Matematika merupakan salah satu aspek penting dalam pendidikan anak, namun sayangnya, literasi matematika di Indonesia masih tertinggal. Berdasarkan data Program for International Student Assessment (PISA), kemampuan matematika remaja di negara ini jauh di bawah standar yang diharapkan. Masalah ini sebenarnya dimulai jauh sebelum usia remaja—yakni pada masa kanak-kanak awal.
Penelitian menunjukkan bahwa perkembangan keterampilan matematika pada usia dini sangat berpengaruh terhadap pencapaian matematika di masa depan. Namun, survei terbaru dari Age of Learning, pencipta program pendidikan seperti ABCmouse, menemukan bahwa hampir 70% orang tua salah mengira bahwa anak-anak mereka telah mendapatkan cukup waktu untuk belajar matematika, baik di sekolah maupun di rumah.
Sebagian besar orang tua cenderung fokus membantu anak-anak belajar membaca dan menulis angka, padahal ada banyak kegiatan matematika lain yang justru memberikan manfaat lebih besar. Untuk meningkatkan pengalaman matematika di rumah, orang tua perlu melampaui sekadar latihan berhitung. Strategi "4C" dapat menjadi panduan sederhana bagi orang tua untuk menciptakan aktivitas matematika yang lebih bermakna bagi anak-anak.
Apa Itu Strategi 4C?
Anastasia Betts (2020) Strategi 4C mengacu pada Converse (Bercakap), Count (Menghitung), Compare (Membandingkan), dan Categorize (Mengelompokkan). Keempat aktivitas ini berperan penting dalam membangun dasar pengetahuan matematika anak. Dengan menerapkan 4C, orang tua dapat memperkaya diskusi matematika bersama anak dan membantu mereka mengembangkan kosakata serta keterampilan berpikir kritis.
1. Converse (Bercakap)
Berbicara dengan anak tentang konsep-konsep matematika adalah langkah awal yang penting untuk membangun rasa ingin tahu dan pengetahuan mereka tentang angka.
Diskusi sebaiknya melibatkan kegiatan sehari-hari yang relevan dengan pengalaman hidup anak, seperti melompat tali, berjalan-jalan di taman, atau membantu pekerjaan rumah tangga. Anak-anak cenderung lebih terlibat dan antusias ketika konsep matematika dikaitkan dengan kegiatan yang mereka pahami, dibandingkan dengan aktivitas formal seperti mengerjakan lembar kerja.
Orang tua dapat memulai percakapan sederhana dengan pertanyaan seperti:
- "Ada berapa ini?"
- "Mana yang lebih besar atau lebih kecil?"
- "Apa yang membuat benda-benda ini termasuk dalam satu kelompok?"
Yang paling penting, ajukan pertanyaan yang mendorong anak untuk menjelaskan alasannya, seperti:
- "Mengapa kamu berpikir seperti itu?"
- "Bagaimana caramu membuktikannya?"
Sebagai contoh, saat membandingkan dua kelompok mainan, Anda dapat bertanya, "Bagaimana kamu tahu kelompok ini lebih banyak? Apa cara lain untuk menunjukkan ide ini?"
2. Count (Menghitung)
Pengalaman menghitung sangat penting untuk membantu anak mengembangkan pemahaman angka yang kuat. Namun, menghitung bukan hanya sekadar menyebutkan urutan angka. Aktivitas ini mencakup:
- Menghitung jumlah total objek dalam satu tumpukan.
- Mengambil sejumlah tertentu dari sebuah kelompok.
- Menambah atau mengurangi angka dari kelompok yang ada.
- Menghitung maju dan mundur dari angka tertentu.
Orang tua bisa memanfaatkan berbagai peluang sehari-hari untuk menghitung bersama anak, misalnya:
- Menghitung jumlah apel yang akan dibeli di toko.
- Membagi 10 anggur secara merata untuk makan siang.
Dengan melibatkan anak dalam berbagai jenis aktivitas menghitung, mereka akan belajar mengenali hubungan angka secara lebih mendalam.
3. Compare (Membandingkan)
Membandingkan adalah keterampilan kunci yang mendasari banyak konsep dalam matematika dan ilmu pengetahuan. Dengan mengenalkan anak pada karakteristik objek yang dapat diamati dan dibandingkan, orang tua membantu mempersiapkan mereka untuk memahami konsep matematika yang lebih kompleks.
Contoh pertanyaan yang dapat digunakan:
- "Mana yang lebih gelap atau lebih terang?"
- "Mana yang lebih panjang atau lebih pendek?"
- "Mana yang memiliki lebih banyak sisi?"
