Sejarah Istilah “Computational Thinking”
Istilah “computational thinking” pertama kali digunakan dalam konteks pendidikan matematika pada tahun 1967, berhubungan dengan bahasa pemrograman Logo yang dikembangkan oleh Seymour Papert, Cynthia Solomon, dan Wally Feurzeig. Pada masa itu, tujuan utama pemrograman adalah memahami cara kerja bahasa komputasi, dengan fokus awal pada pengembangan cara berpikir anak-anak mengenai "bagaimana" dan "mengapa" mereka memprogram.
Papert dan timnya melakukan eksperimen untuk menganalisis bagaimana anak-anak mengendalikan pergerakan robot menggunakan instruksi dari bahasa Logo. Robot tersebut dilengkapi pena yang dapat menggambar jalurnya di atas kertas, menghasilkan bentuk-bentuk geometris, misalnya.
Melalui eksperimen ini, Papert dan timnya mengembangkan teori pembelajaran yang disebut Konstruksionisme (Constructionism), yang merupakan cabang dari konstruktivisme Piaget. Secara umum, pendekatan ini menganggap siswa mampu membangun pengetahuan mereka sendiri melalui "tindakan", menciptakan objek konkret yang dapat dibagikan dengan bimbingan guru (Papert, 1985).
Implementasi Awal di Brasil
Pada tahun 1980, eksperimen dengan bahasa Logo dilakukan di Brasil di bawah bimbingan peneliti seperti José Armando Valente dan Léa Fagundes, bekerja sama dengan sistem pendidikan negeri dan swasta. Namun, konstruksionisme dan bahasa pemrograman Logo tidak mendapat perhatian luas dalam praktik sekolah. Hal ini disebabkan, antara lain, keterbatasan laboratorium di sekolah dan model penggunaan komputer (Valente, 1996).
Pergeseran Fokus pada 1990-an
Pada 1990-an, perhatian utama para peneliti beralih ke pertanyaan: untuk apa teknologi informasi dan komunikasi (TIK) digunakan? Fokus pada periode ini bukan pada pemrograman itu sendiri, melainkan pada penerapan alat-alat yang sudah tersedia. Akibatnya, istilah “computational thinking” dan bahasa yang terkait dengannya kehilangan daya tarik di bidang pendidikan matematika, digantikan oleh internet dan berbagai aplikasi lainnya. Namun, para ilmuwan komputer tetap mempelajari tema ini sebagai area kajian tersendiri.
“Computational Literacy” dan Perspektif Baru
Menurut diSessa (2000), komputer dapat menjadi dasar teknis bagi jenis literasi baru, yang ia sebut sebagai “computational literacy”. Berbeda dengan “computer literacy”, computational literacy merujuk pada penggunaan komputer secara alami sesuai dengan kebutuhan pribadi dan profesional yang terus berkembang.
Melalui proses ini, komputer menjadi alat yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan sehari-hari, sekaligus berguna untuk mengembangkan bahasa dan konsep lainnya. Dalam perspektif ini, Blikstein (2008) mengusulkan bahwa konsep-konsep ilmiah dan matematis, misalnya, dapat disederhanakan melalui representasi simbolik dan bahasa komputasi.
Relevansi dalam Pendidikan Matematika
Akibatnya, TIK memperoleh fungsi dan perspektif baru dalam pendidikan matematika. Peneliti mulai menganalisis pentingnya merefleksikan di sekolah tentang "bagaimana" dan "mengapa" kita menggunakan TIK tertentu untuk mencapai tujuan dan tindakan sehari-hari. Argumen ini semakin mendapat perhatian melalui artikel yang diterbitkan oleh Jeanette Wing pada tahun 2006. Dalam artikelnya, Wing menyoroti pentingnya berpikir dengan teknologi, bukan hanya menggunakannya untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.
Royal Society (2012, hlm. 29) mendeskripsikan computational thinking sebagai "proses mengenali aspek-aspek komputasi di dunia yang mengelilingi kita dan menerapkan alat serta teknik ilmu komputer untuk memahami dan menganalisis sistem dan proses alam maupun buatan."
Definisi-definisi ini bersifat operasional, tetapi menunjukkan bahwa pemahaman computational thinking erat kaitannya dengan "mengembangkan pendekatan computational thinking yang sesuai untuk siswa K-12," seperti yang dinyatakan dalam laporan Computer Science Teachers Association (CSTA) (Seehorn, 2011, hlm. 10).
Di beberapa negara seperti Amerika Serikat, Inggris, dan Italia, meskipun belum ada konsep spesifik yang terkait dengan computational thinking, relevansi pengembangan pola pikir ini dalam pendidikan telah banyak diteliti. Beberapa publikasi mengakui manfaat dan cakupan pendidikan yang dapat diberikan oleh pola pikir ini (Barr & Stephenson, 2011; Denning, 2009; Hu, 2011; Wing, 2006, 2008, 2011).
Dalam penelitian pustaka yang bertujuan mendefinisikan pendekatan terhadap istilah computational thinking, ditemukan bahwa meskipun telah ada berbagai studi yang menjelaskan pentingnya pola pikir ini dalam pendidikan, istilah tersebut masih belum memiliki definisi atau pendekatan yang seragam dalam seluruh karya ilmiah. Dalam beberapa penelitian, computational thinking sepenuhnya terkait dengan ilmu komputer. Namun, dalam studi seperti yang diusulkan oleh Wing (2006, 2011), terdapat upaya untuk memisahkan computational thinking dari eksklusivitas ilmu komputer. Dengan fokus yang berbeda, penelitian ini bertujuan untuk mengintegrasikan pengembangan pola pikir ini dalam pendidikan. Dengan demikian, pemrograman, yang dulunya merupakan bagian mendasar dari computational thinking, tidak lagi menjadi fitur yang paling signifikan seperti pada bahasa "Logo".
Menghadapi tantangan dalam mendefinisikan dan membangun konsep computational thinking yang umum, CSTA dan International Society for Technology in Education (ISTE) mengusulkan sembilan konsep esensial yang terkait dengan computational thinking, yaitu: pengumpulan data, analisis data, representasi dan analisis data, dekomposisi masalah, abstraksi, algoritma dan prosedur, otomasi, paralelisasi, dan simulasi (CSTA, 2011).
Meskipun telah ada banyak upaya untuk mendefinisikan istilah ini, belum ada konsensus konseptual tentang apa sebenarnya computational thinking itu. Meskipun istilah ini telah dimasukkan dalam kurikulum beberapa negara yang dimana semua referensi terhadap istilah tersebut hanya ditemukan dalam konteks matematika.
Terus, bagaimana penerapan di Indonesia? Tentunya juga ada! Karena, berpikir komputasi berkaitan dengan matematika dan pastinya akan diterapkan dari Sabang sampai Merauke. Kapan Waktunya? kita tunggu saja dan akan di bahas dalam tulisan mendatang.
Referensi
Nama:siti samsiah handayani
BalasHapusKelas:5B
Npm:2286206070
Untuk hal ini mungkin guru bisa nih ya mencoba mereka seperti cara berpikir mereka dan keterampilan contohnya memberikan mereka tugas seperti membuat peta sekolah dimana letak perpustakaan, kantor guru dan lainya yang ada dilingkungan sekolah hal ini bisa berupa pemikiran dan dilakukan dengan tindakan oleh siswa hal ini membangun siswa untuk menciptakan objek yang kontret.
