk membuat konten kreatif, seperti video dokumentasi proyek, presentasi digital, atau vlog pembelajaran. hal ini dapat meningkatkan keterampilan teknis dan juga rasa percaya diri siswa. dan juga siswa dapat membantu sekolah, seperti pengenalan sekolah di sosial media agar orang tua memiliki alasan mengapa harus disekolahkan ke sekolah tersebut
BalasHapusNama : Diah Anggi Rizkyana
BalasHapusKelas : 5D PGSD
NPM : 2286206107
pendekatan tanpa mempermalukan dalam pengelolaan perilaku siswa adalah langkah yang sangat penting dalam menciptakan lingkungan belajar yang positif dan inklusif. mempermalukan siswa dapat berdampak negatif pada rasa percaya diri hingga motivasi mereka untuk belajar, yang pada akhirnya akan menimbulkan masalah baru dan masalah perilaku yang lebih serius. model pengelolaan berbasis empati sangat dibutuhkan untuk mendukung tumbuhnya hubungan yang sehat antara guru dan siswa.
Nama:siti samsiah handayani
BalasHapusKelas:5B
Npm:2286206070
Nah bener untuk menangani siswa perlu respon berjenjang terhadap prilakunya bisa dibilang berstruktur dimana kan ada prilaku siswa yang bisa nih diperbaiki oleh guru jika masih dalam tahap tidak terlalu buruk tapi juga ada banyak siswa yang memiliki prilaku pada tahap buruk sekali dalam hal prilakunya hingga bukan guru saja yang harus menangani kasus ini tetapi juga orang tua siswa.
Nama:siti samsiah handayani
BalasHapusKelas:5B
Npm:2286206070
Dalam prilaku siswa orangtua juga harus dapat peran penting bukan hanya guru saja yang mengajar mereka banyak hal apalagi tentang prilakunya orangtua adalah guru pertama dari anak mereka maka dari itu harusnya ditanamkan prilaku atau sikap baik untuk membuat anak mengerti bagaimana sikap baik dan buruk hingga jika berprilaku tidak baik akan mendapatkan apa saja hal ini adalah sesuatu yang harus diajarin orangtua bukan cuma guru saja tapi orang tua ikut handil dalam kasus ini.
Nama:siti samsiah handayani
BalasHapusKelas:5B
Npm:2286206070
Untuk menumbuhkan sikap atau prilaku yang baik guru bisa memulai dengan sikap-sikap sederhana seperti menyampaikan apresiasi kecil pada siswa, merespon dengan baik saat mereka bertanya dan menjalin hubungan yang baik pada setiap siswa dikelaa dan siswa disekolah jika mereka berbicara bisa menerima dan mendegar serta merespon dengan baik hal ini akan menjadi contoh untuk mereka bahwa sikap tersebut akan menjadi salah satu cara yang dapat diikuti oleh siswa karna kebanyakan siswa dapat mencontoh ketika apa yang mereka dapatkan.
Nama:siti samsiah handayani
BalasHapusKelas:5B
Npm:2286206070
Siswa itu suka sekali dipuji hal ini meningkatkan mood dan membuat mereka memiliki respon dan prilaku yang baik cara sederhana kita dalam memuji mereka contohnya memuji saat mereka dapat membaca dengan baik, berprilaku sopan seperti salim, dapat menjawab pertanyaan guru hingga prilaku lainya yang harus menjadi kan hal itu pujian sehingga mereka akan melakukan hal itu berulang kali karna mereka tau sikap dan prilaku itu akan disukai banyak orang termasuk gurunya.
Nama:siti samsiah handayani
BalasHapusKelas:5B
Npm:2286206070
Mengelola kelas ini diperlukan selain sikap dan prilaku yang baik oleh siswa mereka juga harus bisa menaati sesuatu yang terlah ada seperti tidak ribut, bertengkar, dan saling menerima pendapat teman kelasnya mereka harus belajar diskusi kelompok atau teman sebangkunya untuk melatih bagaimana cara menerima pendapat orang lain tanpa mementingkan ego dan prilaku sendiri hingga mereka akan mendengarkan dan dapat menyampaikan dengan baik hasil diskusi mereka hal ini juga perlu ditanamkan agar mereka dapat menerima pendapat orang lain.
Nama : Waode Nur Liana
BalasHapusKelas : 5A PGSD
Npm : 2286206129
Dengan adanya kontrak pembelajaran siswa mengetahui nilai-nilai yang penting seperti memou rasa hormat, bersahabat dan tanggung jawab, dengan ituu siswa bisa memikirkan nilai-nilai tersebut seperti berbicara dengan sopan kepada yang lebih tua,tidak mengolok-olok teman, dari itu siswa bisa juga menerapkan nilai yang ada.
Nama : Waode Nur Liana
BalasHapusKelas : 5A PGSD
Npm : 2286206129
Dalam kontrak pembelajaran dengan membangun kelas yang konsisten dan positif,yang dimana siswa dapat memahami dan merasakan apa yang diharapkan dengan usaha mereka. Dan kepercayaan kepada guru juga akan meningkat.dalam pendekatan ini guru tidak hanya menciptakan kelas yang kondusif melainkan guru juga membentuk karakter mereka untuk lebih kuat.
HapusNama : Ester Tabita
BalasHapusKelas : 5A PGSD
Npm : 2286206039
waku saya sd pendekatan yang di lakukan guru yaitu untuk Membangun Motivasi Intrinsik Pendapat ini menekankan pentingnya menciptakan lingkungan belajar yang positif dan mendukung. Dengan memberikan pujian, penghargaan, atau pengakuan atas perilaku baik, siswa akan merasa dihargai dan termotivasi untuk mengulangi perilaku tersebut. Fokus utama adalah pada penguatan perilaku positif, bukan pada hukuman atas perilaku negatif.
Nama : Ester Tabita
BalasHapusKelas : 5 A PGSD
Npm : 2286206039
Mengajarkan Keterampilan Hidup, menurut saya Pendekatan ini menekankan pentingnya mengajarkan siswa keterampilan hidup yang diperlukan untuk berperilaku baik. Disiplin positif tidak hanya berfokus pada hukuman, tetapi juga pada pengajaran keterampilan sosial dan emosional. Dengan memberikan konsekuensi logis yang terkait dengan perilaku yang tidak diinginkan, siswa dapat belajar dari kesalahan mereka dan mengembangkan perilaku yang lebih baik.
Nama : Ester Tabita
BalasHapusKelas : 5 A PGSD
Npm : 2286206039
sebagai guru kita harus ajak siswa yang melakukan kesalahan untuk berbicara tentang apa yang telah mereka lakukan, bagaimana perasaan orang lain yang terpengaruh, dan bagaimana mereka dapat memperbaiki situasi.
Nama : Ester Tabita
BalasHapusKelas : 5 A PGSD
Npm : 2286206039
sebagai guru kita perlu ajarkan siswa keterampilan seperti komunikasi yang efektif, kerja sama, dan pengendalian diri. dengan begitu siswa lebih bisa memahami diri nya sendiri siswa juga butuh guru yang bisa membimbing perilaku nya.
