Masa Depan Psikologi dalam Pendidikan Matematika: Fokus pada Kecemasan Matematika

Jelas bahwa penyelidikan psikologis memainkan peran penting dalam pendidikan matematika. Ini juga merupakan contoh bagus tentang bagaimana pendekatan interdisipliner dapat sangat efektif, melibatkan praktisi pendidikan dan berbagai subdisiplin psikologi. Puluhan tahun penelitian telah mengajarkan kita banyak hal, terutama dalam konteks kognisi matematika dan respons emosional terhadap matematika. Di sini saya akan menyinggung beberapa hal yang telah diajarkan oleh penelitian tentang kecemasan matematika, serta saran untuk langkah selanjutnya.


Matematika sebagai Pemicu Stres?

Banyak orang menikmati matematika. Namun, bagi banyak orang, matematika menimbulkan respons emosional negatif. Inilah sebabnya, selama bertahun-tahun, para peneliti respons stres manusia menggunakan tugas aritmatika mental yang dipaksakan sebagai cara untuk memicu stres. Ironisnya, pengujian matematika yang cepat dan secara sosial dievaluasi sering kali terjadi di ruang kelas. Secara anekdot (dan dari beberapa penelitian kualitatif), banyak orang dewasa menceritakan pengalaman mereka saat kecil ketika guru matematika "menyudutkan mereka" atau mempermalukan mereka karena jawaban yang salah. Menariknya, kenangan seperti itu sering kali memenuhi kriteria yang oleh psikolog kognitif disebut sebagai "memori lampu kilat". Penelitian terbaru menyelidiki kecemasan matematika pada anak-anak yang baru saja menjalani pendidikan formal (misalnya, Petronzi et al. 2018). Sayangnya, melalui sistem penilaian dan waktu yang eksplisit, menjadi ahli matematika segera dikaitkan dengan seberapa cepat seseorang melakukannya; seorang anak mungkin memiliki efikasi diri matematika yang sangat rendah karena mereka dikelilingi oleh teman-teman yang kebetulan sangat cepat, mengabaikan fakta bahwa satu kelas mungkin cukup cepat dalam pemecahan masalah matematika dan variasi tertentu adalah a) hal yang diharapkan, b) terlalu banyak perhatian diberikan pada penyelesaian soal matematika dengan cepat. Dengan demikian, sejak usia muda, anak-anak mengidentifikasi struktur hierarkis dalam kelas mereka. Hal ini membuka jalan bagi pengalaman negatif terhadap matematika. Dapat dikatakan, sistem pendidikan matematika yang berfokus pada penilaian perlu dirombak, dan penelitian psikologis akan sangat penting dalam hal ini.


Kognisi dan Emosi

Kecemasan matematika adalah contoh bagus tentang perpaduan antara kognisi dan emosi. Sebagian besar pekerjaan eksperimental atau kuasi-eksperimental yang telah dilakukan didasarkan pada model teoritis tentang memori kerja dan proses perhatian. Namun, sedikit penelitian yang secara eksplisit berusaha mempelajari mekanisme dasar yang terkait dengan model-model ini. Misalnya, hanya beberapa studi yang meneliti pikiran-pikiran mengganggu selama pemecahan masalah matematika (misalnya, Hunt et al. 2014). Meskipun secara metodologis sulit, ini bisa dilakukan dan akan sangat berguna untuk memahami cara kerja pikiran tersebut. Demikian pula, penelitian lebih lanjut harus memanfaatkan pengukuran objektif perhatian, misalnya teknologi pelacakan mata, untuk menilai relevansi proses perhatian tertentu dalam kaitannya dengan kecemasan matematika dan rangsangan visual yang disajikan (soal matematika, timer, instruksi, dll.), misalnya kewaspadaan yang meningkat, hambatan, perhatian yang terus-menerus, pergeseran, dan pelepasan perhatian.