Nama:siti samsiah handayani
BalasHapusKelas:5B
Npm:2286206070
Untuk pemahaman dengan computaltional thingking ini membuat siswa terlatih banyak hal ya didalamnya karna untuk hal memecahkan masalah dan mencari solusi yang tepat tidak mudah untuk siswa hingga guru harus berperan penting didalamnya untuk menunjukkan bahwa ini loh langkah-langkah tepat untuk menyelesaikan nya yang nantinya siswa akan bisa memprogram dan menyelesaikan dengan baik.
Nama : St. Khadijah
BalasHapusKelas : 5D
Npm : 2286206106
Pada era 1990-an, terjadi pergeseran signifikan dalam fokus berpikir komputasi. Sebelumnya, berpikir komputasi lebih menekankan pada aspek teknis pemrograman dan pengembangan perangkat lunak. Namun, memasuki dekade ini, fokus mulai beralih pada bagaimana memecahkan masalah secara sistematis dan efisien menggunakan prinsip-prinsip komputasi.
Nama : St. Khadijah
BalasHapusKelas : 5D
Npm : 2286206106
Halini didorong beberapa faktor.Pertama, kemajuan teknologi kompuuter yang pesat membuat pemrograman menjadi lebih mudah diakses. Bahasa pemrograman yang lebih user-friendly dan perangkat lunak yang lebih intuitif muncul, sehingga fokus tidak lagi hanya terpaku pada sintaks dan algoritma yang rumit. Kedua, perkembangan internet dan teknologi informasi membuka peluang baru dalam penerapan komputasi di berbagai bidang. Ketiga, munculnya kebutuhan untuk menangani masalah-masalah kompleks yang memerlukan pendekatan sistematis dan terstuktur.
Nama : St. Khadijah
BalasHapusKelas : 5D
Npm : 2286206106
Dengan pergeseran fokus ini, berpikir komputasi tidak lagi hanya menjadi keahlian ekslusif para programmer. Konsep-konsep dasar berpikir komputasi, seperti dekomposisi, abstraksi, algoritma, dan pengulan, mulai diajarkan di berbagai jenjang pendidikan, dari sekolah dasar hingga perguruan tinggi. Tujuannya adalah untuk membeli individu dengan kemampuan memecahkan masalah secara logis dan efisien, terlepasa dari latar belakang mereka. Hal inii mencerminkan pengakuan akan pentingnya berpikir komputasi sebagai kompetensi yang relevan di berbagai bidang kehidupan, bukan hanya di dunia teknologi.
Nama : St. Khadijah
BalasHapusKelas : 5D
Npm : 2286206106
Dengan mengintegrasikan berpikir komputasi ke dalam pembelajaran matematika, siswa tidak hanya di ajarkan apa yang harus dipelajari, tetapi juga bagaimana yang harus dipelajari, tetapi juga bagaimana mereka dapat mempelajari dan menyelesaikan masalah matematika secara efektif. Mereka dilatih untuk berpikir secara sistematis, logis, dan tersruktuk, sehingga mampu memecahkan masalah yang kompleks dengan pendekatan yang terorganisir. Kemampuan ini sangat penting, tidak hanya untuk menyelesaikan soal-soal matematika di sekolah, tetapi juga untuk menghadapi tantangan di kehidupan nyata yang seringkali memerlukan pemecahan masalah yang sistematis.
Nama : Diah Anggi Rizkyana
HapusKelas : 5D PGSD
NPM : 2286206107
dengan pengembangan dan penerapan computational thinking dalam pendidikan terutama dalam bidang matematika. keterampilan ini tidak hanya penting untuk mempersiapkan siswa untuk dunia yang semakin digital, tetapi juga meningkatkan kemampuan mereka untuk berpikir kritis dan memecahkan masalah secara keseluruhan. pendekatan ini akan membawa dampak positif pada proses belajar mengajar
Nama : St. Khadijah
BalasHapusKelas : 5D
Npm : 2286206106
Salah satu tantangan utama dalam implementasi CT di Brasil adalah kurangnya sumber daya dan infrastruktur yang memadai. Banyak sekolah, terutama di daerah pedesaan, belum memiliki akses yang cukup terhadap teknologi komputer dan internet yang dibutuhkan untuk mendukung pembelajaran CT yang efektif. Selain itu, ketersediaan guru yang terlatih dalam bidang CT juga masih terbatas. Oleh karena itu, upaya peningkatan kapasitas guru melalui pelatihan dan pengembangan profesional sangatlah krusial.
Nama: Aulia Zalzabila
HapusKelas: 5D
Tapi disini yang dibahas tentang berfikir komputasi atau computional thinking, bukan teknologi komputer
Nama:siti samsiah handayani
BalasHapusKelas:5B
Npm:2286206070
Dari sejarahnya saja bisa dilihat ya pemikiran yang diprogramkan ini memecahkan masalah dengan tidak gegabah karna haris dicari tau dulu permasalahan yang dialami hingga menjadikan solusi yang didapatkan juga tepat hingga nanti cara siswa ini bisa mengenal istilah "mengapa" "Bagaimana" Seperti cara mereka untuk mencari tahu suatu pembelajaran yang nantinya akan dipecahkan jika sudah tau langkah yang mereka kerjakan itu tepat.
Nama:siti samsiah handayani
BalasHapusKelas:5B
Npm:2286206070
Pengembangan pola pikir ini memang udah digunakan dibeberapa negara termasuk Amerika karna konsep dari computaltional thingking ini relevan gitu ya untuk mengembangkan pola pikir siswa kira-kira jika digunakan di Indonesia bagaimana ya hal ini bagus sih jika digunakan pemikiran siswa akan lebih terprogram untuk menyelesaikan suatu malah mencari solusi dengan solusi yang relevan dengan apa yang mereka pahami atau jalani.
Nama:siti samsiah handayani
BalasHapusKelas:5B
Npm:2286206070
sebelum digunakan kepada siswa lebih baiknya guru lebih dahulu dikasih konsep tentang computaltional thingking ini si karna ga mudah juga di implementasi begitu saja tanpa latihan atau pemahaman yang tepat dari guru karna guru ini adalah patokan utama bisa dibilang nahkoda untuk mencapai tujuan pembelajaran yang baik maka pemahaman tentang computaltional thingking ini juga harus baik agar mudah mengaplikasikan kepada siswa gini loh cara penyelesaian gitu.
Nama:Oktavia pega wete
BalasHapusKelas:5B
Npm: 2286206019
Setela saya membaca Saya baru tahu bahwa istilah computational thinking pertama kali diperkenalkan oleh Seymour Papert. Ini menunjukkan bahwa konsep ini sebenarnya sudah cukup lama berkembang.Sejarah istilah ini menarik karena menunjukkan bagaimana pemikiran komputasi berkembang seiring dengan kemajuan teknologi,Dengan memahami sejarahnya, kita jadi tahu bahwa berpikir komputasi tidak hanya untuk pemrogram, tapi untuk semua orang yang ingin memecahkan masalah dengan cara logis.