Nama : Ester Tabita
BalasHapusKelas : 5 A PGSD
Npm : 2286206039
guru juga harus bisa Membangun hubungan yang positif: Pendekatan positif membantu membangun hubungan yang saling menghormati antara guru dan siswa. dengan begitu dalam memberikan nasehat kepada siswa guru tidak harus menegur dan mempermalukan siswa di depan teman-teman nya.
Nama: Hilda Prity Agustin
BalasHapusKelas: 5B PGSD
Npm: 2386306033
Menurut saya guru harus menggunakan pendekatan yang menghormati martabat siswa dalam setiap interaksi. Ketika siswa melakukan kesalahan, lebih baik menegur secara pribadi daripada di depan kelas. Pendekatan ini mencegah rasa malu yang bisa merusak kepercayaan diri siswa. Dengan memberikan umpan balik yang konstruktif, guru dapat membantu siswa belajar dari kesalahan. Pendekatan ini juga membangun hubungan yang lebih positif antara guru dan siswa.
Nama; Hilda Prity Agustin
BalasHapusKelas: 5B PGSD
Npm: 2286206033
Menggunakan nada suara yang tenang dan penuh empati dapat membantu mengelola perilaku tanpa mempermalukan. Nada yang ramah menunjukkan bahwa guru peduli, bukan ingin menghukum. Hal ini menciptakan suasana aman yang memungkinkan siswa merenungkan perilaku mereka. Siswa lebih cenderung merespons secara positif terhadap koreksi yang dilakukan dengan cara ini. Pendekatan ini membangun lingkungan kelas yang mendukung pembelajaran.
Nama: Hilda Prity Agustin
BalasHapusKelas: 5B PGSD
Npm: 22862060633
Memberikan pilihan kepada siswa dapat menjadi cara efektif untuk mengelola perilaku mereka. Misalnya, guru dapat bertanya, “Bagaimana kalau kita coba cara lain untuk menyelesaikan ini?” Pendekatan ini membantu siswa merasa dihargai dan terlibat dalam proses pengambilan keputusan. Dengan melibatkan siswa, guru dapat mendorong rasa tanggung jawab terhadap tindakan mereka. Hal ini juga mengurangi kemungkinan terjadinya konflik antara guru dan siswa.
Nama: Hilda Prity Agustin
BalasHapusKelas: 5B PGSD
Npm: 2286206033
Fokus pada solusi daripada kesalahan adalah strategi yang dapat mengurangi rasa malu siswa. Guru dapat berkata, “Mari kita cari cara agar ini tidak terjadi lagi,” daripada menekankan kesalahan mereka. Strategi ini membantu siswa memahami bahwa kesalahan adalah bagian dari proses belajar. Pendekatan ini juga mendorong pertumbuhan dan rasa percaya diri. Dengan cara ini, siswa merasa didukung untuk memperbaiki perilaku mereka.
Nama: Hilda Prity Agustin
BalasHapusKelas: 5B PGSD
Npm: 2286206033
Menggunakan humor yang positif dapat membantu meredakan situasi tanpa mempermalukan siswa. Contohnya, jika siswa berbicara terlalu keras, guru dapat dengan lembut bercanda, “Kita sedang latihan untuk jadi penyanyi ya?” Humor yang tepat dapat mengalihkan perhatian tanpa mengesankan penghinaan. Siswa merasa lebih santai dan cenderung menerima koreksi dengan sikap yang baik. Namun, penting untuk memastikan humor tidak bersifat sarkastik atau mengejek.
Nama: Hilda Prity Agustin
BalasHapusKelas: 5B PGSD
Npm:2286206033
Memberikan penghargaan atas perilaku baik lebih efektif daripada fokus pada perilaku buruk. Guru dapat memuji siswa yang menunjukkan perilaku positif di kelas. Pendekatan ini mendorong siswa lain untuk mengikuti contoh tersebut tanpa merasa dipermalukan. Dengan menciptakan suasana kompetisi sehat, guru dapat mengelola perilaku dengan cara yang lebih konstruktif. Hal ini juga membantu meningkatkan rasa bangga siswa terhadap diri mereka sendiri.
Nama: Hilda Prity Agustin
BalasHapusKelas: 5B PGSD
Npm:2286206033
Guru dapat menggunakan bahasa tubuh yang mendukung ketika mengoreksi siswa. Alih-alih menunjuk atau menatap dengan tajam, guru bisa mendekat dengan lembut dan berbicara pada tingkat mata siswa. Pendekatan ini menunjukkan niat baik tanpa memberikan tekanan berlebihan. Siswa mungkin lebih merasa nyaman untuk mendengarkan dan memahami pesan yang disampaikan. Hal ini juga menciptakan rasa hormat yang lebih besar antara guru dan siswa.
Nama: Hilda Prity Agustin
BalasHapusKelas: 5B PGSD
Npm:22762060633
Membangun hubungan personal dengan siswa adalah langkah penting dalam mengelola perilaku mereka. Dengan mengetahui minat dan kebutuhan siswa, guru dapat memberikan pendekatan yang lebih personal. Ketika siswa merasa dimengerti, mereka lebih cenderung menghormati aturan yang ada. Hubungan ini juga membuat koreksi terhadap perilaku mereka terasa lebih seperti dukungan daripada hukuman. Lingkungan kelas menjadi lebih harmonis dengan pendekatan ini.
Nama: Hilda Prity Agustin
BalasHapusKelas: 5B PGSD
Npm:2286206033
Mengajarkan keterampilan sosial kepada siswa dapat membantu mereka mengelola perilaku sendiri. Guru bisa mengajarkan bagaimana cara berbicara dengan sopan, menyelesaikan konflik, atau menunjukkan empati. Dengan keterampilan ini, siswa dapat memahami dampak dari perilaku mereka terhadap orang lain. Siswa yang memiliki keterampilan sosial lebih cenderung mematuhi aturan kelas. Pendekatan ini menciptakan siswa yang lebih mandiri dan bertanggung jawab.
Nama: Hilda Prity Agustin
BalasHapusKelas: 5B PGSD
Npm:2286206033
Memberikan kontrak pembelajaran yang jelas sejak awal dapat mencegah perilaku buruk di kelas. Guru dapat menjelaskan aturan dengan cara yang positif dan memberi alasan mengapa aturan tersebut penting. Dengan pemahaman ini, siswa merasa aturan tersebut masuk akal dan lebih mudah untuk diikuti. Ketika siswa melanggar aturan, guru dapat merujuk kembali ke kesepakatan tersebut tanpa perlu menyalahkan. Pendekatan ini membuat siswa merasa dihormati sekaligus bertanggung jawab.
Nama: Hilda Prity Agustin
BalasHapusKelas: 5B PGSD
Npm: 2286206033
Jika siswa ada masalah jangan langsung menyalahkan, guru bisa bertanya kepada siswa tentang alasan di balik perilaku mereka. Misalnya, “Apa yang membuat kamu merasa perlu berbicara saat ini?” Pendekatan ini menunjukkan rasa ingin tahu dan empati, bukan kritik. Dengan memahami alasan di balik perilaku, guru dapat menawarkan solusi yang lebih sesuai. Siswa juga merasa didengar, sehingga lebih terbuka terhadap perubahan.
