Mengenal Computational Thinking (Berpikir Komputasi) (Part 2)

 

Sejarah Istilah “Computational Thinking”

Istilah “computational thinking” pertama kali digunakan dalam konteks pendidikan matematika pada tahun 1967, berhubungan dengan bahasa pemrograman Logo yang dikembangkan oleh Seymour Papert, Cynthia Solomon, dan Wally Feurzeig. Pada masa itu, tujuan utama pemrograman adalah memahami cara kerja bahasa komputasi, dengan fokus awal pada pengembangan cara berpikir anak-anak mengenai "bagaimana" dan "mengapa" mereka memprogram.

Papert dan timnya melakukan eksperimen untuk menganalisis bagaimana anak-anak mengendalikan pergerakan robot menggunakan instruksi dari bahasa Logo. Robot tersebut dilengkapi pena yang dapat menggambar jalurnya di atas kertas, menghasilkan bentuk-bentuk geometris, misalnya.

Melalui eksperimen ini, Papert dan timnya mengembangkan teori pembelajaran yang disebut Konstruksionisme (Constructionism), yang merupakan cabang dari konstruktivisme Piaget. Secara umum, pendekatan ini menganggap siswa mampu membangun pengetahuan mereka sendiri melalui "tindakan", menciptakan objek konkret yang dapat dibagikan dengan bimbingan guru (Papert, 1985).

Implementasi Awal di Brasil

Pada tahun 1980, eksperimen dengan bahasa Logo dilakukan di Brasil di bawah bimbingan peneliti seperti José Armando Valente dan Léa Fagundes, bekerja sama dengan sistem pendidikan negeri dan swasta. Namun, konstruksionisme dan bahasa pemrograman Logo tidak mendapat perhatian luas dalam praktik sekolah. Hal ini disebabkan, antara lain, keterbatasan laboratorium di sekolah dan model penggunaan komputer (Valente, 1996).

Pergeseran Fokus pada 1990-an

Pada 1990-an, perhatian utama para peneliti beralih ke pertanyaan: untuk apa teknologi informasi dan komunikasi (TIK) digunakan? Fokus pada periode ini bukan pada pemrograman itu sendiri, melainkan pada penerapan alat-alat yang sudah tersedia. Akibatnya, istilah “computational thinking” dan bahasa yang terkait dengannya kehilangan daya tarik di bidang pendidikan matematika, digantikan oleh internet dan berbagai aplikasi lainnya. Namun, para ilmuwan komputer tetap mempelajari tema ini sebagai area kajian tersendiri.

“Computational Literacy” dan Perspektif Baru

Menurut diSessa (2000), komputer dapat menjadi dasar teknis bagi jenis literasi baru, yang ia sebut sebagai “computational literacy”. Berbeda dengan “computer literacy”, computational literacy merujuk pada penggunaan komputer secara alami sesuai dengan kebutuhan pribadi dan profesional yang terus berkembang.

Melalui proses ini, komputer menjadi alat yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan sehari-hari, sekaligus berguna untuk mengembangkan bahasa dan konsep lainnya. Dalam perspektif ini, Blikstein (2008) mengusulkan bahwa konsep-konsep ilmiah dan matematis, misalnya, dapat disederhanakan melalui representasi simbolik dan bahasa komputasi.

Relevansi dalam Pendidikan Matematika

Akibatnya, TIK memperoleh fungsi dan perspektif baru dalam pendidikan matematika. Peneliti mulai menganalisis pentingnya merefleksikan di sekolah tentang "bagaimana" dan "mengapa" kita menggunakan TIK tertentu untuk mencapai tujuan dan tindakan sehari-hari. Argumen ini semakin mendapat perhatian melalui artikel yang diterbitkan oleh Jeanette Wing pada tahun 2006. Dalam artikelnya, Wing menyoroti pentingnya berpikir dengan teknologi, bukan hanya menggunakannya untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.


Royal Society (2012, hlm. 29) mendeskripsikan computational thinking sebagai "proses mengenali aspek-aspek komputasi di dunia yang mengelilingi kita dan menerapkan alat serta teknik ilmu komputer untuk memahami dan menganalisis sistem dan proses alam maupun buatan."

Definisi-definisi ini bersifat operasional, tetapi menunjukkan bahwa pemahaman computational thinking erat kaitannya dengan "mengembangkan pendekatan computational thinking yang sesuai untuk siswa K-12," seperti yang dinyatakan dalam laporan Computer Science Teachers Association (CSTA) (Seehorn, 2011, hlm. 10).

Di beberapa negara seperti Amerika Serikat, Inggris, dan Italia, meskipun belum ada konsep spesifik yang terkait dengan computational thinking, relevansi pengembangan pola pikir ini dalam pendidikan telah banyak diteliti. Beberapa publikasi mengakui manfaat dan cakupan pendidikan yang dapat diberikan oleh pola pikir ini (Barr & Stephenson, 2011; Denning, 2009; Hu, 2011; Wing, 2006, 2008, 2011).

Dalam penelitian pustaka yang bertujuan mendefinisikan pendekatan terhadap istilah computational thinking, ditemukan bahwa meskipun telah ada berbagai studi yang menjelaskan pentingnya pola pikir ini dalam pendidikan, istilah tersebut masih belum memiliki definisi atau pendekatan yang seragam dalam seluruh karya ilmiah. Dalam beberapa penelitian, computational thinking sepenuhnya terkait dengan ilmu komputer. Namun, dalam studi seperti yang diusulkan oleh Wing (2006, 2011), terdapat upaya untuk memisahkan computational thinking dari eksklusivitas ilmu komputer. Dengan fokus yang berbeda, penelitian ini bertujuan untuk mengintegrasikan pengembangan pola pikir ini dalam pendidikan. Dengan demikian, pemrograman, yang dulunya merupakan bagian mendasar dari computational thinking, tidak lagi menjadi fitur yang paling signifikan seperti pada bahasa "Logo".

Menghadapi tantangan dalam mendefinisikan dan membangun konsep computational thinking yang umum, CSTA dan International Society for Technology in Education (ISTE) mengusulkan sembilan konsep esensial yang terkait dengan computational thinking, yaitu: pengumpulan data, analisis data, representasi dan analisis data, dekomposisi masalah, abstraksi, algoritma dan prosedur, otomasi, paralelisasi, dan simulasi (CSTA, 2011).

Meskipun telah ada banyak upaya untuk mendefinisikan istilah ini, belum ada konsensus konseptual tentang apa sebenarnya computational thinking itu. Meskipun istilah ini telah dimasukkan dalam kurikulum beberapa negara yang dimana semua referensi terhadap istilah tersebut hanya ditemukan dalam konteks matematika.

Terus, bagaimana penerapan di Indonesia? Tentunya juga ada! Karena, berpikir komputasi berkaitan dengan matematika dan pastinya akan diterapkan dari Sabang sampai Merauke. Kapan Waktunya? kita tunggu saja dan akan di bahas dalam tulisan mendatang.


Referensi

Eloisa Rosotti Navarro  & Maria do Carmo de Sousa. 2023. The concept of computational thinking in mathematics education 



97 Komentar

  1. Nama:siti samsiah handayani
    Kelas:5B
    Npm:2286206070
    Untuk hal ini mungkin guru bisa nih ya mencoba mereka seperti cara berpikir mereka dan keterampilan contohnya memberikan mereka tugas seperti membuat peta sekolah dimana letak perpustakaan, kantor guru dan lainya yang ada dilingkungan sekolah hal ini bisa berupa pemikiran dan dilakukan dengan tindakan oleh siswa hal ini membangun siswa untuk menciptakan objek yang kontret.