Nama : Oktavia Pega wete
BalasHapusKelas: 5B
Npm: 2286206019
Langkah Brasil menjadi contoh bahwa pendekatan pendidikan yang inovatif dapat membantu siswa memahami cara berpikir secara sistematis sejak dini.saya sangat kagum dengan cara brasil, mreka mulai mulai menerapkan berpikir komputasi di sekolah dasar. Mereka fokus pada pengenalan logika tanpa menggunakan komputer langsung.Brasil menunjukkan bahwa berpikir komputasi bisa diajarkan dengan metode sederhana dengan bahasa logo.Implementasi ini membuktikan bahwa berpikir komputasi bukan hanya untuk negara maju, tapi bisa diterapkan di berbagai negara, termasuk Indonesia.
Nama: Oktafiana Rosanta Kapi
HapusNPM : 2286206112
Kelas: 5 D
Ya saya setuju, karena Brasil telah menerapkan pemikiran komputasional di sekolah dasar. Mereka fokus pada pengenalan logika tanpa bergantung pada komputer.
Mereka menggunakan metode sederhana dan bahasa pemrograman Logo. Contoh ini menunjukkan bahwa pemikiran komputasional tidak hanya untuk negara maju dan dapat diadaptasi ke berbagai konteks.
Nama: Oktavia pega wete
BalasHapusKelas: 5B
Npm: 2286206019
Indonesia bisa belajar dari Brasil dengan memulai dari hal-hal sederhana, seperti mengajarkan pola pikir algoritma menggunakan aktivitas harian,Implementasi awal di Brasil menunjukkan bahwa berpikir komputasi bisa diterapkan tanpa teknologi canggih, hanya dengan pendekatan kreatif.Dengan melihat contoh dari Brasil, saya yakin berpikir komputasi dapat diterapkan di kurikulum Indonesia dengan pendekatan sederhana dan kontekstual.Pemerintah sebaiknya menyediakan panduan berbasis praktik sederhana seperti di Brasil agar guru lebih mudah mengajarkan konsep ini.
Nama : Maria Fransiska Muda
BalasHapusKelas : 5B
computational literacy menurut diSessa adalah suatu pendekatan yang memungkinkan kita untuk memahami dan memanfaatkan teknologi secara lebih mendalam. Ini bukan hanya soal menggunakan komputer, tetapi juga memahami cara kerja teknologi dan bagaimana kita dapat berpikir secara logis, terstruktur, dan kreatif untuk memecahkan masalah.
Nama : Maria Fransiska Muda
BalasHapusKelas : 5B
Dengan literasi komputasi, kita dapat meningkatkan keterampilan berpikir kita, menciptakan inovasi, dan menggunakan teknologi secara lebih efektif di berbagai aspek kehidupan. Hal ini menjadi keterampilan yang sangat penting di era digital saat ini, di mana hampir setiap aspek kehidupan kita bergantung pada teknologi.
Nama : Maria Fransiska Muda
BalasHapusKelas : 5B
Refleksi tentang "bagaimana" dan "mengapa" kita menggunakan TIK dalam berpikir komputasi di pembelajaran matematika adalah langkah penting. Menurut saya, hal ini tidak hanya meningkatkan pemahaman siswa tentang konsep matematika, tetapi juga mengajarkan mereka untuk berpikir kritis tentang penggunaan teknologi dan memastikan bahwa teknologi digunakan dengan cara yang tepat dan efektif untuk mendukung pembelajaran mereka. Hal ini membantu siswa tidak hanya menjadi pengguna teknologi, tetapi juga pemikir yang lebih matang dan terampil dalam menggunakan alat digital untuk memecahkan masalah matematika.
Nama : Maria Fransiska Muda
BalasHapusKelas : 5B
Royal Society mendeskripsikan pentingnya berpikir komputasi dalam memahami dunia di sekitar kita. Dengan mengenali aspek-aspek komputasi dan menerapkan alat serta teknik ilmu komputer, kita bisa lebih baik menganalisis, memahami, dan memecahkan masalah yang ada, baik itu dalam sistem alami atau sistem buatan. Pendekatan ini sangat berguna, tidak hanya dalam sains dan teknologi, tetapi juga dalam kehidupan sehari-hari dan pengambilan keputusan di dunia yang semakin kompleks ini.
Nama : Maria Fransiska Muda
BalasHapusKelas : 5B
Menurut saya penerapan berpikir komputasi di Indonesia terlebih dalam pendidikan masih berkembang, dipengaruhi oleh perkembangan teknologi di negara-negara maju. Indonesia sudah mulai memperkenalkan pemprograman dan kursus komputer di sekolah-sekolah, namun masih ada tantangan seperti keterbatasan infrastruktur dan kurangnya keterampilan guru.
Nama : Maria Fransiska Muda
HapusKelas : 5B
Meski dengan menghadapai berbagai tantangan, langkah yang tepat dan dukungan lebih banyak, Indonesia memiliki peluang besar untuk mengembangkan berpikir komputasi di pendidikan, sehingga memungkinkan generasi mendatang bisa lebih terampil dalam teknologi dan pemecahan masalah.
Nama : Maria Fransiska Muda
HapusKelas : 5B
Dengan dukungan dari pemerintah, lembaga pendidikan, serta akses ke platform pembelajaran digital, Indonesia memiliki potensi besar untuk mengintegrasikan berpikir komputasi dalam sistem pendidikannya. Jika tantangan ini dapat diatasi, Indonesia dapat menghasilkan generasi yang lebih siap menghadapi tantangan dunia digital dan mampu memanfaatkan teknologi untuk memecahkan berbagai masalah di masa depan.
Nama : Teovani Mela
BalasHapusKelas : 5C PGSD
NPM : 2286206065
Jadi, jauh sebelum komputer menjadi terkenal seperti masa saat ini, konsep computational thinking sudah mulai terbentuk sejak tahun 1967. Penggunaan bahasa pemograman Logo terhadap sistem pendidikan matematika adalah langkah pertama yang cerdas untuk mengenalkan konsep pemograman kepada siswa. Pengujian dan percobaan terhadap robot Logo merupakan cara yang kreatif untuk mengajarkan konsep pemrograman dengan visual dan interaktif.
Kita bisa melihat sejarah perkembangan computational thinking yang menggambarkan pentingnya mengajarkan dasar pemrograman sejak masih dini. Karena bukan hanya melatih logika anak tapi juga dapat mempersiapkan generasi muda penerus bangsa untuk menghadapi zaman teknologi serba digital ini. Seymour Papert mempunyai kontribusi yang sangat banyak terhadap pengembangan konsep computational thinking. Sehingga menjadi pendekatan yang berfokus terhadap pembelajaran modern/canggih.
BalasHapusNama : Teovani Mela
BalasHapusKelas : 5C PGSD
NPM : 2286206065
Menurut saya melalui pengujian dan percobaan terhadap logo peserta didik diajarkan untuk berpikir komputasional, dapat memecahkan masalah, dan bisa jadi peserta didik yang kreatif. Keterampilan dan kemampuan tersebut sangat diperlukan pada masa sekarang yang serba digitial. Logo juga menawarkan bagaimana cara agar menyenangkan pada saat belajar pemrograman. Jika kita melihat robot mengikuti sesuai dengan apa yang diperintahkan oleh peserta didik, sehingga peserta didik akan lebih merasa termotivasi dan mereka mau terlibat dalam proses pembelajaran yang memang diharapkan.