Metakognitif

Penelitian terbaru menyoroti relevansi meta-kognisi dalam kaitannya dengan kecemasan matematika, terutama dalam konteks kinerja. Meta-kognisi dapat dianggap sebagai "berpikir tentang berpikir" (Flavell, 1979) dan berkaitan dengan proses di mana pembelajar merencanakan, memantau, mengevaluasi, dan mengubah perilaku belajar sesuai dengan tugas yang diberikan (Chauhan & Singh, 2014). Morsanyi et al. (2019) memberikan diskusi yang sangat baik tentang kecemasan matematika dan proses meta-kognitif di mana mereka menekankan dampak kecemasan matematika terhadap penilaian dan pengambilan keputusan pembelajar dalam tugas-tugas penalaran numerik dan pemecahan masalah. Ini mencakup pertimbangan tentang kepercayaan diri dan upaya kognitif pembelajar, yang berkaitan dengan konsep penghindaran – sesuatu yang sering dikaitkan dengan kecemasan matematika (misalnya, Choe et al. 2019). Gagasan bahwa kecemasan matematika berkaitan erat dengan upaya dibahas oleh Skemp pada tahun 1971, di mana ia berargumen bahwa jika seorang siswa gagal menemukan solusi yang benar untuk masalah matematika, respons cemas dapat memicu upaya lebih besar untuk menemukan solusi yang benar. Namun, ini bisa menjadi bumerang, sehingga semakin mempersulit pemahaman terhadap solusi tersebut, menciptakan lingkaran setan. Ada banyak ruang untuk mengeksplorasi gagasan ini lebih lanjut, dan saya merekomendasikan dimasukkannya ukuran motivasi siswa, mengingat ini telah terbukti berinteraksi dengan kecemasan matematika dalam memprediksi kinerja (Wang et al. 2015).


Pendekatan Observasional

Banyak penelitian terapan dalam pendidikan matematika cenderung didasarkan pada laporan diri, yang sangat baik dalam hal memperoleh sejumlah besar data dan mengidentifikasi pola. Namun, hal ini terkadang melewatkan interaksi verbal dan perilaku yang lebih bernuansa. Ada sedikit penelitian yang menyoroti relevansi mempelajari interaksi khusus antara anak-anak dan orang dewasa selama pembelajaran matematika, menunjukkan kemungkinan "penularan emosional", di mana anak-anak meniru emosi negatif yang diekspresikan oleh orang tua, misalnya frustrasi dan kemarahan (misalnya, Else-Quest et al. 2008). Mengingat banyak orang tua merasa stres ketika berada di lingkungan numerasi rumah, misalnya saat membantu pekerjaan rumah matematika, interaksi orang tua-anak perlu dieksplorasi lebih lanjut. Terkait dengan hal ini, beberapa pihak berpendapat bahwa dukungan guru yang dirasakan merupakan prediktor penting kecemasan matematika (misalnya, Sultan et al. 2015). Penelitian akan mendapat manfaat dari pendekatan observasional dan longitudinal untuk menyelidiki hal ini lebih lanjut.


Guru

Sebagian besar program pelatihan guru tidak mencakup fokus pada fitur psikologis yang relevan dalam pendidikan matematika. Misalnya, hanya sedikit perhatian yang diberikan pada kecemasan yang dialami guru saat mengajar matematika. Beberapa penelitian menyoroti relevansi kecemasan matematika pada guru, misalnya terkait dengan motivasi guru untuk mendukung anak-anak (misalnya, Trujillo & Hadfield, 1999), tetapi juga kaitannya secara tidak langsung dengan penurunan kinerja siswa sebagai akibat dari ancaman stereotip (Beilock et al. 2010). Penting untuk menyoroti perbedaan halus antara kecemasan matematika di satu sisi dan kecemasan terhadap pengajaran matematika di sisi lain: meskipun terkait, skor yang tinggi pada satu aspek tidak selalu berarti skor yang tinggi pada aspek lainnya. Misalnya, salah satu aspek kecemasan mengajar matematika adalah kekhawatiran terkait hasil matematika siswa (yang mungkin terkait dengan tekanan eksternal yang ditempatkan pada guru) (Hunt & Sari, 2019). Penelitian harus fokus pada faktor-faktor yang dapat menyebabkan, memperburuk, atau mengurangi kecemasan matematika pada guru, mendorong kerja sama interdisipliner yang lebih besar antara psikolog dan mereka yang terlibat dalam pelatihan guru.