Nama: Hilda Prity Agustin
BalasHapusKelas: 5B PGSD
Npm:2286206033
Ketika siswa mulai menunjukkan perilaku yang tidak sesuai, guru dapat mengalihkan perhatian mereka ke aktivitas yang lebih produktif. Misalnya, meminta siswa tersebut membantu dalam tugas sederhana atau fokus pada aspek positif dari situasi. Pengalihan ini membantu mencegah eskalasi masalah tanpa perlu menyoroti kesalahan siswa di depan kelas. Selain itu, siswa merasa diberdayakan, bukan dihukum. Pendekatan ini menciptakan suasana yang lebih kondusif untuk belajar.
Nama: Hilda Prity Agustin
BalasHapusKelas: 5B PGSD
Npm: 2286206033
Jika siswa melakukan kesalahan sebaiknya jangan langsung di hukum, guru dapat meminta siswa bertanggung jawab dengan cara memperbaiki dampak perilaku mereka. Contohnya, jika siswa mengganggu kelas, mereka bisa diminta membantu menciptakan suasana belajar yang lebih baik. Pendekatan ini mengajarkan pentingnya empati dan tanggung jawab sosial. Dengan cara ini, siswa belajar memahami konsekuensi perilaku mereka secara langsung. Restorasi membantu siswa merasa dihargai dan tidak dipermalukan.
Nama: Hilda Prity Agustin
BalasHapusKelas: 5B PGSD
Npm:2286206033
Memberikan label seperti "nakal" atau "sulit" dapat merusak harga diri siswa dan memperburuk perilaku mereka. Sebagai gantinya, guru bisa fokus pada perilaku spesifik, misalnya dengan berkata, “Saya perhatikan kamu kesulitan berkonsentrasi hari ini.” Dengan memisahkan perilaku dari identitas siswa, guru mendorong siswa untuk memperbaiki tindakan mereka. Hal ini juga membantu siswa merasa didukung, bukan dihakimi. Pendekatan ini membangun kepercayaan yang lebih baik antara guru dan siswa.
Nama: Hilda Prity Agustin
BalasHapusKelas: 5B PGSD
Npm:2286206033
Rutinitas yang konsisten membantu siswa memahami ekspektasi dan merasa lebih aman. Guru dapat merancang rutinitas harian yang mencakup aturan perilaku dan langkah-langkah untuk menangani pelanggaran. Ketika siswa tahu apa yang diharapkan, mereka lebih cenderung mematuhi aturan. Rutinitas ini juga mengurangi kebutuhan untuk koreksi yang sering, sehingga meminimalkan potensi rasa malu. Dengan struktur yang jelas, suasana kelas menjadi lebih tertib dan nyaman.
Nama: Hilda Prity Agustin
BalasHapusKelas: 5B PGSD
Npm: 2286206033
Mengundang orang tua untuk bekerja sama dalam mendukung perilaku siswa adalah strategi yang bermanfaat. Guru dapat memberikan umpan balik kepada orang tua secara konstruktif, misalnya dengan menyoroti kekuatan siswa sebelum membahas tantangan mereka. Pendekatan ini menunjukkan bahwa guru dan orang tua bekerja sebagai tim untuk mendukung siswa. Siswa merasa lebih termotivasi untuk memperbaiki perilaku mereka ketika mereka melihat dukungan ini. Dengan cara ini, guru dapat menangani masalah tanpa mempermalukan siswa.
Nama: Hilda Prity Agustin
BalasHapusKelas: 5B PGSD
Npm: 2286206033
Ketika siswa melanggar aturan, guru dapat memberikan waktu sejenak bagi mereka untuk merenungkan tindakan mereka. Misalnya, meminta siswa duduk di sudut refleksi selama beberapa menit untuk memikirkan solusi atas perilaku mereka. Strategi ini memungkinkan siswa mengambil jeda tanpa merasa dipermalukan di depan teman-teman mereka. Setelah itu, guru dapat berbicara secara pribadi dengan siswa untuk mendiskusikan langkah selanjutnya. Pendekatan ini mendukung perkembangan emosional siswa dengan cara yang positif.
Nama: Hilda Prity Agustin
BalasHapusKelas: 5B PGSD
Npm: 2286206033
Guru dapat memperkuat perilaku baik dengan penghargaan verbal, stiker, atau sistem poin yang merangsang motivasi siswa. Fokus pada perilaku positif membantu menciptakan lingkungan kelas yang lebih optimis. Ketika siswa melihat bahwa perilaku baik dihargai, mereka lebih cenderung mengulanginya. Strategi ini mengurangi kebutuhan untuk menghukum atau mempermalukan siswa. Dengan cara ini, suasana kelas menjadi lebih mendukung bagi semua pihak.
Nama: Hilda Prity Agustin
BalasHapusKelas: 5B PGSD
Npm: 2286206033
Ketika terjadi konflik antara siswa atau antara guru dan siswa, guru dapat memfasilitasi diskusi untuk mencari solusi bersama. Misalnya, guru bisa bertanya, “Apa yang bisa kita lakukan agar situasi ini lebih baik untuk semua orang?” Pendekatan ini mendorong siswa untuk berpikir kritis dan bekerja sama. Siswa merasa dihargai karena diberi kesempatan untuk berkontribusi dalam penyelesaian masalah. Konflik dapat diselesaikan tanpa perlu mempermalukan pihak mana pun.
Nama: Hilda Prity Agustin
BalasHapusKelas: 5B PGSD
Npm:2286206033
Guru dapat mengajari siswa cara mengelola emosi mereka, seperti dengan teknik pernapasan dalam atau menghitung sampai sepuluh. Ketika siswa memiliki keterampilan ini, mereka lebih mampu mengontrol perilaku mereka di situasi yang menantang. Guru juga dapat menjadi contoh dengan menunjukkan cara mengelola emosi mereka sendiri. Dengan keterampilan regulasi emosi, siswa lebih cenderung merespons situasi dengan tenang. Hal ini mencegah terjadinya perilaku yang mengganggu.
Nama: Hilda Prity Agustin
BalasHapusKelas: 5B PGSD
Npm:2286206033
Ketika siswa membuat keputusan yang kurang tepat, guru dapat menawarkan alternatif yang lebih baik daripada langsung mengkritik. Misalnya, alih-alih berkata, “Jangan bicara saat pelajaran,” guru bisa mengatakan, “Bagaimana kalau kita diskusikan ini setelah kelas?” Dengan memberikan opsi, siswa merasa diberdayakan dan tidak dipermalukan. Pendekatan ini mengarahkan perilaku mereka ke jalur yang lebih positif. Siswa belajar memilih tindakan yang lebih konstruktif tanpa tekanan.