Nama : Teovani Mela
BalasHapusKelas : 5C PGSD
NPM : 2286206065
Dari apa yang saya baca, Logo bisa digunakan untuk mengajarkan kepada peserta didik berbagai konsep seperti matematika dan ilmu komputer. Bahkan Logo bisa juga diadaptasi untuk berbagai tingkatan umur dan kemampuan serta keterampilan. Jika guru memahami apa itu konsep dasar pemrograman melalui Logo maka akan mempermudah peserta didik untuk mempelajari bahasa pemograman yaitu Python, Java pada masa akan datang, masa era digital.
Nama : Teovani Mela
BalasHapusKelas : 5C PGSD
NPM : 2286206065
Dari apa yang saya baca saya mendapatkan beberapa point yaitu timbulnya berbagai macam bahasa dan perangkat pemrograman yang baru mungkin bisa membuat Logo terlihat kurang canggih. Akan tetapi Logo bisa dikombinasikan antara perangkat dengan teknologi modern contohnya mikrokontroler dan aplikasi berbasis web untuk membuat Logo lebih menarik, relavan dan bisa menarik peminat. Namun dengan itu semua bahkan pada masa sekarang sekolah masih banyak yang belum punya fasilitas tersebut serta guru yang cukup memahami untuk mengajarkan pemrograman menggunakan Logo.
Nama : Diah Anggi Rizkyana
HapusKelas : 5D PGSD
NPM : 2286206107
saya setuju dengan pendapat anda pentingnya keterampilan berpikir kritis dan pemecahan masalah dalam pendidikan khususnya dalam matematika. computational thinking lebih dari sekadar pemograman ini mencerminkan pendekatan sistematis dalam menyelesaikan masalah yang dapat diterapkan di berbagai bidang titik untuk memaksimalkan potensi pembelajaran ini, penting untuk mengintegrasikan konsep ke dalam kurikulum memberikan pelatihan kepada guru dan memberikan kesempatan bagi siswa untuk belajar melalui proyek kolaboratif. dengan cara ini siswa akan lebih siap menghadapi tantangan di dunia modern yang semakin kompleks ini
Nama: Selly Marsenia
BalasHapusKelas: PGSD 5A
Npm: 2286206049
Berarti tujuan utama diciptakannya pemprograman itu adalah untuk memahami bagaimana cara kerja bahasa dalam komputasi, dengan fokus awalnya itu pada pengembangan cara berpikir anak-anak tentang bagaimana dan mengapa mereka memprogram.
Nama: Selly Marsenia
BalasHapusKelas: PGSD 5A
Npm: 2286206049
Komputer itu memang sudah menjadi kebutuhan sehari-hari kita, apalagi orang-orang yang sehari-harinya bekerja di depan layar komputer, seperti desainer, akuntan, programmer, editor, dan masih banyak lagi pekerjaan lainnya. Hal tersebut diakibatkan, karena perkembangan teknologi yang begitu pesat. Jadi, untuk memberikan informasi atau menerima informasi itu semua diakses menggunakan teknologi, seperti komputer tadi, yang dimana dibutuhkan untuk kegiatan sehari-hari kita.
Nama: Selly Marsenia
BalasHapusKelas: PGSD 5A
Npm: 2286206049
Teknologi memang bermanfaat untuk kehidupan sehari-hari kita, seperti komputer ini. Apalagi bermanfaat bagi pendidik. Sehingga membuat pendidik bisa mengakses dan mencari informasi dari berbagai sumber untuk meningkatkan kualitas mengajar dikelas.
Nama : Uswatun khasanah
HapusKelas :5A
Npm:2286206010
Meski bermanfaat bagi pendidik, namun menurut saya masih banyak pendidik yang tidak dapat memahami dalam mengakses teknologi komputer terutama bagi tenaga pendidik yang sudah lansia.
Nama: Selly Marsenia
BalasHapusKelas: PGSD 5A
Npm: 2286206049
Saya setuju juga soal pendapat wing yang dimana beliau mengatakan pentingnya berpikir dengan teknologi, bukan hanya bisa menggunakannya untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Yang artinya beliau menekankan pemahaman tentang teknologi itu harus diperdalam, bukan hanya sekedar memiliki keterampilan saja. Dengan digunakannya teknologi untuk kehidupan sehari-hari kita, perlu juga dibarengi dalam berpikir kritis untuk memecahkan suatu masalah dan mencari solusi dari permasalah tersebut.
Nama: Uswatun Khasanah
HapusKelas: 5A
Npm: 2286206010
Namun bagaimana dengan generasi sekarang ini yang kebanyakan mereka hanya mengandalkan teknologi tanpa ingin berpikir terlebih dahulu, bukankah hal ini akan membuat generasi masa kini akan semakin memburuk, dan bahkan bisa mereka akan susah berfikir kritis, dan akan kesulitan dalam mengutarakan pendapat apabila ditanya secara langsung
Nama: Selly Marsenia
BalasHapusKelas: PGSD 5A
Npm: 2286206049
Selain itu, seorang pendidik juga harus bisa menggunakan teknologi, supaya pendidik bisa menciptakan lingkungan belajar yang nyaman, sehingga dapat melibatkan siswa dalam pembelajaran dikelas yang menyenangkan.
Nama: Selly Marsenia
BalasHapusKelas: PGSD 5A
Npm: 2286206049
Menurut saya, Computational thinking itu sangat penting dalam pendidikan, alasannya untuk melatih pola pikir siswa, agar siswa mampu berpikir kritis, bisa memecahkan masalah dan mencari solusi dari masalah tersebut, menciptakan kreativitas dan inovasi. Sehingga, siswa mengalami perkembangan pola pikirnya.
Nama : Teovani Mela
BalasHapusKelas : 5C PGSD
NPM : 2286206065
Dari yang saya baca juga, saya medapatkna point pemrograman yang cocok untuk mengajarakan pemrograman terhadap peserta didik. Yang pertama ada Pyhton karena sintaks yang digunakan sederhana dan lebih mudah dibaca, menjadikannya cocok untuk mempelajari konsep pemrograman yang dasar. Banyak juga digunakan dalam bemacam-macam bidang, seperti data science dan maching learning. Sehingga Python ini cocok untuk peserta didik yang memang sudah memiliki dasar-dasar logika pemrograman dan mereka ingin memperdalam lagi bahasa pemrograman.
Nama : Teovani Mela
BalasHapusKelas : 5C PGSD
NPM : 2286206065
Yang kedua ada Javascript, Javascript menggunakan bahasa yang relatif lebih populer dan biasanya digunakan untuk membuat website interaktif. Serta, lebih banyak sumber daya pembelajaran tersedia yang dapat dipelajari peserta didik. Sehingga menjadikan Javascript ini cocok untuk peserta didik yang dimana mereka itu tertarik akan pengembangan web.
Yang ketiga ada Blockly, Blockly lebih tertuju pada konsep pemrograman yang lebih dalam. Yang biasanya digunakan untuk belajar bermacam-macam bahasa pemrograman yaitu Python dan Javascript seperti yang sudah dijelaskan tadi. Sehingga menjadikan Blockly ini cocok untuk peserta didik yang punya kemauan untuk beralih dari belajar pemrograman visual menjadi belajar pemrograman teks.