Intervensi

Para peneliti telah menguji beberapa strategi inovatif untuk membantu mengurangi kecemasan matematika (misalnya, Brunyé et al. 2013; Park et al. 2014; Jamieson et al. 2016). Namun, masih banyak ruang untuk mengeksplorasi lebih banyak lagi dan saya mendorong para peneliti untuk lebih terlibat dengan sekolah dan institusi pendidikan lainnya. Keterlibatan dengan pemangku kepentingan utama di tahap awal memungkinkan pendekatan berbasis kemitraan yang lebih kuat; para pendidik mendapatkan wawasan tentang ketelitian pendekatan akademis, sementara akademisi mengembangkan apresiasi yang lebih baik terhadap berbagai pertimbangan praktis dan kesesuaian berbagai desain dan metode penelitian di dunia nyata.


Referensi

Thomas Hunt. The Future of Psychology in Maths Education: A Focus on Maths Anxiety


87 Komentar

  1. Nama : Maria Novita Isa
    Kelas : 5A PGSD
    NPM : 2286206028

    Fokus pada kecemasan matematika ,ini terjadi kerna faktor Individu, maupun kelompok sekitar keterlibatan ini dengan pemangku kepentingan utama di tahap awal memungkinkan pendekatan berbasis kemitraan yang lebih kuat; pada pendidik mendapatkan wawasan tentang ketelitian pendekatan akademis ,semetara akademis mengembangkan apresiasi.

    BalasHapus
  2. Nama : Kristina Septiana Rinda
    Kelas : 5B
    NPM : 2286206032

    Mengatasi kecemasan matematika dalam pendidikan matematika dimana kita harus meningkatkan kepercayaan diri, luangkan waktu untuk melakukan hal-hal yang dapat kita nikmati dan yang membuat merasa baik tentang diri sendiri. Lakukan aktivitas atau hobi yang dapat menyenangkan diri sendiri.

    BalasHapus
  3. Nama : Kristina Septiana Rinda
    Kelas : 5B
    NPM : 2286206032

    Cara mengatasi psikologi orang yang suka emosi ada beberapa cara yang dapat mengatasi emosi kita:
    1. Olahraga: dapat membantu mengurangi stres dan meningkatkan suasana hati. Olahraga teratur juga dapat menjadi aktifitas yang baik untuk kesehatan badan dan mental.
    2. Komunikasi yang baik : Dengan kita belajar mengungkapkan perasaan secara positif dapat membantu mengurangi emosional dalam diri kita.

    BalasHapus
  4. Nama: Oktavia Pega Wete
    Kelas: 5B PGSD
    Yang saya tau Kecemasan matematika merupakan masalah umum yang dihadapi banyak siswa, dari pengelaman saya waktu smp teman teman saya paling takut dan malas masuk ketika jam pelajaran matematika.krna di suruh menjelaskan ulang materi yg di pelajarin minggu lalu,itu di suruh maju satu satu,dan kalo ada yang tidak bisa menjelaskan ulang di hukum berdiri sampai jam pelejaran matematika selesai.itu yang membuat teman teman laki laki sya jarang sekali masuk kelas ketika jam pelajaran matematika,itu yang bisa menghambat potensi akademik karena kecemasan mereka. Namun, pendekatan psikologis dalam pendidikan matematika di Indonesia masih kurang mendapat perhatian. Banyak sekolah yang masih berfokus pada aspek kognitif saja tanpa mempertimbangkan faktor emosional siswa, termasuk kecemasan matematika. Selain itu, banyak guru dan orang tua yang belum memahami pentingnya psikologi dalam membantu siswa mengatasi ketakutan atau kecemasan belajar matematika. Ini bisa menjadi hambatan dalam menerapkan solusi berbasis psikologi karena kurangnya kesadaran dan sumber daya pendukung yang memadai