    BalasHapus
  2. Nama:siti samsiah handayani
    Kelas:5B
    Npm:2286206070
    Untuk pemahaman dengan computaltional thingking ini membuat siswa terlatih banyak hal ya didalamnya karna untuk hal memecahkan masalah dan mencari solusi yang tepat tidak mudah untuk siswa hingga guru harus berperan penting didalamnya untuk menunjukkan bahwa ini loh langkah-langkah tepat untuk menyelesaikan nya yang nantinya siswa akan bisa memprogram dan menyelesaikan dengan baik.

    BalasHapus
  3. Nama : St. Khadijah
    Kelas : 5D
    Npm : 2286206106

    Pada era 1990-an, terjadi pergeseran signifikan dalam fokus berpikir komputasi. Sebelumnya, berpikir komputasi lebih menekankan pada aspek teknis pemrograman dan pengembangan perangkat lunak. Namun, memasuki dekade ini, fokus mulai beralih pada bagaimana memecahkan masalah secara sistematis dan efisien menggunakan prinsip-prinsip komputasi.

    BalasHapus
  4. Nama : St. Khadijah
    Kelas : 5D
    Npm : 2286206106

    Halini didorong beberapa faktor.Pertama, kemajuan teknologi kompuuter yang pesat membuat pemrograman menjadi lebih mudah diakses. Bahasa pemrograman yang lebih user-friendly dan perangkat lunak yang lebih intuitif muncul, sehingga fokus tidak lagi hanya terpaku pada sintaks dan algoritma yang rumit. Kedua, perkembangan internet dan teknologi informasi membuka peluang baru dalam penerapan komputasi di berbagai bidang. Ketiga, munculnya kebutuhan untuk menangani masalah-masalah kompleks yang memerlukan pendekatan sistematis dan terstuktur.

    BalasHapus
  5. Nama : St. Khadijah
    Kelas : 5D
    Npm : 2286206106

    Dengan pergeseran fokus ini, berpikir komputasi tidak lagi hanya menjadi keahlian ekslusif para programmer. Konsep-konsep dasar berpikir komputasi, seperti dekomposisi, abstraksi, algoritma, dan pengulan, mulai diajarkan di berbagai jenjang pendidikan, dari sekolah dasar hingga perguruan tinggi. Tujuannya adalah untuk membeli individu dengan kemampuan memecahkan masalah secara logis dan efisien, terlepasa dari latar belakang mereka. Hal inii mencerminkan pengakuan akan pentingnya berpikir komputasi sebagai kompetensi yang relevan di berbagai bidang kehidupan, bukan hanya di dunia teknologi.

    BalasHapus
  6. Nama : St. Khadijah
    Kelas : 5D
    Npm : 2286206106

    Dengan mengintegrasikan berpikir komputasi ke dalam pembelajaran matematika, siswa tidak hanya di ajarkan apa yang harus dipelajari, tetapi juga bagaimana yang harus dipelajari, tetapi juga bagaimana mereka dapat mempelajari dan menyelesaikan masalah matematika secara efektif. Mereka dilatih untuk berpikir secara sistematis, logis, dan tersruktuk, sehingga mampu memecahkan masalah yang kompleks dengan pendekatan yang terorganisir. Kemampuan ini sangat penting, tidak hanya untuk menyelesaikan soal-soal matematika di sekolah, tetapi juga untuk menghadapi tantangan di kehidupan nyata yang seringkali memerlukan pemecahan masalah yang sistematis.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Nama : Diah Anggi Rizkyana
      Kelas : 5D PGSD
      NPM : 2286206107

      dengan pengembangan dan penerapan computational thinking dalam pendidikan terutama dalam bidang matematika. keterampilan ini tidak hanya penting untuk mempersiapkan siswa untuk dunia yang semakin digital, tetapi juga meningkatkan kemampuan mereka untuk berpikir kritis dan memecahkan masalah secara keseluruhan. pendekatan ini akan membawa dampak positif pada proses belajar mengajar

      Hapus
  7. Nama : St. Khadijah
    Kelas : 5D
    Npm : 2286206106

    Salah satu tantangan utama dalam implementasi CT di Brasil adalah kurangnya sumber daya dan infrastruktur yang memadai. Banyak sekolah, terutama di daerah pedesaan, belum memiliki akses yang cukup terhadap teknologi komputer dan internet yang dibutuhkan untuk mendukung pembelajaran CT yang efektif. Selain itu, ketersediaan guru yang terlatih dalam bidang CT juga masih terbatas. Oleh karena itu, upaya peningkatan kapasitas guru melalui pelatihan dan pengembangan profesional sangatlah krusial.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Nama: Aulia Zalzabila
      Kelas: 5D
      Tapi disini yang dibahas tentang berfikir komputasi atau computional thinking, bukan teknologi komputer

      Hapus
  8. Nama:siti samsiah handayani
    Kelas:5B
    Npm:2286206070
    Dari sejarahnya saja bisa dilihat ya pemikiran yang diprogramkan ini memecahkan masalah dengan tidak gegabah karna haris dicari tau dulu permasalahan yang dialami hingga menjadikan solusi yang didapatkan juga tepat hingga nanti cara siswa ini bisa mengenal istilah "mengapa" "Bagaimana" Seperti cara mereka untuk mencari tahu suatu pembelajaran yang nantinya akan dipecahkan jika sudah tau langkah yang mereka kerjakan itu tepat.

    BalasHapus
  9. Nama:siti samsiah handayani
    Kelas:5B
    Npm:2286206070
    Pengembangan pola pikir ini memang udah digunakan dibeberapa negara termasuk Amerika karna konsep dari computaltional thingking ini relevan gitu ya untuk mengembangkan pola pikir siswa kira-kira jika digunakan di Indonesia bagaimana ya hal ini bagus sih jika digunakan pemikiran siswa akan lebih terprogram untuk menyelesaikan suatu malah mencari solusi dengan solusi yang relevan dengan apa yang mereka pahami atau jalani.

    BalasHapus
  10. Nama:siti samsiah handayani
    Kelas:5B
    Npm:2286206070
    sebelum digunakan kepada siswa lebih baiknya guru lebih dahulu dikasih konsep tentang computaltional thingking ini si karna ga mudah juga di implementasi begitu saja tanpa latihan atau pemahaman yang tepat dari guru karna guru ini adalah patokan utama bisa dibilang nahkoda untuk mencapai tujuan pembelajaran yang baik maka pemahaman tentang computaltional thingking ini juga harus baik agar mudah mengaplikasikan kepada siswa gini loh cara penyelesaian gitu.

    BalasHapus
  11. Nama:Oktavia pega wete
    Kelas:5B
    Npm: 2286206019
    Setela saya membaca Saya baru tahu bahwa istilah computational thinking pertama kali diperkenalkan oleh Seymour Papert. Ini menunjukkan bahwa konsep ini sebenarnya sudah cukup lama berkembang.Sejarah istilah ini menarik karena menunjukkan bagaimana pemikiran komputasi berkembang seiring dengan kemajuan teknologi,Dengan memahami sejarahnya, kita jadi tahu bahwa berpikir komputasi tidak hanya untuk pemrogram, tapi untuk semua orang yang ingin memecahkan masalah dengan cara logis.