Nama: Selly Marsenia
BalasHapusKelas: PGSD 5A
Npm: 2286206049
Pada bacaan part 1, Computational thinking itu dalam dunia pendidikan adalah sebuah pendekatan yang dimana mengajarkan kepada siswa bagaimana cara dalam memecahkan masalah, yang dilakukan secara terstruktur dan logis. Yang dimana terdapat empat teknik utama yang ada didalamnya yaitu dekomposisi, abstraksi, pengenalan pola, dan algoritma. Jika siswa menerapkannya, siswa dapat mengembangkan keterampilan dalam berpikir kritis dan kreatif.
Nama: Selly Marsenia
BalasHapusKelas: PGSD 5A
Npm: 2286206049
Selain itu, Computational thinking ini dapat di terapkan pada mata pelajaran. Pada mata pelajaran informatika dan dapat diterapkan juga pada mata pelajaran matematika dan bahasa. Disinilah peran pendidik yang dimana pendidik harus mampu menguasai teknologi, ilmu yang didapat oleh pendidik dapat diajarkan kepada siswa.
Nama : Diah Anggi Rizkyana
HapusKelas : 5D PGSD
NPM : 2286206107
seringkali guru memiliki keterbatasan dalam mengintegrasikan konsep ini ke dalam kurikulum mereka titik ada juga potensi kesalahpahaman tentang computational thinking yang hanya dianggap sebagai kemampuan teknis semata tanpa menyadari pentingnya keterampilan berpikir logis dan strategis sehingga terkadang computational thinking kurang menekankan pada aplikasinya dalam konteks kehidupan sehari-hari di kelas
Nama: Riska Wanti
BalasHapusKelas: 5 A PGSD
NPM: 2286206004
Seperti penjelasan diatas yang menyebutkan bahwa komputer menjadi alat yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan sehari-hari menurut saya sangat benar karena mempermudah berbagai aktivitas seperti komunikasi, pekerjaan, pendidikan, hiburan, dan pengelolaan data. Dengan kemampuan multitasking dan akses cepat ke informasi, komputer meningkatkan efisiensi dan produktivitas, serta mendukung hampir semua aspek kehidupan modern di era digital.
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusNama: Exsandra Laili S.A
BalasHapusKelas: 5B
NPM: 2286206043
Berpikir komputasi adalah keterampilan yang membantu kita memecahkan masalah kompleks dengan pendekatan logis dan sistematis, layaknya cara komputer bekerja. Konsep computational thinking mengajarkan kita untuk memecahkan masalah besar menjadi bagian-bagian kecil yang lebih mudah ditangani, yang dikenal dengan istilah decomposition. Dalam berpikir komputasi, kita belajar mengenali pola atau kesamaan dalam data dan masalah, sehingga dapat menemukan solusi yang lebih efektif.
Salah satu elemen penting dalam computational thinking adalah abstraction yaitu fokus pada hal-hal penting dan mengabaikan detail yang tidak relevan. Berpikir komputasi melibatkan langkah-langkah sistematis untuk menemukan solusi, seperti membuat algoritma yang jelas dan dapat diulang.
Nama: Exsandra Laili S.A
BalasHapusKelas: 5B
NPM: 2286206043
Computational thinking bukan hanya untuk programmer atau ilmuwwan komputer, tapi bisa diterapkan dalam kehidupan sehari-hari untuk menyelesaikan berbagai persoalan. Dengan menggunakan berpikir komputasi, kita dapat memecahkan masalah yang rumit dengan lebih terstruktur, sehingga prosesnya menjadi lebih efisien. Kemampuan untuk berpikir secara komputasi penting di era digital ini karena hampir semua aspek kehidupan kita terhubung dengan teknologi.
Nama: Exsandra Laili S.A
BalasHapusKelas: 5B
NPM: 2286206043
Computational thinking membantu siswa untuk berpikir kritis, kreatif, dan adaptif, sehingga sangat bermanfaat dalam dunia pendidikan. Melalui pendekatan computational thinking, kita diajarkan untuk tidak takut menghadapi masalah yang rumit karena ada metode untuk menyelesaikannya. Salah satu aspek menarik dari berpikir komputasi adalah memanfaatkan logika dan matematika untuk mencari solusi optimal.
Pemahaman tentang computational thinking dapat membantu kita memahami bagaimana teknologi bekerja, mulai dari aplikasi hingga kecerdasan buatan. Dalam proses pembelajaran computational thinking, kita dituntut untuk terus melatih keterampilan analisis dan pengambilan keputusan.
Nama: Exsandra Laili S.A
BalasHapusKelas: 5B
NPM: 2286206043
Computational thinking membuat kita lebih percaya diri saat mengahdapi tantangan, karena kita tahu cara memetakan masalah secara terstruktur. Dengan berpikir komputasi, kita dapat membanguun solusi yang bersifat general, sehingga bisa diaplikasikan untuk berbagai situasi serupa,
Computational thinking mengajarkan pentingnya langkah demi langkah yang terorganisir untuk mencapai hasil yang diinginkan. Salah satu keuntungan berpikir komputasi adalah meningkatkan kemampuan bekerja sama, terutama dalam tim yang membutuhkan pemecahan masalah bersama. Berpikir komputasi juga melatih kita untuk melihat masalah dari berbagai sudut pandang sebelum menentukan solusi terbaik. Konsep debugging dalam berpikir komputasi mengajarkan kita untuk tidak takut gagal, karena kesalahan adalah bagian dari proses belajar.
Nama: Exsandra Laili S.A
BalasHapusKelas: 5B
NPM: 2286206043
Computational thinking membuat kita lebih memahami hubungan antara input, proses, dan output dalam menyelesaikan suatu permasalahan. Dalam kehidupan sehari-hari, kita sering menerapkan berpikir komputasi tanpa sadar, seperti saat membuat daftar belanja atau merencanakan perjalanan. Berpikir komputasi sangat relevam dalam pengembangan teknologi, tetapi juga bisa diaplikasikan untuk memahami pola perilaku manusia.
Computational thinking membantu kita menghemat waktu dan tenaga karena solusinya dirancang untuk mempermudah pekerjaan kita. Salah satu tantangan dalam belajar computational thinking adalah bagaimana membiasakan diri untuk berpikir secara terstruktur, dengan menguasai computational thinking, kita dapat memanfaatkan teknologi dengan lebih cerdas dan efisien.
Nama: Exsandra Laili S.A
BalasHapusKelas: 5B
NPM: 2286206043
Computational thinking mendorong inovasi karena membantu kita melihat peluang baru dari masalah yang ada. Penguasaan berpikir komputasi membuka pintu untuk memahami konsep teknologi yang lebih kompleks, seperti pemrograman atau analisis data. Computatinal thinking bukan sekedar keterampilan teknis, tetapi juga cara berpikir yang bisa digunakan untuk memecahkan masalah apapun. Salah satu keuntungan utama computational thinking adalah membantu kita membuat solusi yang tahan lama dan dapat diandalkan, belajar berpikir komputasi sejak dini akan membekali generasi muda dengan kemampuan analitis dan kreatif yang sangat dibutuhkan dimasa depan.
Nama: Maria yosevina
BalasHapusKelas:5A
Npm:2286206017
Kita bisa Hubungkan dengan literasi digital
Menyoroti hubungan berpikir komputasi dengan kemampuan literasi digital akan membantu pembaca memahami relevansi konsep ini di era teknologi.