    BalasHapus
  5. Nama: Selly Marsenia
    Kelas: 5A PGSD
    Npm: 2286206049

    Saya pernah membaca salah satu artikel penelitian yang mengatakan bahwa benar adanya matematika dapat memicu stres. Penelitian tersebut menunjukkan bahwa saat peserta didik menghadapi atau mengerjakan sebuah soal baik itu soal ujian maupun tugas yang diberikan oleh fasilitator atau guru, maka peningkatan kadar hormon stress atau yang disebut sebagai (kortisol) yang dimana dapat mengganggu kemampuan berpikir logis, yang akan membuat tugas atau soal terasa lebih sulit dari pada sebelumnya.
    Beberapa orang menikmati matematika karena mereka menganggap matematika adalah sebuah permainan untuk menyelesaikan sebuah masalah atau mencari solusi dari masalah tersebut. Namun, bagi sebagian orang matematika bukanlah hal yang mereka sukai. Terkadang disaat guru meminta siswa maju kedepan untuk menyelesaikan atau menjawab sebuah soal dan jawaban yang mereka berikan ternyata salah, dan gurupun mengeluarkan perkataan yang mempermalukan siswa di hadapan teman sejawatnya. Sehingga, siswa merasa berkecil hati dan menganggap diri mereka bodoh dan akan memunculkan rasa tidak percaya diri dan daya juang mereka perlahan akan hilang akibat dari penghakiman yang diberikan terhadap diri siswa tersebut akan memicu kemalasan dan mengganggap matematika adalah mata pelajaran yang tidak menyenangkan. Solusi yang dapat diberikan adalah mengutamakan psikologis pada siswa.

    BalasHapus
  6. Nama : Maria Fransiska Muda
    Kelas : 5B
    Npm : 2286206042

    Menurut saya, pendekatan psikologi dalam pendidikan matematika sangat penting, terutama untuk membantu siswa yang merasa cemas atau takut terhadap matematika. Kecemasan bukan sekedar masalah belajar, tetapi juga soal perasaan, yang bisa membuat siswa tidak suka atau bahkan menghindari matematika. Dengan memahami perasaan siswa, bisa menciptakan cara belajar matematika yang lebih menyenangkan dan tidak menakutkan. Misalnya, meggunakan permainan atau teknologi bisa membantu siswa belajar tanpa merasa tertekan. Jika guru tahu cara mengenali siswa yang merasa cemas dan bisa membantu mereka, maka proses belajar menjadi lebih nyaman.

    BalasHapus
  7. Nama : Winda Tuti Dayanti
    kelas : 5C PGSD
    NPM : 2286206057

    Kecemasan matematika sering terjadi dan dialami semua orang terutama peserta didik.Rasa cemas tidak bisa menjawab soal atau tidak bisa menjawab dengan benar adalah pengaruh besar dalam matematika atau bahkan ada yang sampai takut kepada matematika.Hal ini disebabkan oleh faktor internal yang ada di dalam diri sendiri dan juga faktor eksternal yang ada di lingkungan sekitarnya.

    BalasHapus
  8. Nama : Winda Tuti Dayanti
    kelas : 5C PGSD
    NPM : 2286206057

    Menurut saya, cara mengatasi kecemasan matematika adalah bersikap/berpikir positif,latihan yang teratur,jangan takut bertanya,pelajari dengan gaya belajar sendiri yang nyaman,ciptakan gaya belajar yang nyaman,membuat kelompok kecil bersama teman, konsultasi permasalahan dengan guru/orang tua dan mengembangkan rasa percaya diri serta tanggung jawab atas perbuatan yang dilakukan.

    BalasHapus
  9. Nama: Selly Marsenia
    Kelas: 5A PGSD
    NPM: 2286206049

    Disaat seorang siswa gagal menemukan jawaban yang tepat dalam menyelesaikan masalah matematika. Sebagian siswa akan mengeluarkan Respons cemas yang akan membuat siswa tersebut tidak percaya diri atau malah bermalas-malasan dan tidak ada upaya untuk menemukan solusi atau jawaban yang benar. Karena siswa akan berpikir terlebih dahulu akan sia-sia jika mencari jawaban tentang masalah matematika, Karena tidak adanya apresiasi dari orang-orang sekitar terhadap apa yang dikerjakannya.

    BalasHapus
  10. Nama: Achmad Kurniawan
    Kelas : 5D PGSD
    Yang memicu tingkat ketakutan siswa dalam matematika karena siswa bingung ketika ingin menyelesaikan tugas tugas matematika yang ingin di kerjakan meskipun sudah mendapatkan penjelasan dari guru tidak menutup kemungkinan siswa akan takut untuk menjawab soal soal Matematika.

    BalasHapus
  11. Nama: Achmad Kurniawan
    Kelas : 5 D PGSD
    Matematika juga bisa membuat siswa itu stress dan emosional karena soal soal matematika yang tidak bisa di selesaikan oleh siswa cenderung membuat mereka takut dan juga stress hal ini dikarenakan tidak biasa dan tidak berlatih dengan soal soal matematika yang di ulang ulang, karena itu peran guru dan orang tua penting untuk membantu siswa belajar dalam matematika dan merendahkan tingkat stress dan emosional siswa.