Nama: Hilda Prity Agustin
BalasHapusKelas: 5B PGSD
Npm:2286206033
Perbandingan dapat menyebabkan siswa merasa tidak dihargai atau dipermalukan. Guru harus fokus pada perkembangan individu siswa, bukan membandingkan mereka dengan teman-temannya. Pendekatan ini menghargai setiap siswa sebagai individu dengan kebutuhan dan kecepatan belajar yang unik. Dengan cara ini, siswa merasa lebih percaya diri untuk memperbaiki perilaku mereka. Fokus pada pencapaian pribadi mendorong motivasi intrinsik siswa.
Nama: Hilda Prity Agustin
BalasHapusKelas: 5B PGSD
Npm: 2286206033
Guru dapat menetapkan ekspektasi perilaku yang jelas di awal semester dengan cara yang positif. Misalnya, mengungkapkan harapan seperti, “Saya percaya kalian semua bisa menjadi contoh siswa yang baik.” Dengan membangun ekspektasi ini, siswa merasa termotivasi untuk memenuhi harapan tanpa tekanan. Ekspektasi yang positif menciptakan suasana kelas yang mendukung pembelajaran. Hal ini membantu guru mengelola perilaku siswa dengan cara yang menghormati martabat mereka.
Nama: Risma Ramadhani
BalasHapusKelas: 5B
NPM: 2286206051
Menurut saya pengelolaan perilaku siswa dengan pendekatan tanpa mempermalukan itu langkah yang sangat bagus sekali dan efektif. Karena dapat meningkatkan harga diri siswa, ketika siswa tidak dipermalukan didepan umum, mereka akan merasa lebih dihargai dan memiliki harga diri yang lebih tinggi, disini memiliki dampak positif untuk motivasi belajar mereka. Pendekatan ini membantu membangun hubungan yang lebih positif antara guru dan siswa. siswa akan merasa lebih nyaman untuk bertanya dan berinteraksi dengan guru.
Nama: Risma Ramadhani
BalasHapusKelas: 5B
NPM: 2286206051
Dalam lingkungan yang positif dan bebas dari rasa takut, siswa akan lebih fokus pada pembelajaran dari pada khawatir akan dipermalukan ketika salah. selain itu dengan pendekatan ini mengajarkan siswa bagaimana merespon situasi sosial dengan cara yang lebih baik dan lebih dewasa. Dalam menggunakan pendekatan ini guru melakukan dengan cara menghindari kata-kata yang dapat menyakiti hati siswa, gunakan bahasa yang santun dengarkan apa yang akan disampaikan oleh siswa.
Nama: Risma Ramadhani
BalasHapusKelas: 5B
NPM: 2286206051
Selain itu dalam mengimplementasikan ini berikan juga pujian dan penghargaan atas perilaku yang baik, jika ada pelanggaran berikan konsekuensi yang logis dan berhubungan dengan perilaku yang dilakukan. Melatih siswa untuk berempati, berkomunikasi dengan baik, dan menyelesaikan masalah. Juga jalin kerja sama dengan orang tua untuk mendukung perilaku positif siswa dirumah dan disekolah.
Nama: Risma Ramadhani
BalasHapusKelas: 5B
NPM: 2286206051
Dengan tidak mempermalukan siswa disini, siswa merasa lebih dihargai dan dengan menggunakan pendekatan itu merupakan investasi jangka panjang. dengan menciptakan lingkungan belajar yang positif dan mendukung itu dapat membantu siswa tumbuh menjadi individu yang percaya diri, bertanggung jawab dan sukses di masa yang akan datang.
Nama : Maria Fransiska Muda
BalasHapusKelas : 5B
NPM : 2286206042
Mengelola perilaku siswa tanpa mempermalukan adalah pendekatan yang bertujuan untuk menciptakan suasana kelas yang positif dan penuh rasa hormat. Dalam pendekatan ini, guru berfokus pada membimbing siswa untuk memperbaiki perilakunya dengan cara yang mendukung perkembangan emosional dan sosial mereka, tanpa merendahkan atau mempermalukan. Pendekatan ini sangat penting untuk menciptakan lingkungan belajar yang aman, nyaman, dan bebas dari rasa takut atau malu, sehingga siswa merasa lebih dihargai dan termotivasi untuk berperilaku baik.
Nama : Maria Fransiska Muda
BalasHapusKelas : 5B
NPM : 2286206042
Guru dapat mengelola perilaku siswa dengan berbicara dengan cara yang positif dan konstruktif, memberi penguatan ketika siswa berperilaku baik, serta memberikan pilihan kepada siswa agar mereka merasa memiliki kendali atas perilaku mereka. Selain itu, penting juga untuk menjelaskan dengan jelas aturan kelas dan konsekuensi dari setiap perilaku, serta memberikan kesempatan bagi siswa untuk merenung dan memperbaiki perilaku mereka tanpa merasa dihukum atau dipermalukan. Pendekatan ini juga mencakup penggunaan teknik-teknik seperti pendekatan restoratif, yang memungkinkan siswa untuk memahami dampak dari perilakunya dan memperbaiki hubungan dengan teman-temannya jika terjadi konflik.
Nama : Maria Fransiska Muda
BalasHapusKelas : 5B
NPM : 2286206042
Mengelola perilaku siswa tanpa mempermalukan adalah cara yang penting untuk menciptakan suasana belajar yang aman dan positif. Pendekatan ini fokus pada memberi bimbingan kepada siswa untuk memperbaiki perilaku mereka tanpa merasa dihukum atau dipermalukan. Sebagai gantinya, guru lebih banyak memberikan pengertian dan dukungan yang membangun.
Nama : Maria Fransiska Muda
BalasHapusKelas : 5B
NPM : 2286206042
Hubungan yang baik antara guru dan siswa juga sangat berpengaruh. Ketika siswa merasa dihargai dan dipahami, mereka lebih mudah memperbaiki perilaku mereka tanpa merasa takut atau malu. Pujian dan dukungan positif dari guru juga membantu siswa merasa dihargai, yang membuat mereka lebih termotivasi untuk berperilaku baik
Nama : Maria Fransiska Muda
BalasHapusKelas : 5B
NPM : 2286206042
Dengan pendekatan ini, siswa tidak hanya belajar memperbaiki perilaku mereka, tetapi juga mengembangkan keterampilan hidup yang penting, seperti tanggung jawab, empati, dan kemampuan untuk membuat keputusan yang baik. Tujuannya adalah menciptakan suasana yang mendukung perkembangan mereka tanpa membuat mereka merasa dihukum atau dipermalukan.
Nama : Maria Fransiska Muda
BalasHapusKelas : 5B
NPM : 2286206042
Melibatkan siswa dalam menyusun aturan di awal tahun ajaran sangat bermanfaat untuk menciptakan suasana kelas yang positif dan saling menghargai. Ketika siswa ikut serta dalam proses pembuatan aturan, mereka merasa lebih bertanggung jawab terhadap aturan tersebut dan lebih cenderung untuk mengikutinya. Cara ini juga membantu mereka merasa dihargai dan diikutsertakan dalam keputusan yang mempengaruhi mereka sehari-hari.