Pemahaman tentang kuantitas juga sangat penting, misalnya:
- "Siapa yang memiliki lebih banyak anggur, kamu atau aku? Bagaimana kamu tahu?"
Kegiatan seperti bermain puzzle juga dapat memperkuat kemampuan anak dalam membandingkan. Saat anak mencocokkan potongan puzzle, mereka memerhatikan warna, pola, dan bentuk—latihan yang sangat baik untuk berpikir kritis di masa depan.
4. Categorize (Mengelompokkan)
Mengelompokkan atau mengategorikan benda adalah aktivitas matematika yang bisa dilakukan dalam banyak kegiatan sehari-hari. Misalnya:
- Mengatur buku di rak berdasarkan ukuran atau warna.
- Menyusun makanan di dapur berdasarkan jenisnya.
- Melipat cucian dan memisahkan berdasarkan jenis pakaian.
- Memuat atau mengosongkan mesin cuci piring.
Ketika anak belajar memahami karakteristik yang membuat suatu benda termasuk atau tidak termasuk dalam kelompok tertentu, mereka sedang membangun dasar kuat untuk pemahaman matematika yang lebih lanjut.
Sebagai contoh:
- "Semua benda ini berbentuk persegi panjang."
- "Semua benda ini berwarna merah."
Mengapa Strategi 4C Penting?
Strategi 4C membantu orang tua memperkaya pengalaman matematika anak dengan cara yang menyenangkan dan mudah diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Dengan mengombinasikan percakapan bermakna, latihan menghitung, perbandingan, dan pengelompokan, anak-anak akan memiliki landasan yang kokoh untuk sukses dalam matematika sekolah dan kehidupan selanjutnya. Anastasia Betts merupakan eksekutif senior Perencanaan dan Desain Kurikulum di Age of Learning, mengatakan dengan menerapkan 4C tidak hanya meningkatkan keterampilan matematika anak, tetapi juga mempererat hubungan antara orang tua dan anak melalui aktivitas bersama yang bermanfaat. Dengan strategi ini, pembelajaran matematika tidak lagi hanya tentang menghafal angka, tetapi menjadi pengalaman yang relevan dan menyenangkan.
Referensi
Anastasia Betts. 2020. The 4 Cs: A Framework For Improving Math Skills
Nama : ike surya anggreini
BalasHapusNpm : 2286206008
Kelas : 5A
Menururt saya orang tua dapat memanfaatkan situasi sehari hari untuk memperkenalkan konsep matematika seperti menghitung benda, mengukur bahan saat masak, atau membandingkan ukuran dan bentuk
Nama : Ahmad Bayu Setiawan
BalasHapusKelas : 5C
Npm : 2286206075
Orang tua harus membantu anak belajar matematika untuk membangun pondasi yang kokoh. Orang tua dapat membantu anak belajar matematika dengan menjadi fasilitator, motivator, dan mitra komunikasi dengan guru. Orang tua dapat meningkatkan minat dan keinginan anak untuk pelajaran dengan menggunakan pendekatan praktis dan menciptakan lingkungan belajar yang positif. Pada gilirannya, ini akan berdampak positif pada hasil belajar anak di sekolah.
Nama : Auda Ratu Araiganie
BalasHapusKelas : 5D
NPM : 2286206110
Saya setuju bahwa literasi matematika di indonesia perlu di tingkatkan. Terutama akan pentingnya perkembangan keterampilan matematika sejak usia dini. Banyak orangtua yg mungiin tidak menyadari bahwa pengalaman belajar dirumah sangat berpengaruh terhadap pencapaian anak dimasa depan.
Nama : Auda Ratu Araiganie
HapusKelas : 5D
NPM : 2286206110
Dengan menerapkan strategi 4C yg di tuliskann diatas oleh anastasia betts. Orangtua dapat memberikan pengalaman yg lebih bermakna dan menyenangkan bagi anak anak mereka. Melalui aktifitas sehari hari yang melibatkan bercakap, menghitung, membandingkan dan mengelompokkan, anak anak akan membangaun pondasi tentang pengetahuan matematika.
Nama : Auda Ratu Araiganie
HapusKelas : 5D
NPM : 2286206110
Selain itu dengan keterlibatan orangtua dalam proses pembelajaran harus di tekankan. Saat orangtua memanfaatkan moment sederhana, seperti berbelanja atau memasak untuk memperkenalkan konsep matematika. Dengan itu anak anak akan mereka terhubung dengn materi yg mereka pelajari.
Nama : Auda Ratu Araiganie
HapusKelas : 5D
NPM : 2286206110
Ini tidak hanya agar membuat matematika lebih menarik, tapi juga membantu anak mengembangkan berpikir kritisnya. Dengan ini orangtua tidak hanya berperan sebgai pengajar tetapi juga pendukung perkembangan anak. Hal ini tentuny akan menciptakan suasana belajar yang positif dan meningkatkan literasi matematika secara keseluruhan.