    BalasHapus
  12. Nama: Achmad Kurniawan
    Kelas : 5D PGSD
    Matematika ada pelajaran yang melatih siswa dalam berfikir logikan dan berhitung cepat, ada juga siswa yang kadang juga susah dalam berfikir logika dan berhitung cepat, karena siswa memiliki kemampuan mereka masing-masing. Oleh karena itu guru dan orang tua harus membantu siswa dalam pekerjaan tugas soal matematika sgar siswa bisa menjadi lebih sabar dan tidak emosi dalam mengerjakan soal matematika.

    BalasHapus
  13. nama: selly marsenia
    kelas:5A
    NPM:2286206049

    sebagian guru mengalami kecemasan saat mengajar matematika. banyak faktor yang mempengaruhihal tersebut. misalnya sebagian guru memikirkan hasil matematika yang di dapatkan oleh siswa. apakah sudah sesuai dengan yang di harapkan atau belum sesuai. hal ini menjadi pertimbangan dan seharusnya penelitian juga harus fokus pada psikolog setiap guru.

    BalasHapus
  14. Nama: Selly Marsenia
    Kelas: 5A PGSD
    NPM: 2286206049

    Saya setuju dengan diadakannya pengujian terhadap beberapa strategi untuk membantu mengurangi kecemasan matematika, baik guru maupun siswa. Agar pendidik memiliki wawasan yang luas terhadap proses pendekatan akademis maupun non-akademis yang sesuai dengan metode di dunia nyata.

    BalasHapus
  15. Nama : Maharani Ananta Putri
    Kelas : 5A
    Npm ; 2286206007

    Benar matematika ada pelajaran yang ditakuti oleh anak anak bahkan pelajaran matematika ini dapat menyebabkan stress untuk anak-anak. Banyak anak yang merasa cemas saat pelajaran matematika ,terkadang di sebabkan karena kurangnya mengerti,guru terlalu tegang saat mengajar dan takut untuk di beri soal untuk mmenjawab kedepan.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Nama : Maria Novita Isa
      Kelas : 5A PGSD

      Dengan cara seperti ini guru harus menggunakan metode Pembalajaran matematika yang tepat sesuai Pembalajaran yang di bahas kemudian guru juga melibatkan alat peraga yang menarik agar peserta didik tertarik dengan Pembalajaran agar mereka tidak berfikir bahwa matematika sulit kemudian guru selalu mengevaluasi Pembalajaran kembali kemudian memberi kan tes

      Hapus
  16. Nama : Maharani Ananta Putri
    Kelas : 5A
    Npm : 2286206007

    Banyak cara untuk mengatasi anak dalam ketidaksukaan dalam pemebelajaran matematika ini.Kita sebagai guru bisa menjelaskaan terlebih dahulu dengan jelas agar mereka paham dan tidak kesulitan dalam mengerjakan tugas,terus dimulai memberikan tugas-tugas yang mudah di kerjakan,dan kita bisa belajar sambil bermain agar anak - anak tidak merasa tegang ,contoh kita bisa belajar sambil bermain kuis dan bisa belajar menggunakan aplikasi- aplikasi seru.

    BalasHapus
  17. Nama : Denisha Sepiani Ananda Salong
    Kelas : 5D
    Npm : 2286206124
    Mengatasi kecemasan matematika menurut saya dengan membuat suasana hati tenang dan berusaha gak panik dan fokus pada sesuatu yang kita kerjakan, beri waktu sejenak untuk menengkan diri, fokus pada satu soal jangan langsung berpikir tentang semua soal dan mengerjakan soal yang di rasa lebih mudah supaya membangun semangat dan rasa percaya diri dalam mengerjakan soal berikutnya.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Nama : Maria Novita Isa
      Kelas: 5A PGSD
      menurut saya bukan hanya suasana hati tenang tapi juga harus memahami konsep matematika memang memiliki rasa semangat dalam belajar juga penting agar membangun semangat belajar namun peserta didik harus memahami problem solving yang di hadapi kemudian mencari cara atau memahami beberapa rumus jika tidak bisa bertanya kepada temannya ,jika tidak paham juga bjsa bertanya kepadanya guru.