Nama : Marai Fransiska Muda
BalasHapusKelas : 5B
NPM : 2286206042
Melibatkan siswa dalam aturan kelas juga dapat membantu mengurangi konflik, karena mereka lebih memahami tujuan dari aturan tersebut dan merasa bahwa aturan tersebut dibuat secara adil. Mereka tahu bahwa mereka memiliki andil dalam prosesnya, sehingga lebih termotivasi untuk mematuhi aturan yang ada. Dengan cara ini guru dan siswa dapat bekerja sama dengan lebih baik, menciptakan lingkungan yang mendukung proses belajar yang efektif dan menyenangkan.
Nama : Maria Fransiska Muda
BalasHapusKelas : 5B
NPM : 2286206042
Respons berjenjang terhadap perilaku adalah cara yang sangat baik untuk mengelola perilaku siswa di kelas. Dengan pendekatan ini, guru memberikan konsekuensi yang berbeda-beda tergantung seberapa serius pelanggaran yang dilakukan siswa. Misalnya, jika seorang siswa membuat kesalahan kecil, guru bisa memberi pengingat atau peringatan ringan. Namun, jika pelanggaran itu terus berlanjut atau lebih serius, maka guru memberikan konsekuensi yang lebih besar.
Nama : Maria Fransiska Muda
BalasHapusKelas : 5B
NPM : 2286206042
Pendekatan berjenjang ini memberi kesempatan bagi siswa untuk memperbaiki perilaku mereka sebelum mereka mendapat hukuman yang lebih berat. Hal ini membantu siswa memahami bahwa setiap tindakan ada akibatnya, tetapi mereka juga diberi kesempatan untuk belajar dari kesalahan dan berperilaku lebih baik di masa depan. Ini juga membuat siswa merasa lebih dihargai, karena mereka diberi waktu untuk memperbaiki diri tanpa langsung dihukum.
Nama : Maria Fransiska Muda
BalasHapusKelas : 5B
NPM : 2286206042
Respons berjenjang membantu menciptakan suasana kelas yang lebih positif dan mendukung, di mana siswa dapat belajar dari kesalahan mereka, merasa dihargai, dan tetap termotivasi untuk berperilaku baik. Pendekatan ini tidak hanya memperbaiki perilaku siswa, tetapi juga mengajarkan mereka nilai-nilai penting seperti tanggung jawab dan keadilan.
Nama : Maria Fransiska Muda
BalasHapusKelas : 5B
NPM : 2286206042
Benar sekali, situasi tak terduga memang bisa terjadi meskipun aturan kelas telah disepakati bersama. Namun, dengan pendekatan yang bijaksana, empati, dan komunikasi yang baik, guru dapat mengatasi situasi tersebut dengan efektif. Aturan kelas yang sudah disepakati bersama tetap penting, tetapi fleksibilitas dan kesiapan menghadapi situasi yang tidak terduga juga merupakan kunci dalam menciptakan lingkungan belajar yang positif dan kondusif.
Nama : Maria Fransiska Muda
BalasHapusKelas : 5B
NPM : 2286206042
Penting bagi guru dan siswa untuk dilatih tentang skrip darurat. Latihan secara rutin membantu semua orang tahu apa yang harus dilakukan saat darurat, sehingga bisa bertindak cepat dan tepat. Latihan juga membuat semua orang lebih siap dan saling bekerja sama.
Setelah kejadian darurat, evaluasi penting untuk mengetahui apa yang berjalan baik dan apa yang bisa diperbaiki. Dengan cara ini, guru bisa memperbaiki skrip darurat agar lebih siap menghadapi kejadian serupa di masa depan.
Nama : Maria Fransiska Muda
BalasHapusKelas : 5B
NPM : 2286206042
Dengan guru memahami penyebabnya, guru bisa belajar dari kejadian itu dan menghindari hal yang sama terjadi lagi. Ini juga membantu guru untuk memperbaiki cara mengajar dan lebih siap menghadapi situasi serupa di masa depan. Dengan begitu, guru bisa menemukan cara yang lebih baik untuk mengelola kelas.
Nama : Maria Fransiska Muda
BalasHapusKelas : 5B
NPM : 2286206042
Ada kalanya siswa perlu ditegur secara langsung. Namun, penting untuk melakukannya dengan bijak, agar teguran tersebut tidak merusak hubungan antara guru dan siswa. Teguran yang disampaikan dengan cara yang penuh pengertian dan tanpa menyakiti perasaan atau merasa dipermalukan siswa akan lebih mudah diterima. Tujuan utama adalah untuk membantu siswa memahami kesalahan mereka dan memperbaiki perilaku, bukan membuat mereka merasa dihukum atau dijauhi. Dengan pendekatan yang hati-hati, hubungan positif antara guru dan siswa tetap terjaga, dan siswa bisa belajar dari teguran tersebut.
Nama : Maria Fransiska Muda
BalasHapusKelas : 5B
NPM : 2286206042
Memberikan contoh positif dari teman-teman yang berhasil mencapai sesuatu juga sangat efektif. Ini menunjukkan kepada siswa bahwa keberhasilan itu mungkin dicapai dengan usaha dan strategi yang tepat, serta memberi mereka teladan yang bisa mereka ikuti. Siswa cenderung merasa lebih terinspirasi ketika mereka melihat teman mereka berhasil, karena itu memberikan rasa bahwa mereka juga bisa mencapai hal yang sama.
Nama : Maria Fransiska Muda
BalasHapusKelas : 5B
NPM : 2286206042
Memberikan contoh positif dari teman-teman yang berhasil beradaptasi atau mencapai sesuatu juga sangat efektif. Ini menunjukkan kepada siswa bahwa keberhasilan itu mungkin dicapai dengan usaha dan strategi yang tepat, serta memberi mereka teladan yang bisa mereka ikuti. Siswa cenderung merasa lebih terinspirasi ketika mereka melihat teman mereka berhasil, karena itu memberikan rasa bahwa mereka juga bisa mencapai hal yang sama.
Nama : Maria Fransiska Muda
BalasHapusKelas : 5B
NPM : 2286206042
Mengelola masa transisi kegiatan di kelas sangat penting karena ini sering menjadi waktu di mana perilaku buruk bisa muncul. Saat siswa berpindah dari satu kegiatan ke kegiatan lain, mereka bisa merasa bingung atau kehilangan fokus, yang bisa menyebabkan gangguan. Untuk mengurangi hal ini, guru bisa memberikan pengingat sebelum transisi dimulai. Pengingat ini membantu siswa tahu apa yang harus dilakukan dan aturan yang perlu diikuti, sehingga mereka lebih siap dan terorganisir.
Nama : Maria Fransiska Muda
BalasHapusKelas : 5B
NPM : 2286206042
Dengan memberi pengingat, guru membantu siswa mempersiapkan diri untuk kegiatan selanjutnya, baik secara mental maupun emosional. Hal ini juga membantu mereka fokus dan mengurangi kebingungan, sehingga transisi berjalan lebih lancar. Selain itu, pengingat yang jelas juga mengurangi kemungkinan perilaku buruk dan menjaga kedisiplinan di kelas. Dengan cara ini, guru dapat memastikan kegiatan di kelas berjalan dengan baik dan mendukung pembelajaran yang sukses.