Nama : Auda Ratu Araiganie
HapusKelas : 5D
NPM : 2286206110
Jadi, untuk meningkatkan kemampuan dasar matematika memang harus dari rumah. Dengan menerapkan strategi 4c dan melibatkan anak anak dalam aktifitas sehari hari kita bisa membantu mereka mengembangkan keterampilan matematika. Ini bukan hanya tentang belajar angka tapi juga membangun rasa percaya diri dan hubungan yang lebih baik dengan anak.
Nama : Winda Tuti Dayanti
BalasHapusNPM : 2286206057
Kelas : 5C PGSD
Membangun pondasi matematika yang kuat dari rumah atau dari peran orang tua itu sangat penting .Sedikit pengalaman saya pernah diberikan tugas oleh dosen yakni di mata kuliah bimbingan konseling di sana saya dan kelompok saya menemukan bahwa ada dua anak yang bermasalah dalam proses pembelajaran.Terutama di pembelajaran matematika dan kami melakukan wawancara terhadap anak tersebut ternyata karena kurangnya peran orang tua di rumah dalam meningkatkan pembelajaran yang telah mereka dapat di sekolah. Kedua anak tersebut permasalahannya hampir sama mereka kesusahan untuk memahami soal terutama soal matematika dalam bentuk pecahan ataupun lainnya sehingga mereka sulit untuk menjawab soal tersebut.Menurut saya, perlu bimbingan di rumah orang tua juga perlu membantu dalam pembelajaran anak-anak mereka karena di sekolah saja itu tidak cukup.
Nama : Winda Tuti Dayanti
BalasHapusNPM : 2286206057
Kelas : 5C PGSD
Menurut saya, pembelajaran matematika begitu penting untuk kehidupan sehari-hari karena hampir setiap kegiatan itu memerlukan ilmu matematika.Jadi perlu ditekankan kepada peserta didik untuk mempelajari matematika dan bukan meremehkan matematika atau bahkan mereka tidak mau belajar matematika karena terlalu sulit menurut mereka. Perlunya literasi matematika tidak hanya di sekolah tapi juga di rumah dengan bantuan peran orang tua yang mengawasi pembelajaran anak-anak mereka. Seperti yang disebutkan di artikel banyak sekali matematika dalam kehidupan sehari-hari.Jadi peran orang tua bisa mengaitkan pembelajaran matematika dengan kegiatan yang mereka lakukan di rumah jadi tidak hanya menuntut untuk orang tua mengajarkan kepada anak apa yang diberikan oleh guru atau tugas sekolah, tapi juga bisa dengan kegiatan sehari-hari di rumah diajarkan kepada anak-anak mereka.
Nama : Winda Tuti Dayanti
BalasHapusNPM : 2286206057
Kelas : 5C PGSD
Saya setuju dengan 4C, karena dengan menerapkan 4C ini orang tua bisa memperkaya ilmu matematika mereka untuk diterapkan ke anak-anak.Karena 4C ini diajarkan dalam kegiatan sehari-hari dan bisa diterapkan dalam kehidupan sehari-hari jadi tidak hanya berfokus pada pemberian tugas yang diberikan oleh guru.Orang tua juga bisa mengajarkan ilmu matematika dalam kegiatan sehari-hari contohnya yang menerapkan 4C. Jadi pembelajaran matematika di rumah tidak hanya tentang menghafalkan atau berfokus pada pemberian tugas dari guru tapi bisa juga menjadi kegiatan yang relevan dengan kehidupan sehari-hari dan menyenangkan.
Nama : Winda Tuti Dayanti
BalasHapusNPM : 2286206057
Kelas : 5C PGSD
Dengan menerapkan 4C dalam pembelajaran matematika di rumah, orang tua tidak hanya membantu anak memahami konsep matematika, tetapi juga mengembangkan keterampilan penting yang dibutuhkan di perkembangan teknologi saat ini.Selain itu, interaksi yang positif antara orang tua dan anak selama proses pembelajaran dapat mempererat hubungan dan menciptakan pengalaman belajar yang menyenangkan.Orang tua perlu memfasilitasi kebutuhan belajar anak, memberikan motivasi dan semangat, serta memberikan kebebasan bagi anak untuk mengembangkan minat dan bakatnya dalam matematika.