      Hapus
  18. Nama ; Denisha Sepiani Ananda Salong
    Kelas: 5D
    Npm : 2286206124
    Saat mengalami kecemasan dalam mengerjakan soal matematika siswa harus berpikir positif dengan mengubah kata kata yang awalanya "saya tidak bisa" menjadi "saya akan mencoba dan belajar" supaya kita bisa mengerjakan soal dengan suasana hati yang tenang dan bisa menyelesaikan soal yang diberikan.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Nama : Maria Novita Isa
      Kelas : 5A PGSD

      Menurut saya bukan hanya suasana hati tenang saja tapi kita harus memahami materi pembelajaran matematika yang di berikan oleh guru,kemudian kita mencari konsep penyelesaian matematika tersebut,kalo belum mengerti kita bisa bertanya kepada teman atau guru kemudian saat mengerjakan batu kita mengunakan suasana yang tenang karena dalam Pembalajaran matematika diperlukan adanya ke fokuskan dalam belajar

      Hapus
  19. Nama : Maria Novita Isa
    Kelas : 5A PGSD

    Apakah matematika sebagai pemicu stres?.Menurut saya bisa tidak bisa juga iya ,karena pemicu stres terjadi karena Pembalajaran yang begitu sulit di berikan oleh guru sehingga membuat anak sulit memecahkan, padahal sebenarnya dalam pendidikan atau di sekolah guru wajar memberikan soal yang memang HOTS namun harus di ukur terlebih dahulu.kemudian jika dalam Pembalajaran tersebut ada bersifat memaksa itu juga bisa memicu stress anak tersebut.

    BalasHapus
  20. Nama : Maria Novita Isa
    Kelas : 5A PGSD

    Kognisi dan emosi kecemasan matematika adalah contoh bagus tentang perpaduan antara kognisi dan emosi sebagian besar pekerjaan eksperimental dan atau kuasai-ekspremental yang telah di lakukan di dasarkan pada model teoritis tentang memori kerja dan proses perhatian.

    BalasHapus
  21. Nama : Maria Novita Isa
    Kelas : 5A PGSD

    Metakongnitif adalah penelitian berfikir tentang berfikir tentang berfikir yang berkaitan dengan proses dimana pembelajaran , merencanakan ,memantau, mengevaluasi,dan mengubah perilaku belajar sesuai tugas mereka.kemudia memberikan diskusi yang sangat baik tentang kecemasan matematika dan meta-kognitif dimana mereka dampak kecemasan terhadap penilaian dan pengambilan keputusan Pembalajaran dalam tugas-tugas mereka.

    BalasHapus
  22. Nama : Maria Novita Isa
    Kelas : 5A PGSD

    Pendekatan Observasional ,banyak penelitian terapan dalam pendidikan matematika cenderung di dasarkan pada laporan diri ,yang sangat baik dalam hal memperoleh sejumlah besar data dan mengidentifikasi pola.

    BalasHapus
  23. Nama : Maria Novita Isa
    Kelas : 5A PGSD

    Kemudian guru ,guru memiliki program pelatihan guru tidak mencakup fokus pada fitur emosi psikologis yang relavasi dalam pendidikan matematika.misalnya,hanya sedikit perhatian yang di berikan pada kecemasan yang di alami guru saat mengajar matematika.

    BalasHapus
  24. Nama : Maria Novita Isa
    Kelas : 5A PGSD

    Intervensi ,para penelitian Telah menguji beberapa strategi inovatif untuk membantu mengurangi kecemasan matematika ,namun masi banyak ruang untuk mengeksplorasi lebih banyak lagi dan saya mendorong para para penelitian Untuk mengeksplorasi lebih banyak lagi Dan saya mendorong penelitian Untuk terlibat di sekolah.

    BalasHapus
  25. Nama: Aulia Zalzabila
    Kelas: 5D
    Npm: 2286206111

    Kecemasan dalam matematika cukup berdampak dalam proses belajar siswa. Kecemasan matematika akan menghambat pemahaman siswa terkait konsep-konsep matematika, mempengaruhi sikap siswa terhadap pembelajaran, serta dapat mengurangi rasa percaya diri siswa untuk menyelesaikan tugas-tugas matematika.