Nama : Maria Fransiska Muda
BalasHapusKelas : 5B
NPM : 2286206042
Membangun kelas yang konsisten dan positif sangat penting untuk menciptakan lingkungan yang aman dan mendukung siswa. Konsistensi dalam harapan dan konsekuensi membantu siswa memahami apa yang diharapkan dari mereka dan apa yang akan terjadi jika mereka mengikuti atau melanggar aturan. Jika guru menetapkan harapan yang jelas dan selalu konsisten dalam menegakkan aturan, siswa akan merasa lebih aman dan nyaman karena mereka tahu apa yang boleh dan tidak boleh dilakukan.
Nama : Maria Fransiska Muda
BalasHapusKelas : 5B
NPM : 2286206042
Dengan konsistensi juga membuat siswa merasa diperlakukan dengan adil. Mereka akan merasa bahwa aturan diterapkan sama untuk semua orang, tanpa pilih kasih, sehingga mereka lebih menghormati dan mengikuti aturan tersebut. Konsekuensi yang konsisten juga memberi tahu siswa bahwa perilaku yang tidak baik akan ada tindakan tegas, sehingga mereka lebih termotivasi untuk berperilaku positif.
Nama: Syahrul
BalasHapusKelas: 5 A (PGSD)
Berbicara tentang disiplin siswa tidak terlepas dari masalah perilaku negatif siswa. Di lingkungan sekolah, pelanggaran tata tertib sekolah dari yang kecil sampai yang besar masih sering terjadi. Pelanggaran disiplin kelas yang disebabkan oleh berbagai bentuk penyimpangan yang dilakukan oleh siswa harus segera ditemukan dan dicari solusinya. Melalui para pengambil keputusan sekolah, dalam hal ini guru sangat relevan. Meski harus diakui bahwa keikutsertaan berbagai jurusan di sekolah tidak menjamin terwujudnya disiplin siswa di sekolah tersebut. Tanpa kerjasama yang baik antar sekolah, keluarga, masyarakat, dan tentunya peran pemerintah, segala upaya yang dilakukan sekolah akan sia-sia.
Ketika menghadapi berbagai masalah yang muncul di kelas, guru biasanya mencari tahu semua tindakan yang sering terjadi, dan kemudian memilih metode yang tepat untuk menghadapinya. Meskipun hal ini sering dilakukan oleh guru di dalam kelas, masalah yang sama sering muncul lagi dan lagi. Disiplin kelas sangat penting untuk pengajaran dan pembelajaran yang efektif, tetapi ini adalah salah satu tantangan terbesar yang dihadapi guru saat ini. Sebelum mengajar kelas baru, guru harus mempelajari strategi pengelolaan kelas mereka secara menyeluruh untuk mencapai kedisiplinan.
Disiplin dalam kehidupan sekolah sangat penting karena menjadi dasar bagi siswa untuk berhasil dalam kehidupan di masa depan. Disiplin adalah keterampilan yang dapat ditransfer dalam hidup yang dapat membawa banyak kebajikan, seperti kesukseksan keprofesionalan. Disiplin adalah apa yang membantu siswa mencapai kinerja yang baik di sekolah dan bertanggung jawab untuk menjaga ketertiban di kelas. Untuk mendefinisikan disiplin, seseorang harus mengacu pada strategi untuk mengelola perilaku siswa di kelas, serta kode etik yang harus dipatuhi siswa. Kode etik biasanya mencakup aturan kehadiran, aturana pakaian, perilaku sosial dan etika profesional.
Bahkan guru yang paling berpengalaman pun harus mampu berurusan dengan disiplin kelas. Perilaku siswa yang nakal akan mengakibatkan hilangnya waktu belajar, dan siswa akan menyimpang dari tugasnya. Tugas guru adalah menemukan penyebab masalah disiplin dan cara terbaik untuk menyelesaikan dalam lingkungan belajar yang terkelola dengan baik. Ada banyak alasan untuk masalah disiplin kelas. Menghadapi masalah kedisiplinan membutuhkan kepekaan dan wawasan guru untuk memahami sumber masalahnya. Beberapa penyebab umum dari masalah disiplin kelas, termasuk masalah keluarga, seperti ketidakstabilan emosional siswa di rumah, dan ketidakmampuan belajar yang dapat menyebabkan kurangnya perhatian. Jika tidak ada komunikasi yang jelas tentang aturan dan konsekuensi dari melanggar aturan, masalah disiplin di kelas lebih mungkin muncul.
NAMA : SYAHRUL
BalasHapusKELAS : 5A PGSD
Penting nya seorang guru memperhatikan metode pendekatan belajar yang digunakan tanpa mempermalukan siswa, jika guru salah dalam melakukan mendekatan terhadap siswa, ini dapat menimbulkan rasa takut terhadap siswa yang berakibat siswa menjadi tidak nyaman dalam proses belajar yang sedang dilakukan.
NAMA : SYAHRUL
BalasHapusKELAS : 5 A PGSD
Saya setuju dengan pendapat o’corron dengan membuat kontrak kelas Bersama peserta didik, dengan ini peserta didik dapat membuat aturan yang lebih relevan dengan situasi kelas dan dapat menimbulkan rasa tanggung jawab atas aturan yang telah dibuat Bersama.
NAMA : SYAHRUL
BalasHapusKELAS: 5 A PGSD
Seorang guru harus dapat membangun rasa percaya dan rasa nyaman terhadap peserta didik tanpa menjatuhkan mental anak didik nya dengan menggunakan pendekatan yang tepat. Dengan ini peserta diidk akan lebih merasa aman dan nyaman pada saat Bersama gurunya dan ini juga dapat memotivasi siswa agar pembelajaran yang di berikan oleh guru lebih mudah dipahami oleh siswa.
Nama: Miftah Nur Hidayah
BalasHapusKelas: 5B
NPM: 2286206023
Saya setuju dengan pernyataan di atas mengenai pendekatan tanpa mempermalukan siswa, guru mengahadapi tantangan yang besar untuk menegakkan disiplin tanpa harus merusak hubungan positif dengan siswa. Jika guru mempermalukan siswa karena siswa tersebut melakukan kesalahan, akan berdampak buruk pada motivasi dan menciptakan lingkungan belajar yang tidak kondusif. Untuk mencegah hal itu dibutuhkan pendekatan proaktif, dimana guru berfokus pada pencegahan dan pembentukan perilaku positif. Pendekatan ini melibatkan komunikasi yang efektif, empati, serta penghargaan atas usaha siswa, dari pada guru hanya berfokus pada pemberian hukuman kepada siswa. Dalam hal ini, siswa akan lebih merasa dihargai dan didukung, sehingga dapat meningkatkan motivasi mereka untuk belajar dan berubah menjadi lebih baik.