Nama: Maria yosevina
BalasHapusKelas: 5 A
Npm:2286206017
Dengan berpikir komputasi pada aktivitas harian kita bisa Merencanakan jadwal belajar,Mengatur anggaran belanja dan
Menganalisis pilihan terbaik untuk menyelesaikan tugas.
Nama: Maria yosevina TriDarmawati
BalasHapusKelas : 5A
Npm :2286206017
Berpikir komputasi untuk membantu memecahkan masalah secara efektif Contohnya Jika ingin membuat aplikasi belajar, pecah menjadi langkah seperti desain antarmuka, pengumpulan materi, dan pengkodean.
Nama: Uswatun khasanah
HapusKelas: 5A
Npm: 2286206010
Tetapi menurut saya point tersebut tidak untuk menyeluruh pada setiap pendidik bukan. Ini mungkin hanya pada kejuruan tertentu menurut saya
Nama: Maria yosevina TriDarmawati
BalasHapusKelas:5 A
Npm:2286206017
Pendekatan ini membantu membangun pola pikir logis dan kreatif yang dapat diterapkan di berbagai aspek kehidupan, termasuk pendidikan, pekerjaan, dan pengambilan keputusan.
Nama : Maria Elisa Ugha Wua Bhoko
BalasHapusNpm : 2286206024
Kelas : V A
Dari penjelasan di atas terkait bagaimana berpikir komputasi ini di bentuk & di kembangkan, dapat kita simpulkan bahwa memang sangat di perlukan pertimbangan yang matang sebelum mengambil keputusan. Pola pikir ini mengajarkan anak untuk ketika berhadapan dengan soal/masalah, mereka perlu menelusuri dengan baik, perlu memahami serta mampu perlu mempertimbangkan segala nya dengan baik. Anak-anak saat masih duduk di SD, sudah di harapkan untuk mampu menerapkan pemikiran ini, seperti *Bagaimana* & *mengapa* .
Nama : Maria Elisa Ugha Wua Bhoko
HapusNpm : 2286206024
Kelas : V A
Artinya bahwa dengan cara atau pemikiran ini, anak anak dari usia SD pun sudah di harapkan untuk mampu bersikap & berpikir secara teratur & baik. Dengan tenang menghadapi soal/masalah kemudian membaca, memahami, lalu mencari tahu penyebab serta mencari jalan keluarnya. Tidak lupa dengan bantuan komputer juga untuk menopang anak menyelesaikan soal/masalah.
Nama: Uswatun khasanah
HapusKelas : 5A
Npm: 286206010
Yaa saya setuju dengan hal tersebut namun jika untuk jenjang SD terlebih untuk kelas 1 menurut saya tidak semua anak mampu untuk menerapkan pemikiran bagaimana dan mengapa ini
Nama : Maria Elisa Ugha Wua Bhoko
BalasHapusNpm : 2286206024
Kelas : V A
Komputer/teknologi sendiri seperti yang kita ketahui saat ini bahwa sangat amat berkaitan dengan segala aspek kehidupan masyarakat. Anak mampu menggunakan komputer atau teknologi lainnya dengan baik dan benar juga merupakan sebuah harapan baik yang sering kali kita dengar. Tinggal pengawasan dari orang tua dan guru yang perlu membimbing anak dalam menggunakan teknologi saat ini agar sekiranya dapat berguna bagi anak seperti yang di sampaikan pada materi ini.
Nama ; Maharani Ananta Putri
BalasHapusKelas ; 5A
Npm : 2286206007
Setelah saya baca ternyata istilah ''computational thinking'' pertama kali digunakan dalam konteks pendidikan matematikan pada tahun 1967,yang berhubungan dengan pemrograman logo yang dikembangkan oleh Seymour papert,Cynthia Solomon,dan wally Feuzeig.
Nama : Maharani ananta putri
BalasHapusKelas : 5A
Npm : 2286206007
Papert dan timnya melakukan ekperimen untuk menganalisis anak - anak mengendalikan pengerakan robot emnggunakan instruksi dari bahasa Logo.
Nama ; Maharani ananta putri
BalasHapusKelas ; 5A
Npm ;2286206007
Robot tersebut dilengkapi pena yang dapat mengga,barkan jalurnya di atas kertas,menghasilkan bentuk - bentuk geometris,misalnya.Melalui ekperimen ini ,Papert dan para timnya melakukan pengembangan teori pembelajaran yang disebut Konstruksionisme ( Constructionism ),yang merupakan cabang dari konstruktivisme piaget.
Nama ; Maharani ananta puti
BalasHapusKelas : 5A
Npm : 2286206007
Di Brazil melakukan ekperimen dengan bahasa Logo pada tahun 1980,mereka melakukan ekperimen dengan bahasa Logo dibawah bimbingan pneliti seperti Jose ArmandoValente dan Lea Fagundes,bekerja sama dengan sistem pendidikan negeri dan swasta.
Nama : Maharani Ananta Putri
BalasHapusKelas ; 5A
Npm : 2286206007
Setelah saya baca menurut diSessa ( 2000),komputer dapat menjadi dasar teknis bagu jenis literasi baru, yang disebut dengan ''computational literacy''.Computational literacy merujuk pada penggunaan komputer secara alami sesuai dengan kebutuhan pribadi dan profesional yang terus berkembang.
Nama : Maharani Ananta Putri
BalasHapusKelas : 5A
Npm : 2286206007
Komputer tidak bisa di pisahkan dalam kehidupan sehari - hari ,banyak sekali manfaat dari kegunaan komputer ini apalagi untuk seorang pekerja kantor dapat mempermudah dan mempercepat pekerjaan.
Nama : Maria Elisa Ugha Wua Bhoko
BalasHapusNpm : 2286206024
Kelas : V A
Seperti pada materi sebelumnya, dari awal berkembangnya pemikiran ini sangat dibutuhkan pertimbangan, dll nya dalam memecahkan dan menyelesaikan sebuah masalah/soal. Seperti dengan kata "Mengapa" dan "Bagaimana", ini merupakan kata yang mengandung keingintahuan serta penelusuran lebih dalam terkait masalah/soal yang di hadapi, sehingga kita tidak gegabah dalam menghadapi & menyelesaikan soal/masalah.
Nama : Maria Elisa Ugha Wua Bhoko
BalasHapusNpm : 2286206024
Kelas : V A
Seiring dengan perkembangan zaman, seperti yang sudah di jelaskan di atas, pemikiran ini selalu mengalami perkembangan, dengan di dahului tindakan pencobaan/eksperimen yang kemudian memungkinkan untuk di gunakan, juga tidak terlepas dari teknologi. Saya sepakat bahwa komputer/teknologi menjadi alat yang tidak dapat di pisahkan dari kehidupan sehari-hari, sekaligus berguna untuk mengembangkan bahasa dan konsep lainnya. Sejauh ini, komputer/teknologi banyak mengambil peran dalam menyelesaikan soal/permasalahan manusia.
Nama: Aulia Zalzabila
BalasHapusKelas: 5D
Npm: 2286206111
Dengan adanya penjelasan ini, membantu saya mendapatkan tambahan ilmu dan wawasan. Sebelumnya saya belum pernah mendengar istilah computional thinking atau berfikir komputasi. Namun dengan saya membaca situs ini, saya dapat mengetahui istilah tersebut yang mungkin akan berguna saat saya sudah di dunia kerja nanti.