    BalasHapus
  26. Nama: Aulia Zalzabila
    Kelas: 5D
    Npm: 2286206111

    Untuk mengatasi kecemasan dalam matematika, mungkin bisa diatasi dengan cara sebelum memulai pembelajaran, guru memberikan ice breaking terlebih dahulu. Mungkin bisa diberikan ice breaking yang berkaitan dengan pembelajaran matematika yang akan diajarkan ke siswa agar siswa bisa mengetahui samar-samar terkait materi yang akan dijelaskan oleh guru. Dengan cara ini, mungkin bisa sedikit mengurangi kecemasan siswa terhadap matematika.

    BalasHapus
  27. Nama:Resky Amelia
    Kelas:5D
    Npm:2286206119
    Terkadang anak-anak merasa cemas karena sudah tertanam dipikirannya bahwa matematika adalah pelajaran yang sangat sulit dipahami dan kebiasan tersebut berlaku secara turun temurun.

    BalasHapus
  28. Nama : Rivani Ayatullah Rahman
    Kelas : 5C PGSD
    NPM : 2286206061

    Banyak yang mengatakan matematika cepat bikin stres termasuk saya sendiri, karena matematika itu adalah pembelajaran yang harus di mulai dari proses untuk menentukan hasilnya, berbeda dengan yang lain, yang membuat stres pada matematika adalah pada saat tugasnya yang terlalu banyak dan mereka yang mengerjakan tidak paham dan akhirnya mereka memberikan statement bahwa matematika membawa atau meningkatkan stres.

    BalasHapus
  29. Nama : Rivani Ayatullah Rahman
    Kelas : 5C PGSD
    NPM : 2286206061

    Fokus pada kecemasan itu sendiri bisa terjadi karena faktor individu atau lingkungan yang takut dalam pembelajaran matematika jadi mindset mereka sudah tertanam matematika adalah pembelajaran yang paling susah dan menegangkan.

    BalasHapus
  30. Nama : Denisha Sepiani Ananda Salong
    Kelas : 5D
    Npm :2286206124
    Supaya tidak cemas dalam mengerjakan soal matematika pertama siswa harus memahami konsep dasar matematika dan jangan terburu-buru membaca soal, baca dengan perlahan dan teliti supaya bisa fokus mengerjakan, karena kecemasan muncul ketika kita sedang tidak fokus.

    BalasHapus
  31. Nama : Denisha Sepiani Ananda Salong
    Kelas : 5D
    Npm : 2286206124
    Peran guru sangat penting saat siswanya mengalami kecemasan, guru harus peka kepada siswa dan menanyakan kenapa siswanya cemas saat mengerjakan soal, guru harus bertanya di bagian mana siswanya kesulitan, apakah karena kurangnya pemahaman konsep dasar jika benar guru wajib membantu siswanya untuk mengingat kembali atau mengajarkan ulang tentang konsep dasar agar siswanya bisa memahami kembali.

    BalasHapus
  32. Nama : Denisha Sepiani Ananda Salong
    Kelas : 5D
    Npm : 2286206124
    Begitu juga peran orang tua sangat penting, orang tua wajib memberikan motivasi agar bisa mengurangi kecemasan, contohnya memuji hasil usaha anak dan bekerja sama dengan guru untuk mendukung perkembangan anak dengan pendekatan yang sabar dan penuh motivasi dengan ini orang tua bisa membuat anaknya merasa lebih percaya diri dan mengurangi kecemasan dalam belajar matematika.

    BalasHapus
  33. Nama : Zulaikha Abelia Putri
    Kelas : 5 D

    pengalaman saya tentang kecemasan pada saat pembelajaran emang benar adanya di karenakan rasa tidak percaya diri akan pembelajaran tersebut, bagi saya peran guru dan juga orang tua penting untuk membantu meningkatkan rasa percaya diri untuk yakin bisa dan jangan takut salah atau gagal di pembelajaran matematika.