    BalasHapus
  12. Nama : Oktavia Pega wete
    Kelas: 5B
    Npm: 2286206019
    Langkah Brasil menjadi contoh bahwa pendekatan pendidikan yang inovatif dapat membantu siswa memahami cara berpikir secara sistematis sejak dini.saya sangat kagum dengan cara brasil, mreka mulai mulai menerapkan berpikir komputasi di sekolah dasar. Mereka fokus pada pengenalan logika tanpa menggunakan komputer langsung.Brasil menunjukkan bahwa berpikir komputasi bisa diajarkan dengan metode sederhana dengan bahasa logo.Implementasi ini membuktikan bahwa berpikir komputasi bukan hanya untuk negara maju, tapi bisa diterapkan di berbagai negara, termasuk Indonesia.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Nama: Oktafiana Rosanta Kapi
      NPM : 2286206112
      Kelas: 5 D
      Ya saya setuju, karena Brasil telah menerapkan pemikiran komputasional di sekolah dasar. Mereka fokus pada pengenalan logika tanpa bergantung pada komputer.
      Mereka menggunakan metode sederhana dan bahasa pemrograman Logo. Contoh ini menunjukkan bahwa pemikiran komputasional tidak hanya untuk negara maju dan dapat diadaptasi ke berbagai konteks.

      Hapus
  13. Nama: Oktavia pega wete
    Kelas: 5B
    Npm: 2286206019
    Indonesia bisa belajar dari Brasil dengan memulai dari hal-hal sederhana, seperti mengajarkan pola pikir algoritma menggunakan aktivitas harian,Implementasi awal di Brasil menunjukkan bahwa berpikir komputasi bisa diterapkan tanpa teknologi canggih, hanya dengan pendekatan kreatif.Dengan melihat contoh dari Brasil, saya yakin berpikir komputasi dapat diterapkan di kurikulum Indonesia dengan pendekatan sederhana dan kontekstual.Pemerintah sebaiknya menyediakan panduan berbasis praktik sederhana seperti di Brasil agar guru lebih mudah mengajarkan konsep ini.

    BalasHapus
  14. Nama : Maria Fransiska Muda
    Kelas : 5B

    computational literacy menurut diSessa adalah suatu pendekatan yang memungkinkan kita untuk memahami dan memanfaatkan teknologi secara lebih mendalam. Ini bukan hanya soal menggunakan komputer, tetapi juga memahami cara kerja teknologi dan bagaimana kita dapat berpikir secara logis, terstruktur, dan kreatif untuk memecahkan masalah.

    BalasHapus
  15. Nama : Maria Fransiska Muda
    Kelas : 5B

    Dengan literasi komputasi, kita dapat meningkatkan keterampilan berpikir kita, menciptakan inovasi, dan menggunakan teknologi secara lebih efektif di berbagai aspek kehidupan. Hal ini menjadi keterampilan yang sangat penting di era digital saat ini, di mana hampir setiap aspek kehidupan kita bergantung pada teknologi.

    BalasHapus
  16. Nama : Maria Fransiska Muda
    Kelas : 5B

    Refleksi tentang "bagaimana" dan "mengapa" kita menggunakan TIK dalam berpikir komputasi di pembelajaran matematika adalah langkah penting. Menurut saya, hal ini tidak hanya meningkatkan pemahaman siswa tentang konsep matematika, tetapi juga mengajarkan mereka untuk berpikir kritis tentang penggunaan teknologi dan memastikan bahwa teknologi digunakan dengan cara yang tepat dan efektif untuk mendukung pembelajaran mereka. Hal ini membantu siswa tidak hanya menjadi pengguna teknologi, tetapi juga pemikir yang lebih matang dan terampil dalam menggunakan alat digital untuk memecahkan masalah matematika.

    BalasHapus
  17. Nama : Maria Fransiska Muda
    Kelas : 5B

    Royal Society mendeskripsikan pentingnya berpikir komputasi dalam memahami dunia di sekitar kita. Dengan mengenali aspek-aspek komputasi dan menerapkan alat serta teknik ilmu komputer, kita bisa lebih baik menganalisis, memahami, dan memecahkan masalah yang ada, baik itu dalam sistem alami atau sistem buatan. Pendekatan ini sangat berguna, tidak hanya dalam sains dan teknologi, tetapi juga dalam kehidupan sehari-hari dan pengambilan keputusan di dunia yang semakin kompleks ini.

    BalasHapus
  18. Nama : Maria Fransiska Muda
    Kelas : 5B

    Menurut saya penerapan berpikir komputasi di Indonesia terlebih dalam pendidikan masih berkembang, dipengaruhi oleh perkembangan teknologi di negara-negara maju. Indonesia sudah mulai memperkenalkan pemprograman dan kursus komputer di sekolah-sekolah, namun masih ada tantangan seperti keterbatasan infrastruktur dan kurangnya keterampilan guru.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Nama : Maria Fransiska Muda
      Kelas : 5B

      Meski dengan menghadapai berbagai tantangan, langkah yang tepat dan dukungan lebih banyak, Indonesia memiliki peluang besar untuk mengembangkan berpikir komputasi di pendidikan, sehingga memungkinkan generasi mendatang bisa lebih terampil dalam teknologi dan pemecahan masalah.

      Hapus
    2. Nama : Maria Fransiska Muda
      Kelas : 5B

      Dengan dukungan dari pemerintah, lembaga pendidikan, serta akses ke platform pembelajaran digital, Indonesia memiliki potensi besar untuk mengintegrasikan berpikir komputasi dalam sistem pendidikannya. Jika tantangan ini dapat diatasi, Indonesia dapat menghasilkan generasi yang lebih siap menghadapi tantangan dunia digital dan mampu memanfaatkan teknologi untuk memecahkan berbagai masalah di masa depan.

      Hapus
  19. Nama : Teovani Mela
    Kelas : 5C PGSD
    NPM : 2286206065

    Jadi, jauh sebelum komputer menjadi terkenal seperti masa saat ini, konsep computational thinking sudah mulai terbentuk sejak tahun 1967. Penggunaan bahasa pemograman Logo terhadap sistem pendidikan matematika adalah langkah pertama yang cerdas untuk mengenalkan konsep pemograman kepada siswa. Pengujian dan percobaan terhadap robot Logo merupakan cara yang kreatif untuk mengajarkan konsep pemrograman dengan visual dan interaktif.

    BalasHapus
  20. Kita bisa melihat sejarah perkembangan computational thinking yang menggambarkan pentingnya mengajarkan dasar pemrograman sejak masih dini. Karena bukan hanya melatih logika anak tapi juga dapat mempersiapkan generasi muda penerus bangsa untuk menghadapi zaman teknologi serba digital ini. Seymour Papert mempunyai kontribusi yang sangat banyak terhadap pengembangan konsep computational thinking. Sehingga menjadi pendekatan yang berfokus terhadap pembelajaran modern/canggih.

    BalasHapus
  21. Nama : Teovani Mela
    Kelas : 5C PGSD
    NPM : 2286206065

    Menurut saya melalui pengujian dan percobaan terhadap logo peserta didik diajarkan untuk berpikir komputasional, dapat memecahkan masalah, dan bisa jadi peserta didik yang kreatif. Keterampilan dan kemampuan tersebut sangat diperlukan pada masa sekarang yang serba digitial. Logo juga menawarkan bagaimana cara agar menyenangkan pada saat belajar pemrograman. Jika kita melihat robot mengikuti sesuai dengan apa yang diperintahkan oleh peserta didik, sehingga peserta didik akan lebih merasa termotivasi dan mereka mau terlibat dalam proses pembelajaran yang memang diharapkan.