Nama : Winda Tuti Dayanti
BalasHapusNPM : 2286206057
Kelas : 5C PGSD
Menurut saya peran orang tua benar-benar sangat penting untuk perkembangan pendidikan anak mereka.Karena setiap anak perlu dukungan dan motivasi agar mereka bisa mengembangkan keterampilan mereka dan semangat untuk belajar.Banyak orang tua yang tidak peduli dengan anak mereka contohnya saja seperti ada teman saya itu orang tuanya cuman berprinsip Saya sudah memasukkan anak saya ke sekolah urusan ilmu itu hanya dia dan gurunya tapi untuk orang tuanya tidak peduli bahkan hanya sibuk bekerja.Menurut saya, itu tidak boleh terjadi terhadap anak yang memang membutuhkan dukungan dan perlunya motivasi belajar untuk mereka terus belajar di sekolah. Apalagi di perkembangan zaman saat ini banyak orang tua yang sibuk bekerja tanpa memperdulikan anak mereka sekolahnya bagaimana, mungkin itu perlu dikoreksi untuk setiap orang tua masing-masing.
Nama : Oktavia Pega wete
BalasHapusKelas : 5B PGSD
NPm : 2286206019
Kolaborasi antara anak dan orang tua dalam pembelajaran matematika di rumah meningkatkan rasa percaya diri anak. Ketika anak merasa didukung, mereka cenderung lebih percaya diri mencoba soal-soal sulit.Komunikasi yang baik antara orang tua dan anak dalam belajar matematika dapat menghilangkan rasa takut terhadap pelajaran ini. Orang tua bisa memulai dengan pertanyaan sederhana untuk mengukur pemahaman anak. saran saya Orang tua sebaiknya mendengarkan tanpa menghakimi ketika anak kesulitan, lalu memberikan petunjuk yang membantu.
Nama : Oktavia Pega wete
BalasHapusKelas : 5B PGSD
NPm : 2286206019
saya setujuh bahwa Orang tua berperan penting dalam membangun dasar matematika anak. Dengan melibatkan anak dalam diskusi matematika sederhana di rumah, seperti menghitung belanjaan atau mengukur bahan masakan, mereka secara tidak langsung melatih berpikir kritis. Ini mendukung pembelajaran di sekolah,saran saya Gunakan aktivitas sehari-hari sebagai alat bantu pengajaran, seperti permainan yang melibatkan angka atau hitungan.
Nama : Oktavia Pega wete
BalasHapusKelas : 5B PGSD
NPm : 2286206019
saya setuju bahwa Strategi 4C penting karena membantu siswa membangun fondasi keterampilan yang mendukung pembelajaran sepanjang hayat. Dengan menerapkan 4C, guru dan orang tua dapat menciptakan pengalaman belajar yang holistik, relevan, dan bermakna, yang mendorong perkembangan intelektual dan sosial siswa secara seimbang.Strategi ini membantu siswa mengembangkan keterampilan dasar yang diperlukan untuk menghadapi tantangan akademik dan kehidupan secara lebih percaya diri.
Nama : Oktavia Pega wete
BalasHapusKelas : 5B PGSD
NPm : 2286206019
compare ( membandingkan ) menurut saya membantu mendorong siswa untuk melihat persamaan, perbedaan, dan pola dalam informasi, meningkatkan kemampuan berpikir kritis.Dengan membandingkan, siswa dapat lebih memahami hubungan antara konsep atau ide yang berbeda.Membandingkan membantu siswa mengevaluasi informasi dan membuat keputusan berdasarkan kriteria tertentu.
Nama : Oktavia Pega wete
BalasHapusKelas : 5B PGSD
NPm : 2286206019
Menghitung bukan hanya soal angka, tetapi juga membangun pemahaman konsep dasar seperti penjumlahan, pengurangan, perkalian, dan pembagian. Ini adalah fondasi untuk mempelajari matematika lebih lanjut.Count (Menghitung) adalah keterampilan dasar yang sangat penting dalam pembelajaran dan kehidupan sehari-hari. Dengan pendekatan yang interaktif, relevan, dan berfokus pada pemahaman, siswa dapat mengembangkan keterampilan ini secara optimal. Guru dan orang tua memiliki peran besar dalam menciptakan lingkungan belajar yang mendukung kemampuan menghitung, baik di sekolah maupun di rumah.
Nama : Oktavia Pega wete
BalasHapusKelas : 5B PGSD
NPm : 2286206019
Strategi Converse (Bercakap) adalah pendekatan yang sangat efektif untuk mendorong keterlibatan siswa, meningkatkan pemahaman konsep, dan mengembangkan keterampilan komunikasi serta berpikir kritis. Dengan memanfaatkan lingkungan yang mendukung, pertanyaan terbuka, dan aktivitas interaktif, strategi ini dapat menjadi landasan pembelajaran yang bermakna dan menyenangkan.