Nama: Aulia Zalzabila
BalasHapusKelas: 5D
Npm: 2286206111
"mengelola perilaku siswa: pendekatan tanpa mempermalukan" adalah pendekatan yg sangat penting dalam menciptakan lingkungan belajar yang positif dan mendukung perkembangan emosional siswa. Mengelola perilaku siswa dengan cara yang tidak mempermalukan mereka berarti mendekati masalah perilaku dan kemampuan siswa dengan penuh kesabarandan pengertian. Hal ini akan membantu siswa merasa dihargai dan tidak merasa tertekan atau malu. Hal ini dapat membuat siswa menjadi lebih percaya diri serta meningkatkan motivasi belajar mereka.
Nama: Aulia Zalzabila
BalasHapusKelas : 5D
Npm: 2286206111
Pendekatan yang tidak mempermalukan juga menunjukkan bahwa guru atau pendidik fokus pada perbaikan perilaku daripada menghukum atau memberi kesan negatif kepada siswa. Dengan cara ini, siswa diajarkan untuk mengenali kesalahan mereka tanpa merasa dihakimi atau dikucilkan. Hal ini memungkinkan mereka belajar dari pengalaman tersebut dan berusaha untuk memperbaikinya.
Nama : Sabina
BalasHapusKelas : 5a
Npm : 2286206050
Kita sebagai guru harus bisa menjaga perasaan anak didik kita. Jika dia melakukan kesalahan panggil dia tegur di saat kita hanya ber2 jangan pernah menegur dia didepan teman-teman nya karena dia akan merasa di permalukan dan ditakutkan ada nya ejekan dari teman karena dia melakukan kesalahan.
Nama : Sabina
BalasHapusKelas : 5a
Npm : 2286206050
Menurut saya membuat kontraks kelas sangat dibutuhkan karena selain membuat kelas aman, dengan adanya kontraks ini kita sebagai guru bisa melatih rasa tanggung jawab kepada anak-anak .
Nama : Sabina
BalasHapusKelas : 5a
Npm : 2286206050
Menurut saya disaat kita menegur anak di depan teman-teman akan menimbulkan rasa amarah dan kebencian, tetapi disaat kita menegur anak itu hanya ber2 dia akan sedikit lebih mengerti. Dia akan merasa aman dan percaya terhadap kita.
Nama : Sabina
BalasHapusKelas : 5a
Npm : 2286206050
Ada kalanya kita harus menegur anak didepan orang banyak, tetapi disaat kita menegur usahakan menggunakan kata-kata yang tidak terlalu menyakitkan. Karena kita tidak tau perasaan anak itu seperti apa setelah kita menegur dia ajak dia berbicara ber2 jelaskan secara perlahan kalo perbuatan dia itu salah.
Nama : Sabina
BalasHapusKelas : 5a
Npm : 2286206050
Kita bisa membuat perjanjian bersama anak-anak jika kala kelas mereka menjadi kelas yang tertib dan tidak membuat ulah, mereka berhak mendapatkan penghargaan berupa hadiah. Tidak perlu hadiah yang mahal.
Nama : Sabina
BalasHapusKelas : 5a
Npm : 2286206050
Selain membuat perjanjian penting juga guru bisa membuat atau menciptakan suasana kelas yang aman dan kondusif. Karena jika suasana kelas yang nyaman dan aman anak-anak pasti akan lebih antusias dalam belajar
Nama : Sabina
BalasHapusKelas : 5a
Npm : 2286206050
Saya sangat mendukung pendekatan pengelolaan perilaku siswa tanpa mempermalukan. Pendekatan ini membantu menciptakan lingkungan belajar yang positif dan mendukung perkembangan siswa.
Nama : Sabina
BalasHapusKelas : 5a
Npm : 2286206050
Dengan dukungan dan bimbingan dari guru, siswa lebih termotivasi untuk memperbaiki perilaku mereka, belajar dari kesalahan, dan merasa dihargai, sehingga meningkatkan kepercayaan mereka terhadap guru.
Nama : Sabina
BalasHapusKelas : 5a
Npm : 2286206050
Menurut saya, penting juga melibatkan orang tua siswa atau keterbukaan antara guru dan wali murid. Kita bisa membuat grup kelas khusus guru dan wali murid disitu kita akan menjelaskan permasalahan anak-anak yang ada disekolah. Dengan adanya grup wali murid dan guru bisa menguraingi kesalahpahaman antar guru dan wali murid
Nama : Sabina
BalasHapusKelas : 5a
Npm : 2286206050
Membuat kesepakatan kelas hadir tepat waktu, mengenakan seragam sesuai ketentuan dll. Sangattt penting untuk membuat kesepakatan kelas supaya terhindar dari nama nya kesalahan pahaman antar guru dan siswa. siswa juga akan bisa lebih patuh dengan perjanjian yang sudah di buat sebelumnya.
Nama : ike surya anggreini
BalasHapusKelas :5A
Npm:2286206008
Jika di perlukan tegur siswa secara pribadi buka di depan kelas. Ini menghindari rasa malu yang dapat merusak harga diri siswa dan menciptakan jarak emosional antara guru dan siswa
Nama : ike surya anggreini
BalasHapusKelas:5A
Npm:2286206008
Siswa di berikan pujian atau penghargaan untuk perilaku baik siswa, sehingga mereka terdorong untuk mengulanginya
Nama : ike surya anggreini
BalasHapusKelas :5A
Npm:2286206008
Guru yang membangun hubungan baik dengan siswa lebih mudah mengelola perilaku siswa. Siswa akan lebih cenderung responsif terhadapat guru mereka
Nama :ike surya anggreini
BalasHapusKelas:5A
Npm:2286206008
Perilaku siswa sering kali di pengaruhi oleh faktor eksternal, seperti masalah di rumah atau tekanan sosial
Nama :ike surya anggreini
BalasHapusKelas:5A
Npm:2286206008
Siswa perlu di ajarkan cara mengelola emosi mereka dan bertanggung jawab atas tindakan mereka, proses ini dapat di lakukan melalui diskusi dan simulasi
Nama : ike surya anggreini
BalasHapusKelas:5A
Npm:2286206008
Menurut saya pentingnya menghindari komentar atau mengecilkan hati siswa,. Sebaiknya gunakan bahas yang membangun dan memberikan motivasi
Nama : ike surya anggreini
BalasHapusKelas:5A
Npm :2286206008
Apresiasi perubahan postif siswa sekecil apapun . Pujian yang tulus akan mendorong siswa untuk terus berkembang dan merasa di hargai
Nama :ike surya anggreini
BalasHapusKelas:5A
Npm:2286206008
Menurut saya guru juga dapat melibatkan siswa dalam menyusun aturan kelas. Ini memberikan mereka rasa kepemilikan terhadap norma yang ada
Nama :ike surya anggreini
BalasHapusKelas:5A
Npm:2286206008
Masalah seperti keluarga atau tekanan sosial. Dengan memahami latar belakang ini, guru dapat memberikan pendekatan yang lebih tepat dan empatik
Nama :ike surya anggreini
BalasHapusKelas:5A
Npm:2286206008
Guru adalah role model bagi siswa. Tunjukan kesabaran, empati, dan cara berkomunikasi dengan baik
Nama : Oktavia Pega wete
BalasHapusKelas : 5B PGSD
NPm : 2286206019
Membangun kelas yang konsisten dan positif memerlukan perencanaan yang matang, komunikasi yang baik, dan penerapan rutinitas yang jelas. Dengan memberikan aturan yang jelas, umpan balik positif, serta membangun hubungan yang saling menghormati antara guru dan siswa, lingkungan kelas akan menjadi tempat yang aman dan mendukung untuk pembelajaran. Dengan demikian, siswa akan merasa lebih termotivasi, terlibat, dan siap untuk belajar.