    BalasHapus
  22. Nama : Teovani Mela
    Kelas : 5C PGSD
    NPM : 2286206065

    Dari apa yang saya baca, Logo bisa digunakan untuk mengajarkan kepada peserta didik berbagai konsep seperti matematika dan ilmu komputer. Bahkan Logo bisa juga diadaptasi untuk berbagai tingkatan umur dan kemampuan serta keterampilan. Jika guru memahami apa itu konsep dasar pemrograman melalui Logo maka akan mempermudah peserta didik untuk mempelajari bahasa pemograman yaitu Python, Java pada masa akan datang, masa era digital.

    BalasHapus
  23. Nama : Teovani Mela
    Kelas : 5C PGSD
    NPM : 2286206065

    Dari apa yang saya baca saya mendapatkan beberapa point yaitu timbulnya berbagai macam bahasa dan perangkat pemrograman yang baru mungkin bisa membuat Logo terlihat kurang canggih. Akan tetapi Logo bisa dikombinasikan antara perangkat dengan teknologi modern contohnya mikrokontroler dan aplikasi berbasis web untuk membuat Logo lebih menarik, relavan dan bisa menarik peminat. Namun dengan itu semua bahkan pada masa sekarang sekolah masih banyak yang belum punya fasilitas tersebut serta guru yang cukup memahami untuk mengajarkan pemrograman menggunakan Logo.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Nama : Diah Anggi Rizkyana
      Kelas : 5D PGSD
      NPM : 2286206107

      saya setuju dengan pendapat anda pentingnya keterampilan berpikir kritis dan pemecahan masalah dalam pendidikan khususnya dalam matematika. computational thinking lebih dari sekadar pemograman ini mencerminkan pendekatan sistematis dalam menyelesaikan masalah yang dapat diterapkan di berbagai bidang titik untuk memaksimalkan potensi pembelajaran ini, penting untuk mengintegrasikan konsep ke dalam kurikulum memberikan pelatihan kepada guru dan memberikan kesempatan bagi siswa untuk belajar melalui proyek kolaboratif. dengan cara ini siswa akan lebih siap menghadapi tantangan di dunia modern yang semakin kompleks ini

      Hapus
  24. Nama: Selly Marsenia
    Kelas: PGSD 5A
    Npm: 2286206049

    Berarti tujuan utama diciptakannya pemprograman itu adalah untuk memahami bagaimana cara kerja bahasa dalam komputasi, dengan fokus awalnya itu pada pengembangan cara berpikir anak-anak tentang bagaimana dan mengapa mereka memprogram.

    BalasHapus
  25. Nama: Selly Marsenia
    Kelas: PGSD 5A
    Npm: 2286206049

    Komputer itu memang sudah menjadi kebutuhan sehari-hari kita, apalagi orang-orang yang sehari-harinya bekerja di depan layar komputer, seperti desainer, akuntan, programmer, editor, dan masih banyak lagi pekerjaan lainnya. Hal tersebut diakibatkan, karena perkembangan teknologi yang begitu pesat. Jadi, untuk memberikan informasi atau menerima informasi itu semua diakses menggunakan teknologi, seperti komputer tadi, yang dimana dibutuhkan untuk kegiatan sehari-hari kita.

    BalasHapus
  26. Nama: Selly Marsenia
    Kelas: PGSD 5A
    Npm: 2286206049

    Teknologi memang bermanfaat untuk kehidupan sehari-hari kita, seperti komputer ini. Apalagi bermanfaat bagi pendidik. Sehingga membuat pendidik bisa mengakses dan mencari informasi dari berbagai sumber untuk meningkatkan kualitas mengajar dikelas.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Nama : Uswatun khasanah
      Kelas :5A
      Npm:2286206010
      Meski bermanfaat bagi pendidik, namun menurut saya masih banyak pendidik yang tidak dapat memahami dalam mengakses teknologi komputer terutama bagi tenaga pendidik yang sudah lansia.

      Hapus
  27. Nama: Selly Marsenia
    Kelas: PGSD 5A
    Npm: 2286206049

    Saya setuju juga soal pendapat wing yang dimana beliau mengatakan pentingnya berpikir dengan teknologi, bukan hanya bisa menggunakannya untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Yang artinya beliau menekankan pemahaman tentang teknologi itu harus diperdalam, bukan hanya sekedar memiliki keterampilan saja. Dengan digunakannya teknologi untuk kehidupan sehari-hari kita, perlu juga dibarengi dalam berpikir kritis untuk memecahkan suatu masalah dan mencari solusi dari permasalah tersebut.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Nama: Uswatun Khasanah
      Kelas: 5A
      Npm: 2286206010
      Namun bagaimana dengan generasi sekarang ini yang kebanyakan mereka hanya mengandalkan teknologi tanpa ingin berpikir terlebih dahulu, bukankah hal ini akan membuat generasi masa kini akan semakin memburuk, dan bahkan bisa mereka akan susah berfikir kritis, dan akan kesulitan dalam mengutarakan pendapat apabila ditanya secara langsung

      Hapus
  28. Nama: Selly Marsenia
    Kelas: PGSD 5A
    Npm: 2286206049

    Selain itu, seorang pendidik juga harus bisa menggunakan teknologi, supaya pendidik bisa menciptakan lingkungan belajar yang nyaman, sehingga dapat melibatkan siswa dalam pembelajaran dikelas yang menyenangkan.

    BalasHapus
  29. Nama: Selly Marsenia
    Kelas: PGSD 5A
    Npm: 2286206049

    Menurut saya, Computational thinking itu sangat penting dalam pendidikan, alasannya untuk melatih pola pikir siswa, agar siswa mampu berpikir kritis, bisa memecahkan masalah dan mencari solusi dari masalah tersebut, menciptakan kreativitas dan inovasi. Sehingga, siswa mengalami perkembangan pola pikirnya.

    BalasHapus
  30. Nama : Teovani Mela
    Kelas : 5C PGSD
    NPM : 2286206065

    Dari yang saya baca juga, saya medapatkna point pemrograman yang cocok untuk mengajarakan pemrograman terhadap peserta didik. Yang pertama ada Pyhton karena sintaks yang digunakan sederhana dan lebih mudah dibaca, menjadikannya cocok untuk mempelajari konsep pemrograman yang dasar. Banyak juga digunakan dalam bemacam-macam bidang, seperti data science dan maching learning. Sehingga Python ini cocok untuk peserta didik yang memang sudah memiliki dasar-dasar logika pemrograman dan mereka ingin memperdalam lagi bahasa pemrograman.

    BalasHapus
  31. Nama : Teovani Mela
    Kelas : 5C PGSD
    NPM : 2286206065

    Yang kedua ada Javascript, Javascript menggunakan bahasa yang relatif lebih populer dan biasanya digunakan untuk membuat website interaktif. Serta, lebih banyak sumber daya pembelajaran tersedia yang dapat dipelajari peserta didik. Sehingga menjadikan Javascript ini cocok untuk peserta didik yang dimana mereka itu tertarik akan pengembangan web.
    Yang ketiga ada Blockly, Blockly lebih tertuju pada konsep pemrograman yang lebih dalam. Yang biasanya digunakan untuk belajar bermacam-macam bahasa pemrograman yaitu Python dan Javascript seperti yang sudah dijelaskan tadi. Sehingga menjadikan Blockly ini cocok untuk peserta didik yang punya kemauan untuk beralih dari belajar pemrograman visual menjadi belajar pemrograman teks.