Nama: Aulia Zalzabila
BalasHapusKelas: 5D
Npm: 2286206111
Computional thinking bisa berpengaruh terhadap pendidikan. Computional thinking dapat meningkatkan kemampuan dalam menganalisis data, mengembangkan keterampilan dalam program pendidikan, serta meningkatkan pemahaman matematika dan logika baik guru ataupun siswa. Computional thinking juga dapat membantu siswa untuk lebih mudah memahami konsep abstrak dan mengembangkan keterampilan siswa dalam kerjasama dan komunikasi.
Nama: Fadia Rizki Nurfitra
BalasHapusNPM: 2286206030
Kelas: 5B
Computational Thinking (CT) adalah pendekatan berpikir yang bertujuan untuk menyelesaikan masalah secara logis dan sistematis. Konsep ini tidak hanya bermanfaat untuk mempelajari teknologi dan pemrograman, tetapi juga relevan dalam kehidupan sehari-hari. Di sekolah dasar, CT diajarkan dengan metode yang mudah dipahami, sehingga anak-anak dapat mengembangkan keterampilan berpikir kritis dan kreatif sedini mungkin.
Nama: Fadia Rizki Nurfitra
BalasHapusNPM: 2286206030
Kelas: 5B
Kurangnya pemahaman tentang Computational Thinking (CT) menjadi tantangan karena banyak pendidik, siswa, dan orang tua belum memahami apa itu CT dan pentingnya bagi kehidupan sehari-hari. CT sering dianggap hanya terkait dengan pemrograman atau teknologi, padahal konsepnya jauh lebih luas, mencakup keterampilan berpikir kritis, logis, dan sistematis. Akibatnya, rendahnya pemahaman ini dapat menghambat penerimaan dan pengintegrasian CT dalam pembelajaran. Untuk mengatasi hal ini, perlu dilakukan kampanye edukasi dan pelatihan yang menjelaskan manfaat CT di berbagai aspek kehidupan, sehingga semua pihak memahami relevansinya tidak hanya di bidang teknologi tetapi juga dalam menyelesaikan masalah sehari-hari.
Nama: Fadia Rizki Nurfitra
BalasHapusNPM: 2286206030
Kelas: 5B
Keterbatasan keterampilan guru menjadi tantangan utama dalam mengajarkan Computational Thinking (CT), karena tidak semua guru memiliki pengetahuan atau keterampilan yang memadai. Kurikulum CT yang masih baru membutuhkan pendekatan pengajaran yang berbeda, dan banyak guru yang belum dilatih untuk mengintegrasikan CT ke dalam mata pelajaran mereka. Akibatnya, CT sulit diterapkan dengan benar tanpa bimbingan yang tepat dari guru. Untuk mengatasi hal ini, penting untuk mengadakan pelatihan dan menyediakan sumber daya pembelajaran bagi guru agar mereka dapat memahami konsep CT dan cara mengajarkannya secara efektif di kelas.
Nama: Fadia Rizki Nurfitra
BalasHapusNPM: 2286206030
Kelas: 5B
Keterbatasan infrastruktur dan sumber daya juga menjadi tantangan dalam pengajaran Computational Thinking (CT), terutama di daerah terpencil, di mana tidak semua sekolah memiliki fasilitas yang mendukung, seperti komputer, akses internet, atau alat bantu pengajaran lainnya. Kurangnya fasilitas ini dapat menghambat pembelajaran berbasis teknologi, dan kesenjangan digital antara sekolah di kota dan pedesaan membuat penerapan CT tidak merata. Untuk mengatasi hal ini, solusi yang dapat diterapkan adalah dengan menggunakan metode pengajaran CT yang tidak bergantung pada teknologi, seperti permainan logika atau aktivitas kolaboratif, sambil perlahan membangun infrastruktur yang mendukung agar pembelajaran CT dapat diakses secara merata di semua daerah.
Nama: Fadia Rizki Nurfitra
BalasHapusNPM: 2286206030
Kelas: 5B
Penyesuaian kurikulum menjadi tantangan dalam mengintegrasikan Computational Thinking (CT), karena di banyak negara, termasuk Indonesia, CT belum sepenuhnya terintegrasi dalam kurikulum nasional. Hal ini memerlukan waktu untuk mengembangkan materi ajar dan metode evaluasi yang sesuai dengan konteks lokal. Dampaknya, CT sering dianggap sebagai pelajaran tambahan, bukan bagian inti dari pembelajaran. Untuk mengatasi hal ini, solusi yang dapat diterapkan adalah dengan mengintegrasikan CT secara bertahap ke dalam mata pelajaran yang sudah ada, seperti matematika, sains, atau bahasa, tanpa menambah beban siswa, sehingga CT dapat menjadi bagian alami dari pembelajaran sehari-hari.
Nama: Fadia Rizki Nurfitra
BalasHapusNPM: 2286206030
Kelas: 5B
Kurangnya dukungan dan kesadaran publik menjadi tantangan dalam penerapan Computational Thinking (CT), karena banyak masyarakat, termasuk orang tua, yang belum memahami manfaat CT untuk masa depan anak-anak. CT sering kali tidak dianggap sebagai keterampilan penting dibandingkan dengan pelajaran akademik tradisional, yang berdampak pada minimnya dukungan terhadap upaya pemerintah atau sekolah untuk memprioritaskan CT dalam kurikulum. Solusinya adalah dengan mensosialisasikan manfaat CT melalui seminar, media sosial, atau program komunitas yang dapat meningkatkan pemahaman dan dukungan publik, sehingga CT dapat dihargai sebagai keterampilan penting bagi perkembangan anak di era digital.
Nama : syahrini
BalasHapusKelas : 5D pgsd
Npm :2286206116
Computational thinking atau berpikir komputasional adalah proses berpikir yang menggunakan pendekatan algoritmik dan analitik untuk memecahkan masalah. Computational thinking merupakan keterampilan yang penting untuk diajarkan kepada anak-anak sejak dini karena dapat membantu mereka berpikir logis, terstruktur, dan mengembangkan kemampuan memecahkan masalah.
Nama: Avita Fitriyani
BalasHapusKelas: 5 B
2286206022
Coputational thinking dalam pembelajaran matematika seperti alogaritma, pola, dan pemecahan masalah. Dalam pemecahan masalah memiliki sistematis yang testruktur seperti mengidentifikasi, mencari solusi, dan mengesekusi. Dengan cara yang sistematis membantu siswa menyelesaikan masalah dengan logis.
Nama: Avita Fitriyani
BalasHapusKelas: 5 B
2286206022
Di era sekarang computational thinking merupakan keterampilan yang sangat dibutuhkan sekarang. Teknologi digital di masa ini amat sangat dibutuhkan dalam kehidupan manusia. Di era ini computational thinking berperan sebagai sistem dasar dari kecerdasan buatan atau Al.
Nama: Avita Fitriyani
BalasHapusKelas: 5 B
2286206022
Penerapan computational thinking dalam kehidupan sekarang telah merambat dalam berbagai bidang. Dalam kehidupan sehari-hari kita saat ini sering menggunakannya. Saya ambil contoh dengan penggunaan google mapas yang dapat menentukan rute perjalanan yang lebih cepat.