Nama : Oktavia Pega wete
BalasHapusKelas : 5B PGSD
NPm : 2286206019
Memilih momen yang tepat untuk intervensi sangat penting untuk memastikan bahwa siswa mendapatkan dukungan yang mereka butuhkan tanpa mengganggu proses pembelajaran. Intervensi yang dilakukan pada waktu yang tepat seperti ketika siswa kehilangan fokus, membutuhkan penguatan pemahaman, atau kesulitan dalam menyelesaikan tugas akan memberikan dampak positif pada hasil belajar mereka. Dengan memperhatikan sinyal-sinyal ini dan segera memberikan bantuan, guru dapat membantu siswa mengatasi kesulitan dan meningkatkan keberhasilan belajar mereka.
Nama : Oktavia Pega wete
BalasHapusKelas : 5B PGSD
NPm : 2286206019
Mengelola transisi kegiatan yang efektif di kelas membutuhkan perencanaan yang matang, komunikasi yang jelas, serta penggunaan waktu yang bijak. Dengan menerapkan rutinitas yang konsisten, memberi instruksi yang jelas, dan menjaga suasana kelas tetap tenang dan positif, transisi antar kegiatan dapat berjalan lancar tanpa mengganggu proses pembelajaran. Melibatkan siswa dalam proses ini dan terus mengevaluasi efektivitas transisi juga dapat membantu meningkatkan kelancaran kegiatan kelas ke depannya.
Nama : Oktavia Pega wete
BalasHapusKelas : 5B PGSD
NPm : 2286206019
saya sangat setuju Memuji kesuksesan siswa dan memberikan contoh yang dapat ditiru adalah salah satu cara terbaik untuk meningkatkan motivasi dan kepercayaan diri mereka. Pujian yang spesifik, berbasis proses, dan relevan dengan tujuan jangka panjang siswa membantu mereka memahami bahwa usaha dan ketekunan mereka sangat berharga. Dengan memberi contoh yang dapat ditiru oleh teman-temannya, siswa tidak hanya merasa dihargai, tetapi juga belajar bagaimana cara meningkatkan kualitas diri mereka. Memanfaatkan kesuksesan ini sebagai sumber inspirasi dalam proses belajar akan membantu menciptakan lingkungan kelas yang positif dan mendukung perkembangan siswa secara keseluruhan.
Nama : Oktavia Pega wete
BalasHapusKelas : 5B PGSD
NPm : 2286206019
Mempersiapkan skrip darurat sangat penting untuk mengelola situasi yang tidak terduga di kelas dengan tenang dan terorganisir. Dengan memiliki pedoman yang jelas, guru dapat memastikan bahwa mereka tetap mengendalikan kelas dan menjaga lingkungan belajar yang kondusif. Skrip darurat yang baik tidak hanya mencakup kata-kata yang tepat, tetapi juga tindakan yang jelas, sumber daya cadangan, dan pelatihan yang diperlukan untuk menangani situasi darurat dengan percaya diri.
Nama : Oktavia Pega wete
BalasHapusKelas : 5B PGSD
NPm : 2286206019
Pendekatan respon berjenjang membantu guru mengelola perilaku siswa secara sistematis dan adil, memberi mereka kesempatan untuk belajar dari kesalahan mereka. Dengan memberikan peringatan ringan terlebih dahulu dan langkah-langkah yang semakin tegas jika diperlukan, siswa merasa diberi kesempatan untuk memperbaiki diri tanpa merasa dihukum secara langsung. Selain itu, pendekatan ini mendukung terciptanya suasana kelas yang lebih positif, di mana siswa dapat berkembang dengan lebih baik secara emosional dan akademis.
Nama : Oktavia Pega wete
BalasHapusKelas : 5B PGSD
NPm : 2286206019
saya setuju dengan Membuat kontrak kelas bersama adalah cara yang efektif untuk menciptakan lingkungan belajar yang aman, positif, dan penuh tanggung jawab. Kontrak ini dibuat dengan melibatkan siswa dalam merumuskan aturan, harapan, dan konsekuensi yang berlaku selama proses pembelajaran. Pendekatan ini tidak hanya memperkuat rasa memiliki siswa terhadap aturan yang ada, tetapi juga memberikan mereka kesempatan untuk memahami pentingnya aturan dalam menciptakan suasana kelas yang kondusif
Nama : Oktavia Pega wete
BalasHapusKelas : 5B PGSD
NPm : 2286206019
Salah satu cara yang efektif dalam mengelola perilaku tanpa mempermalukan siswa adalah memberikan mereka kesempatan untuk memperbaiki kesalahan mereka. Menghukum tanpa memberikan solusi atau ruang untuk perbaikan justru akan memperburuk situasi dan menurunkan rasa percaya diri siswa. Guru dapat memberikan kesempatan kepada siswa untuk memperbaiki perilaku mereka, misalnya dengan memberikan tugas tambahan atau mengajak mereka melakukan kegiatan yang berhubungan dengan nilai yang ingin diajarkan.
Nama : Oktavia Pega wete
BalasHapusKelas : 5B PGSD
NPm : 2286206019
menurut saya Jika siswa menunjukkan perilaku yang tidak diinginkan, sebaiknya guru berbicara dengan mereka secara pribadi. Hal ini membantu siswa merasa dihargai dan tidak dipermalukan di depan teman-temannya.Guru bisa mengajak siswa berbicara di luar jam pelajaran atau di tempat yang lebih privat untuk membahas perilaku mereka. Sampaikan dengan cara yang mendukung, misalnya, Saya melihat kamu kesulitan dengan hal ini, mari kita bicarakan bersama dan cari solusi yang bisa membantu." Ini memberikan kesempatan bagi siswa untuk memahami konsekuensi dari perilaku mereka dan memperbaikinya tanpa merasa malu.
Nama : Oktavia Pega wete
BalasHapusKelas : 5B PGSD
NPm : 2286206019
menurut saya Mengelola perilaku siswa di kelas adalah salah satu tantangan yang sering dihadapi oleh guru. Pendekatan yang digunakan dalam mengelola perilaku sangat penting, karena dapat mempengaruhi suasana kelas dan perkembangan emosional siswa. Pendekatan yang tidak mempermalukan siswa adalah pendekatan yang menekankan pada penghormatan terhadap harga diri siswa, sekaligus memberikan kesempatan bagi mereka untuk memperbaiki perilaku tanpa merasa dihukum atau dipermalukan di depan teman-temannya.