    BalasHapus
  32. Nama: Selly Marsenia
    Kelas: PGSD 5A
    Npm: 2286206049

    Pada bacaan part 1, Computational thinking itu dalam dunia pendidikan adalah sebuah pendekatan yang dimana mengajarkan kepada siswa bagaimana cara dalam memecahkan masalah, yang dilakukan secara terstruktur dan logis. Yang dimana terdapat empat teknik utama yang ada didalamnya yaitu dekomposisi, abstraksi, pengenalan pola, dan algoritma. Jika siswa menerapkannya, siswa dapat mengembangkan keterampilan dalam berpikir kritis dan kreatif.

    BalasHapus
  33. Nama: Selly Marsenia
    Kelas: PGSD 5A
    Npm: 2286206049

    Selain itu, Computational thinking ini dapat di terapkan pada mata pelajaran. Pada mata pelajaran informatika dan dapat diterapkan juga pada mata pelajaran matematika dan bahasa. Disinilah peran pendidik yang dimana pendidik harus mampu menguasai teknologi, ilmu yang didapat oleh pendidik dapat diajarkan kepada siswa.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Nama : Diah Anggi Rizkyana
      Kelas : 5D PGSD
      NPM : 2286206107

      seringkali guru memiliki keterbatasan dalam mengintegrasikan konsep ini ke dalam kurikulum mereka titik ada juga potensi kesalahpahaman tentang computational thinking yang hanya dianggap sebagai kemampuan teknis semata tanpa menyadari pentingnya keterampilan berpikir logis dan strategis sehingga terkadang computational thinking kurang menekankan pada aplikasinya dalam konteks kehidupan sehari-hari di kelas

      Hapus
  34. Nama: Riska Wanti
    Kelas: 5 A PGSD
    NPM: 2286206004

    Seperti penjelasan diatas yang menyebutkan bahwa komputer menjadi alat yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan sehari-hari menurut saya sangat benar karena mempermudah berbagai aktivitas seperti komunikasi, pekerjaan, pendidikan, hiburan, dan pengelolaan data. Dengan kemampuan multitasking dan akses cepat ke informasi, komputer meningkatkan efisiensi dan produktivitas, serta mendukung hampir semua aspek kehidupan modern di era digital.

    BalasHapus
  35. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  36. Nama: Exsandra Laili S.A
    Kelas: 5B
    NPM: 2286206043

    Berpikir komputasi adalah keterampilan yang membantu kita memecahkan masalah kompleks dengan pendekatan logis dan sistematis, layaknya cara komputer bekerja. Konsep computational thinking mengajarkan kita untuk memecahkan masalah besar menjadi bagian-bagian kecil yang lebih mudah ditangani, yang dikenal dengan istilah decomposition. Dalam berpikir komputasi, kita belajar mengenali pola atau kesamaan dalam data dan masalah, sehingga dapat menemukan solusi yang lebih efektif.
    Salah satu elemen penting dalam computational thinking adalah abstraction yaitu fokus pada hal-hal penting dan mengabaikan detail yang tidak relevan. Berpikir komputasi melibatkan langkah-langkah sistematis untuk menemukan solusi, seperti membuat algoritma yang jelas dan dapat diulang.

    BalasHapus
  37. Nama: Exsandra Laili S.A
    Kelas: 5B
    NPM: 2286206043

    Computational thinking bukan hanya untuk programmer atau ilmuwwan komputer, tapi bisa diterapkan dalam kehidupan sehari-hari untuk menyelesaikan berbagai persoalan. Dengan menggunakan berpikir komputasi, kita dapat memecahkan masalah yang rumit dengan lebih terstruktur, sehingga prosesnya menjadi lebih efisien. Kemampuan untuk berpikir secara komputasi penting di era digital ini karena hampir semua aspek kehidupan kita terhubung dengan teknologi.

    BalasHapus
  38. Nama: Exsandra Laili S.A
    Kelas: 5B
    NPM: 2286206043

    Computational thinking membantu siswa untuk berpikir kritis, kreatif, dan adaptif, sehingga sangat bermanfaat dalam dunia pendidikan. Melalui pendekatan computational thinking, kita diajarkan untuk tidak takut menghadapi masalah yang rumit karena ada metode untuk menyelesaikannya. Salah satu aspek menarik dari berpikir komputasi adalah memanfaatkan logika dan matematika untuk mencari solusi optimal.
    Pemahaman tentang computational thinking dapat membantu kita memahami bagaimana teknologi bekerja, mulai dari aplikasi hingga kecerdasan buatan. Dalam proses pembelajaran computational thinking, kita dituntut untuk terus melatih keterampilan analisis dan pengambilan keputusan.

    BalasHapus
  39. Nama: Exsandra Laili S.A
    Kelas: 5B
    NPM: 2286206043

    Computational thinking membuat kita lebih percaya diri saat mengahdapi tantangan, karena kita tahu cara memetakan masalah secara terstruktur. Dengan berpikir komputasi, kita dapat membanguun solusi yang bersifat general, sehingga bisa diaplikasikan untuk berbagai situasi serupa,
    Computational thinking mengajarkan pentingnya langkah demi langkah yang terorganisir untuk mencapai hasil yang diinginkan. Salah satu keuntungan berpikir komputasi adalah meningkatkan kemampuan bekerja sama, terutama dalam tim yang membutuhkan pemecahan masalah bersama. Berpikir komputasi juga melatih kita untuk melihat masalah dari berbagai sudut pandang sebelum menentukan solusi terbaik. Konsep debugging dalam berpikir komputasi mengajarkan kita untuk tidak takut gagal, karena kesalahan adalah bagian dari proses belajar.

    BalasHapus
  40. Nama: Exsandra Laili S.A
    Kelas: 5B
    NPM: 2286206043

    Computational thinking membuat kita lebih memahami hubungan antara input, proses, dan output dalam menyelesaikan suatu permasalahan. Dalam kehidupan sehari-hari, kita sering menerapkan berpikir komputasi tanpa sadar, seperti saat membuat daftar belanja atau merencanakan perjalanan. Berpikir komputasi sangat relevam dalam pengembangan teknologi, tetapi juga bisa diaplikasikan untuk memahami pola perilaku manusia.
    Computational thinking membantu kita menghemat waktu dan tenaga karena solusinya dirancang untuk mempermudah pekerjaan kita. Salah satu tantangan dalam belajar computational thinking adalah bagaimana membiasakan diri untuk berpikir secara terstruktur, dengan menguasai computational thinking, kita dapat memanfaatkan teknologi dengan lebih cerdas dan efisien.

    BalasHapus
  41. Nama: Exsandra Laili S.A
    Kelas: 5B
    NPM: 2286206043

    Computational thinking mendorong inovasi karena membantu kita melihat peluang baru dari masalah yang ada. Penguasaan berpikir komputasi membuka pintu untuk memahami konsep teknologi yang lebih kompleks, seperti pemrograman atau analisis data. Computatinal thinking bukan sekedar keterampilan teknis, tetapi juga cara berpikir yang bisa digunakan untuk memecahkan masalah apapun. Salah satu keuntungan utama computational thinking adalah membantu kita membuat solusi yang tahan lama dan dapat diandalkan, belajar berpikir komputasi sejak dini akan membekali generasi muda dengan kemampuan analitis dan kreatif yang sangat dibutuhkan dimasa depan.

    BalasHapus
  42. Nama: Maria yosevina
    Kelas:5A
    Npm:2286206017
    Kita bisa Hubungkan dengan literasi digital
    Menyoroti hubungan berpikir komputasi dengan kemampuan literasi digital akan membantu pembaca memahami relevansi konsep ini di era teknologi.

    BalasHapus
  43. Nama: Maria yosevina
    Kelas: 5 A
    Npm:2286206017
    Dengan berpikir komputasi pada aktivitas harian kita bisa Merencanakan jadwal belajar,Mengatur anggaran belanja dan
    Menganalisis pilihan terbaik untuk menyelesaikan tugas.