Nama: Avita Fitriyani
BalasHapusKelas: 5 B
Karena computational thinking amat sangat di butuhkan saat ini apalagi dalam dunia pendidikan mendorong siswa untuk listerasi digital. Mereka harus paham akan dunia digital saat ini, sehingga mereka bisa menjadi pencipta bukan hanya pengguna. Literasi digital saat ini sangat penting mengingat perkembangan digital sangat pesat, jadi jangan sampai kita tertinggal dalam mengikuti pekembangan teknologi saat ini.
Nama: Avita Fitriyani
BalasHapusKelas: 5 B
2286206022
Apakah kalian tahu bahwa computational thinking ini memiliki tantang tersendiri bagi guru ketika akan mengajarkanya kepada siswa. Tantangan yang biasa dihadapi oleh guru yaitu mereka masih belum paham dan menguasai apa itu computational thinking. Selain itu, adanya kondisi dimana sekolah yang mereka tempati tidak memiliki fasilitas yang memadai. Dari kejadi tersebut membuat guru bisa saja tidak optimal dalam mengajarkan computational thinking kepada siswanya.
Nama: Avita Fitriyani
BalasHapusKelas: 5 B
2286206022
Ada beberapa cara meningkatkan pembelajaran computational thinking dalam dunia pendidikan. Cara pertama dengan memberikan pelatihan terhadap guru mengenai computational thinking. Cara kedua dengan peningkatan fasilitas sekolah yang mendukung pembelajaran computational thinking. Dari cara tersebut jika di terapkan memungkinkan penyampaian pembelajaran computational thinking di sekolah berjalan dengan semestinya.
Nama: Avita Fitriyani
BalasHapusKelas: 5 B
2286206022
Dengan mengajarkan pembelajaran computational thinking dalam dunia pendidikan dapat mempersiapkan generasi menghadapi masa depan. Keberhasilan dari pengajaran computational thinking ini tergantung pada setiap individu. Misalnya, guru mampu mengajarkan computational thinking namun siswa tidak berhasil memahaminya maka pembelajaran computational thinking di anggap gagal.
Nama: Uswatun khasanah
BalasHapusKelas: 5A
Npm:2286206010
Menurut saya sangat penting untuk kita belajar mengenai komputational tingking terlebih pada era digital ini
Nama: Uswatun Khasanah
BalasHapusKelas: 5A
Npm: 2286206010
Komputational tingking ini juga sangat dicari dalam dunia kerja, terlebih pada masa kini dan masa yang akan datang
Nama :Uswatun khasanah
BalasHapusKelas:5A
Npm:2286206010
Rata rata semua bidang pekerjaan memerlukan teknologi.
Nama: Uswatun khasanah
BalasHapusKelas :5A
Npm:2286206010
Tetapi Computational thingking ini menurut saya sedikit sulit untuk diterapkan di daerah terpencil yang susah dijangkau apalagi daerah yang aksesnya susah, internet juga susah
Nama: Uswatun khasanah
BalasHapusKelas: 5A
Npm: 2286206010
Menurut saya meskipun banyak tutorial buku untuk belajar komputational tingking namun untuk daerah terpencil saya merasa sedikit sulit hal utama yang menjadi penghambat ialah akses internet, karen saya sendiri merasakan daerah yang susah akses internet nya
Nama: Uswatun khasanah
BalasHapusKelas: 5A
Npm:2286206010
Pada era sekarang ini banyak sekali sistem AI. Namun hal ini saya rasa akan membuat pengguna menjadi malas untuk berfikir, mereka menggunakan AI tanpa perlu menyaring atau menelaah lagi informasi yang telah mereka dapatkan
Nama: Nur Annisha Puspita Sari
BalasHapusNPM: 2286206095
Kelas: 5D
Karena awal yang lebih fokus pada pemrograman komputer sebelum kemudian beralih ke problem solving, computational thinking menjadi kurang terkenal dan kurang mendapatkan perhatian. Padahal menurut saya computational thinking sangat bagus karena memiliki fokus yang ada pada pengembangan cara berpikir yang berkaitan dengan bagaimana dan mengapa sehingga dapat menjadi tonggak dalam berpikir kritis. Karena akan membantu setiap siswa agar dapat mengembangkan cara berpikirnya secara logis dan kritis, kemudian cara memecahkan masalah yang efektif dan dapat membuat mereka nantinya bisa beradaptasi dengan dunia yang semakin maju terutama dalam bidang teknologi.
Nama: Nur Annisha Puspita Sari
BalasHapusNPM: 2286206095
Kelas: 5D
Saya rasa computational thinking juga dapat menjadi referensi untuk meningkatkan kemampuan berpikir siswa. Apalagi kita sudah mulai memasuki era digital, mengerti mengenai computational thinkingakan sangat mempermudah mereka oaham akan cara kerja yang sistematis itu. Sehingga ketika bertemu dengan masalah yang kompleks seperti benang kusut siswa akan paham bagaimana cara menguraikannya dan mengapa halnitu terjadi dalam proses penyelesaiannya.
Nama: Nur Annisha Puspita Sari
BalasHapusNPM: 2286206095
Kelas: 5D
Dengan CT juga siswa dapat berpikir secara kritis dalam menganalisis informasi dan evaluasi solusi serta cara penyelesaian terbaik. Selain itu juga CT dapat membangun kreativitas mereka karena dituntut menemukan solusi baru sehingga mereka akan melakukan eksperimen. Namun, karena ini bisa saja kurang familiar di Indonesia maka diperlukan pelatihan intensif bagi guru agar dapat mengimplementasikannya di kelas.
Nama: Nur Annisha Puspita Sari
BalasHapusNPM: 2286206095
Kelas: 5D
Kemudian menurut saya cara berpikir seperti ini yang fokus pada mengapa dan bagaimana sangat dibutuhkan di Indonesia. Kurikulum harus dapat menyesuaikan bagaimana CT dapat dilakukan di Indonesia dengan baik dan mudah dimengerti. Karena makin ke sini saya melihat penurunan pemikiran kritis bahkan di diri saya sendiri. Penerapan CT bisa saja melahirkan anak-anak yang dapat berpikir secara kritis dan mendorong pendidikan semakin baik.
Nama :Nadila Mirdayanti
BalasHapusKelas : 5C
Saya setuju pembelajaran nya karena betapa penting program sejak dini karena dengan era sekarang yang makin maju dan ai juga juga banyak dengan ini siswa dapat melatih cara berpikir meraka komputasional.
Nama :Nadila Mirdayanti
BalasHapusKelas :5 C
Apalagi dengan eksperimen papert dan timnya dengan robot logo menjadi contoh menarik. Melalaui eksperimen ini anak-anak secara aktif terlibat dalam proses belajar dengan memberikan intruksi pada robot.
Nama : Nadila Mirdayanti
HapusKelas :5 C
Hasilnya anak-anak tidak hanya belajar tentang pemrograman tetapi juga mengembangkan kreativitas dan kemampuan mereka dalam pemecahan masalah.
Nama :Nadila Mirdayanti
BalasHapusKelas :5C
Dan pemebalajaran ini juga menekankan bahwa pengetahuan dibangun oleh individu sendiri melalui pengalaman, dan dalam konteks pemrograman anak-anak menbangun pengetahuan dengan bereksperimen dan menciptakan suatu yang konret.