    BalasHapus
  44. Nama: Maria yosevina TriDarmawati
    Kelas : 5A
    Npm :2286206017
    Berpikir komputasi untuk membantu memecahkan masalah secara efektif Contohnya Jika ingin membuat aplikasi belajar, pecah menjadi langkah seperti desain antarmuka, pengumpulan materi, dan pengkodean.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Nama: Uswatun khasanah
      Kelas: 5A
      Npm: 2286206010
      Tetapi menurut saya point tersebut tidak untuk menyeluruh pada setiap pendidik bukan. Ini mungkin hanya pada kejuruan tertentu menurut saya

      Hapus
  45. Nama: Maria yosevina TriDarmawati
    Kelas:5 A
    Npm:2286206017
    Pendekatan ini membantu membangun pola pikir logis dan kreatif yang dapat diterapkan di berbagai aspek kehidupan, termasuk pendidikan, pekerjaan, dan pengambilan keputusan.

    BalasHapus
  46. Nama : Maria Elisa Ugha Wua Bhoko
    Npm : 2286206024
    Kelas : V A

    Dari penjelasan di atas terkait bagaimana berpikir komputasi ini di bentuk & di kembangkan, dapat kita simpulkan bahwa memang sangat di perlukan pertimbangan yang matang sebelum mengambil keputusan. Pola pikir ini mengajarkan anak untuk ketika berhadapan dengan soal/masalah, mereka perlu menelusuri dengan baik, perlu memahami serta mampu perlu mempertimbangkan segala nya dengan baik. Anak-anak saat masih duduk di SD, sudah di harapkan untuk mampu menerapkan pemikiran ini, seperti *Bagaimana* & *mengapa* .

    BalasHapus
    Balasan
    1. Nama : Maria Elisa Ugha Wua Bhoko
      Npm : 2286206024
      Kelas : V A

      Artinya bahwa dengan cara atau pemikiran ini, anak anak dari usia SD pun sudah di harapkan untuk mampu bersikap & berpikir secara teratur & baik. Dengan tenang menghadapi soal/masalah kemudian membaca, memahami, lalu mencari tahu penyebab serta mencari jalan keluarnya. Tidak lupa dengan bantuan komputer juga untuk menopang anak menyelesaikan soal/masalah.

      Hapus
    2. Nama: Uswatun khasanah
      Kelas : 5A
      Npm: 286206010
      Yaa saya setuju dengan hal tersebut namun jika untuk jenjang SD terlebih untuk kelas 1 menurut saya tidak semua anak mampu untuk menerapkan pemikiran bagaimana dan mengapa ini

      Hapus
  47. Nama : Maria Elisa Ugha Wua Bhoko
    Npm : 2286206024
    Kelas : V A

    Komputer/teknologi sendiri seperti yang kita ketahui saat ini bahwa sangat amat berkaitan dengan segala aspek kehidupan masyarakat. Anak mampu menggunakan komputer atau teknologi lainnya dengan baik dan benar juga merupakan sebuah harapan baik yang sering kali kita dengar. Tinggal pengawasan dari orang tua dan guru yang perlu membimbing anak dalam menggunakan teknologi saat ini agar sekiranya dapat berguna bagi anak seperti yang di sampaikan pada materi ini.

    BalasHapus
  48. Nama ; Maharani Ananta Putri
    Kelas ; 5A
    Npm : 2286206007

    Setelah saya baca ternyata istilah ''computational thinking'' pertama kali digunakan dalam konteks pendidikan matematikan pada tahun 1967,yang berhubungan dengan pemrograman logo yang dikembangkan oleh Seymour papert,Cynthia Solomon,dan wally Feuzeig.

    BalasHapus
  49. Nama : Maharani ananta putri
    Kelas : 5A
    Npm : 2286206007

    Papert dan timnya melakukan ekperimen untuk menganalisis anak - anak mengendalikan pengerakan robot emnggunakan instruksi dari bahasa Logo.

    BalasHapus
  50. Nama ; Maharani ananta putri
    Kelas ; 5A
    Npm ;2286206007

    Robot tersebut dilengkapi pena yang dapat mengga,barkan jalurnya di atas kertas,menghasilkan bentuk - bentuk geometris,misalnya.Melalui ekperimen ini ,Papert dan para timnya melakukan pengembangan teori pembelajaran yang disebut Konstruksionisme ( Constructionism ),yang merupakan cabang dari konstruktivisme piaget.

    BalasHapus
  51. Nama ; Maharani ananta puti
    Kelas : 5A
    Npm : 2286206007

    Di Brazil melakukan ekperimen dengan bahasa Logo pada tahun 1980,mereka melakukan ekperimen dengan bahasa Logo dibawah bimbingan pneliti seperti Jose ArmandoValente dan Lea Fagundes,bekerja sama dengan sistem pendidikan negeri dan swasta.

    BalasHapus
  52. Nama : Maharani Ananta Putri
    Kelas ; 5A
    Npm : 2286206007

    Setelah saya baca menurut diSessa ( 2000),komputer dapat menjadi dasar teknis bagu jenis literasi baru, yang disebut dengan ''computational literacy''.Computational literacy merujuk pada penggunaan komputer secara alami sesuai dengan kebutuhan pribadi dan profesional yang terus berkembang.

    BalasHapus
  53. Nama : Maharani Ananta Putri
    Kelas : 5A
    Npm : 2286206007

    Komputer tidak bisa di pisahkan dalam kehidupan sehari - hari ,banyak sekali manfaat dari kegunaan komputer ini apalagi untuk seorang pekerja kantor dapat mempermudah dan mempercepat pekerjaan.

    BalasHapus
  54. Nama : Maria Elisa Ugha Wua Bhoko
    Npm : 2286206024
    Kelas : V A

    Seperti pada materi sebelumnya, dari awal berkembangnya pemikiran ini sangat dibutuhkan pertimbangan, dll nya dalam memecahkan dan menyelesaikan sebuah masalah/soal. Seperti dengan kata "Mengapa" dan "Bagaimana", ini merupakan kata yang mengandung keingintahuan serta penelusuran lebih dalam terkait masalah/soal yang di hadapi, sehingga kita tidak gegabah dalam menghadapi & menyelesaikan soal/masalah.

    BalasHapus
  55. Nama : Maria Elisa Ugha Wua Bhoko
    Npm : 2286206024
    Kelas : V A

    Seiring dengan perkembangan zaman, seperti yang sudah di jelaskan di atas, pemikiran ini selalu mengalami perkembangan, dengan di dahului tindakan pencobaan/eksperimen yang kemudian memungkinkan untuk di gunakan, juga tidak terlepas dari teknologi. Saya sepakat bahwa komputer/teknologi menjadi alat yang tidak dapat di pisahkan dari kehidupan sehari-hari, sekaligus berguna untuk mengembangkan bahasa dan konsep lainnya. Sejauh ini, komputer/teknologi banyak mengambil peran dalam menyelesaikan soal/permasalahan manusia.

    BalasHapus
  56. Nama: Aulia Zalzabila
    Kelas: 5D
    Npm: 2286206111

    Dengan adanya penjelasan ini, membantu saya mendapatkan tambahan ilmu dan wawasan. Sebelumnya saya belum pernah mendengar istilah computional thinking atau berfikir komputasi. Namun dengan saya membaca situs ini, saya dapat mengetahui istilah tersebut yang mungkin akan berguna saat saya sudah di dunia kerja nanti.

    BalasHapus
  57. Nama: Aulia Zalzabila
    Kelas: 5D
    Npm: 2286206111

    Computional thinking bisa berpengaruh terhadap pendidikan. Computional thinking dapat meningkatkan kemampuan dalam menganalisis data, mengembangkan keterampilan dalam program pendidikan, serta meningkatkan pemahaman matematika dan logika baik guru ataupun siswa. Computional thinking juga dapat membantu siswa untuk lebih mudah memahami konsep abstrak dan mengembangkan keterampilan siswa dalam kerjasama dan komunikasi.

    BalasHapus
  58. Nama: Fadia Rizki Nurfitra
    NPM: 2286206030
    Kelas: 5B

    Computational Thinking (CT) adalah pendekatan berpikir yang bertujuan untuk menyelesaikan masalah secara logis dan sistematis. Konsep ini tidak hanya bermanfaat untuk mempelajari teknologi dan pemrograman, tetapi juga relevan dalam kehidupan sehari-hari. Di sekolah dasar, CT diajarkan dengan metode yang mudah dipahami, sehingga anak-anak dapat mengembangkan keterampilan berpikir kritis dan kreatif sedini mungkin.

    BalasHapus
  59. Nama: Fadia Rizki Nurfitra
    NPM: 2286206030
    Kelas: 5B

    Kurangnya pemahaman tentang Computational Thinking (CT) menjadi tantangan karena banyak pendidik, siswa, dan orang tua belum memahami apa itu CT dan pentingnya bagi kehidupan sehari-hari. CT sering dianggap hanya terkait dengan pemrograman atau teknologi, padahal konsepnya jauh lebih luas, mencakup keterampilan berpikir kritis, logis, dan sistematis. Akibatnya, rendahnya pemahaman ini dapat menghambat penerimaan dan pengintegrasian CT dalam pembelajaran. Untuk mengatasi hal ini, perlu dilakukan kampanye edukasi dan pelatihan yang menjelaskan manfaat CT di berbagai aspek kehidupan, sehingga semua pihak memahami relevansinya tidak hanya di bidang teknologi tetapi juga dalam menyelesaikan masalah sehari-hari.

    BalasHapus
  60. Nama: Fadia Rizki Nurfitra
    NPM: 2286206030
    Kelas: 5B

    Keterbatasan keterampilan guru menjadi tantangan utama dalam mengajarkan Computational Thinking (CT), karena tidak semua guru memiliki pengetahuan atau keterampilan yang memadai. Kurikulum CT yang masih baru membutuhkan pendekatan pengajaran yang berbeda, dan banyak guru yang belum dilatih untuk mengintegrasikan CT ke dalam mata pelajaran mereka. Akibatnya, CT sulit diterapkan dengan benar tanpa bimbingan yang tepat dari guru. Untuk mengatasi hal ini, penting untuk mengadakan pelatihan dan menyediakan sumber daya pembelajaran bagi guru agar mereka dapat memahami konsep CT dan cara mengajarkannya secara efektif di kelas.

    BalasHapus
  61. Nama: Fadia Rizki Nurfitra
    NPM: 2286206030
    Kelas: 5B

    Keterbatasan infrastruktur dan sumber daya juga menjadi tantangan dalam pengajaran Computational Thinking (CT), terutama di daerah terpencil, di mana tidak semua sekolah memiliki fasilitas yang mendukung, seperti komputer, akses internet, atau alat bantu pengajaran lainnya. Kurangnya fasilitas ini dapat menghambat pembelajaran berbasis teknologi, dan kesenjangan digital antara sekolah di kota dan pedesaan membuat penerapan CT tidak merata. Untuk mengatasi hal ini, solusi yang dapat diterapkan adalah dengan menggunakan metode pengajaran CT yang tidak bergantung pada teknologi, seperti permainan logika atau aktivitas kolaboratif, sambil perlahan membangun infrastruktur yang mendukung agar pembelajaran CT dapat diakses secara merata di semua daerah.

    BalasHapus
  62. Nama: Fadia Rizki Nurfitra
    NPM: 2286206030
    Kelas: 5B

    Penyesuaian kurikulum menjadi tantangan dalam mengintegrasikan Computational Thinking (CT), karena di banyak negara, termasuk Indonesia, CT belum sepenuhnya terintegrasi dalam kurikulum nasional. Hal ini memerlukan waktu untuk mengembangkan materi ajar dan metode evaluasi yang sesuai dengan konteks lokal. Dampaknya, CT sering dianggap sebagai pelajaran tambahan, bukan bagian inti dari pembelajaran. Untuk mengatasi hal ini, solusi yang dapat diterapkan adalah dengan mengintegrasikan CT secara bertahap ke dalam mata pelajaran yang sudah ada, seperti matematika, sains, atau bahasa, tanpa menambah beban siswa, sehingga CT dapat menjadi bagian alami dari pembelajaran sehari-hari.

    BalasHapus
  63. Nama: Fadia Rizki Nurfitra
    NPM: 2286206030
    Kelas: 5B

    Kurangnya dukungan dan kesadaran publik menjadi tantangan dalam penerapan Computational Thinking (CT), karena banyak masyarakat, termasuk orang tua, yang belum memahami manfaat CT untuk masa depan anak-anak. CT sering kali tidak dianggap sebagai keterampilan penting dibandingkan dengan pelajaran akademik tradisional, yang berdampak pada minimnya dukungan terhadap upaya pemerintah atau sekolah untuk memprioritaskan CT dalam kurikulum. Solusinya adalah dengan mensosialisasikan manfaat CT melalui seminar, media sosial, atau program komunitas yang dapat meningkatkan pemahaman dan dukungan publik, sehingga CT dapat dihargai sebagai keterampilan penting bagi perkembangan anak di era digital.

    BalasHapus
  64. Nama : syahrini
    Kelas : 5D pgsd
    Npm :2286206116

    Computational thinking atau berpikir komputasional adalah proses berpikir yang menggunakan pendekatan algoritmik dan analitik untuk memecahkan masalah. Computational thinking merupakan keterampilan yang penting untuk diajarkan kepada anak-anak sejak dini karena dapat membantu mereka berpikir logis, terstruktur, dan mengembangkan kemampuan memecahkan masalah.

    BalasHapus
  65. Nama: Avita Fitriyani
    Kelas: 5 B
    2286206022

    Coputational thinking dalam pembelajaran matematika seperti alogaritma, pola, dan pemecahan masalah. Dalam pemecahan masalah memiliki sistematis yang testruktur seperti mengidentifikasi, mencari solusi, dan mengesekusi. Dengan cara yang sistematis membantu siswa menyelesaikan masalah dengan logis.

    BalasHapus
  66. Nama: Avita Fitriyani
    Kelas: 5 B
    2286206022

    Di era sekarang computational thinking merupakan keterampilan yang sangat dibutuhkan sekarang. Teknologi digital di masa ini amat sangat dibutuhkan dalam kehidupan manusia. Di era ini computational thinking berperan sebagai sistem dasar dari kecerdasan buatan atau Al.

    BalasHapus
  67. Nama: Avita Fitriyani
    Kelas: 5 B
    2286206022

    Penerapan computational thinking dalam kehidupan sekarang telah merambat dalam berbagai bidang. Dalam kehidupan sehari-hari kita saat ini sering menggunakannya. Saya ambil contoh dengan penggunaan google mapas yang dapat menentukan rute perjalanan yang lebih cepat.

    BalasHapus
  68. Nama: Avita Fitriyani
    Kelas: 5 B

    Karena computational thinking amat sangat di butuhkan saat ini apalagi dalam dunia pendidikan mendorong siswa untuk listerasi digital. Mereka harus paham akan dunia digital saat ini, sehingga mereka bisa menjadi pencipta bukan hanya pengguna. Literasi digital saat ini sangat penting mengingat perkembangan digital sangat pesat, jadi jangan sampai kita tertinggal dalam mengikuti pekembangan teknologi saat ini.

    BalasHapus
  69. Nama: Avita Fitriyani
    Kelas: 5 B
    2286206022

    Apakah kalian tahu bahwa computational thinking ini memiliki tantang tersendiri bagi guru ketika akan mengajarkanya kepada siswa. Tantangan yang biasa dihadapi oleh guru yaitu mereka masih belum paham dan menguasai apa itu computational thinking. Selain itu, adanya kondisi dimana sekolah yang mereka tempati tidak memiliki fasilitas yang memadai. Dari kejadi tersebut membuat guru bisa saja tidak optimal dalam mengajarkan computational thinking kepada siswanya.

    BalasHapus
  70. Nama: Avita Fitriyani
    Kelas: 5 B
    2286206022

    Ada beberapa cara meningkatkan pembelajaran computational thinking dalam dunia pendidikan. Cara pertama dengan memberikan pelatihan terhadap guru mengenai computational thinking. Cara kedua dengan peningkatan fasilitas sekolah yang mendukung pembelajaran computational thinking. Dari cara tersebut jika di terapkan memungkinkan penyampaian pembelajaran computational thinking di sekolah berjalan dengan semestinya.

    BalasHapus
  71. Nama: Avita Fitriyani
    Kelas: 5 B
    2286206022

    Dengan mengajarkan pembelajaran computational thinking dalam dunia pendidikan dapat mempersiapkan generasi menghadapi masa depan. Keberhasilan dari pengajaran computational thinking ini tergantung pada setiap individu. Misalnya, guru mampu mengajarkan computational thinking namun siswa tidak berhasil memahaminya maka pembelajaran computational thinking di anggap gagal.

    BalasHapus
  72. Nama: Uswatun khasanah
    Kelas: 5A
    Npm:2286206010
    Menurut saya sangat penting untuk kita belajar mengenai komputational tingking terlebih pada era digital ini

    BalasHapus
  73. Nama: Uswatun Khasanah
    Kelas: 5A
    Npm: 2286206010
    Komputational tingking ini juga sangat dicari dalam dunia kerja, terlebih pada masa kini dan masa yang akan datang

    BalasHapus
  74. Nama :Uswatun khasanah
    Kelas:5A
    Npm:2286206010
    Rata rata semua bidang pekerjaan memerlukan teknologi.

    BalasHapus
  75. Nama: Uswatun khasanah
    Kelas :5A
    Npm:2286206010
    Tetapi Computational thingking ini menurut saya sedikit sulit untuk diterapkan di daerah terpencil yang susah dijangkau apalagi daerah yang aksesnya susah, internet juga susah

    BalasHapus
  76. Nama: Uswatun khasanah
    Kelas: 5A
    Npm: 2286206010
    Menurut saya meskipun banyak tutorial buku untuk belajar komputational tingking namun untuk daerah terpencil saya merasa sedikit sulit hal utama yang menjadi penghambat ialah akses internet, karen saya sendiri merasakan daerah yang susah akses internet nya

    BalasHapus
  77. Nama: Uswatun khasanah
    Kelas: 5A
    Npm:2286206010
    Pada era sekarang ini banyak sekali sistem AI. Namun hal ini saya rasa akan membuat pengguna menjadi malas untuk berfikir, mereka menggunakan AI tanpa perlu menyaring atau menelaah lagi informasi yang telah mereka dapatkan

    BalasHapus
  78. Nama: Nur Annisha Puspita Sari
    NPM: 2286206095
    Kelas: 5D

    Karena awal yang lebih fokus pada pemrograman komputer sebelum kemudian beralih ke problem solving, computational thinking menjadi kurang terkenal dan kurang mendapatkan perhatian. Padahal menurut saya computational thinking sangat bagus karena memiliki fokus yang ada pada pengembangan cara berpikir yang berkaitan dengan bagaimana dan mengapa sehingga dapat menjadi tonggak dalam berpikir kritis. Karena akan membantu setiap siswa agar dapat mengembangkan cara berpikirnya secara logis dan kritis, kemudian cara memecahkan masalah yang efektif dan dapat membuat mereka nantinya bisa beradaptasi dengan dunia yang semakin maju terutama dalam bidang teknologi.

    BalasHapus
  79. Nama: Nur Annisha Puspita Sari
    NPM: 2286206095
    Kelas: 5D

    Saya rasa computational thinking juga dapat menjadi referensi untuk meningkatkan kemampuan berpikir siswa. Apalagi kita sudah mulai memasuki era digital, mengerti mengenai computational thinkingakan sangat mempermudah mereka oaham akan cara kerja yang sistematis itu. Sehingga ketika bertemu dengan masalah yang kompleks seperti benang kusut siswa akan paham bagaimana cara menguraikannya dan mengapa halnitu terjadi dalam proses penyelesaiannya.

    BalasHapus
  80. Nama: Nur Annisha Puspita Sari
    NPM: 2286206095
    Kelas: 5D

    Dengan CT juga siswa dapat berpikir secara kritis dalam menganalisis informasi dan evaluasi solusi serta cara penyelesaian terbaik. Selain itu juga CT dapat membangun kreativitas mereka karena dituntut menemukan solusi baru sehingga mereka akan melakukan eksperimen. Namun, karena ini bisa saja kurang familiar di Indonesia maka diperlukan pelatihan intensif bagi guru agar dapat mengimplementasikannya di kelas.

    BalasHapus
  81. Nama: Nur Annisha Puspita Sari
    NPM: 2286206095
    Kelas: 5D

    Kemudian menurut saya cara berpikir seperti ini yang fokus pada mengapa dan bagaimana sangat dibutuhkan di Indonesia. Kurikulum harus dapat menyesuaikan bagaimana CT dapat dilakukan di Indonesia dengan baik dan mudah dimengerti. Karena makin ke sini saya melihat penurunan pemikiran kritis bahkan di diri saya sendiri. Penerapan CT bisa saja melahirkan anak-anak yang dapat berpikir secara kritis dan mendorong pendidikan semakin baik.

    BalasHapus
  82. Nama :Nadila Mirdayanti
    Kelas : 5C

    Saya setuju pembelajaran nya karena betapa penting program sejak dini karena dengan era sekarang yang makin maju dan ai juga juga banyak dengan ini siswa dapat melatih cara berpikir meraka komputasional.

    BalasHapus
  83. Nama :Nadila Mirdayanti
    Kelas :5 C

    Apalagi dengan eksperimen papert dan timnya dengan robot logo menjadi contoh menarik. Melalaui eksperimen ini anak-anak secara aktif terlibat dalam proses belajar dengan memberikan intruksi pada robot.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Nama : Nadila Mirdayanti
      Kelas :5 C

      Hasilnya anak-anak tidak hanya belajar tentang pemrograman tetapi juga mengembangkan kreativitas dan kemampuan mereka dalam pemecahan masalah.

      Hapus
  84. Nama :Nadila Mirdayanti
    Kelas :5C

    Dan pemebalajaran ini juga menekankan bahwa pengetahuan dibangun oleh individu sendiri melalui pengalaman, dan dalam konteks pemrograman anak-anak menbangun pengetahuan dengan bereksperimen dan menciptakan suatu yang konret.

    BalasHapus
Lebih baru Lebih lama

Formulir Kontak