    BalasHapus
  34. Nama : Maria Elisa Ugha Wua Bhoko
    Npm : 2286206024
    Kelas : V A

    Berbicara psikologi artinya bahwa kita sedang berbicara terkait mental, pikiran serta perilaku dari manusia, Bagaimana respon seseorang ketika menghadapi sesuatu dalam hidupnya. Kecemasan akan matematika. Saya rasa bahwa tidak sedikit siswa yang memiliki kecemasan/khawatir berlebihan saat menghadapi pembelajaran matematika, tidak hanya saat proses pembelajaran berlangsung tetapi juga semisal besok akan ada pembelajaran matematika, maka siswa pasti ada yang sudah kepikiran mulai dari hari ini, berbagai perspektif akan di pikirkan, akan di keluhkan bahkan akan di lontarkan. Hal ini merupakan sebuah salah satu bagian psikologi manusia

    BalasHapus
  35. Nama : Maria Elisa Ugha Wua Bhoko
    Npm : 2286206024
    Kelas : V A

    Saat dalam proses pembelajaran, ketika apa yang guru sampaikan tidak dapat di pahami oleh siswa, mereka akan mengeluh, akan timbul rasa malas mengikuti pembelajaran lagi bahkan akan emosi . Ini merupakan sebuah tantangan bagi guru. Guru juga seperti itu, pasti ada beberapa yang mengalami cemas berlebihan ketika akan mengajari matematika, apalagi guru yang memang bukan bidangnya. Itu lah pentingnya bagi para guru/calon guru, untuk menerapkan kemampuan pengendalian diri. Sebagai seorang guru, beban yang kita pikul tentunya lebih dari siswa, dan kita di paksa untuk mengerti, untuk bisa mengajar matematika (yang bukan bidang kita), maka sangat di perlukan kemampuan pengendalian diri kita, agar sekiranya kita kondisi psikologi kita tetap stabil.

    BalasHapus
  36. Nama : Maria Elisa Ugha Wua Bhoko
    Npm : 2286206024
    Kelas : V A

    Ketika saat ujian/tes, kemudian siswa mengerjakan namun hasilnya kurang memuaskan, bisa jadi ini juga memicu tingkat stress pada siswa. Maka sangat di perlukan bimbingan, dorongan dan dukungan dari orang tua, guru, juga sesama nya.

    BalasHapus
  37. Nama:siti samsiah handayani
    Kelas:5B
    Npm:2286206070
    Nah biasanya yang bikin cemas itu lebih ke gurunya si pak saya punya pengalaman dari SD, SMP, sma tapi yang parah masa sd, dan SMP karna gurunya senior laki-laki yang kalau ngajarin ga kayak guru jaman sekarang salah dikit kena pukul penggaris ini bukan cemas sama pelajaran tapi cemas sama gurunya disuruh hapalan tambahan, kurangan, kalian di rumah hapalkan sampai sekolah mau maju hapalan lihat muka bapaknya aja aku udah cemas hal asil hapalan ku buyar tanganku kena pukul penggaris. Mau lapor mamaku malah aku fi bilang bodok ya udah jalanin aja sampai lulus SD waktu itu.

    BalasHapus
  38. Nama:siti samsiah handayani
    Kelas:5B
    Npm:2286206070
    Memang harusnya pendekatan untuk siswa ini harus lebih efektif karna untuk membuat suasana belajar lebih aktif dan seru perlunya guru menciptakan suasana yang baik dikelas agar tidak menyeramkan apalagi pembelajaran matematika yang kita tau banyak hitungan ya banyak rumusnya ada hapalan ya dan lainya yang bikin sisea lemes duluan sebelum belajar.

    BalasHapus
  39. Nama:siti samsiah handayani
    Kelas:5B
    Npm:2286206070
    Saya ada bertemu guru SMP di semester 2 ya tepatnya pas saya kelas 8 disitu ibu itu perempuan yang dimana pendekatan ke siswa yang kurang aktif itu sangat baik katna jujur banyak siswa yang tidak menyukai matematika karna menganggap pelajaran itu susah dan ribet tapi ibu itu menjelaskan dengan baik, dan sabar kata-kata dan pembelajaran yang digunakan juga baik jadi lebih ke paham apa yang ibu itu ajarkan.

    BalasHapus
  40. Nama:siti samsiah handayani
    Kelas:5B
    Npm:2286206070
    Setiap anak kan memiliki pemikiran yang berbeda jadi ada juga yang cemas karna mungkin tidak bisa, mengerjakan, menghapal, takut pada gurunya dan lain-lain yang membuat anak ini udah parno sebelum mengerjakan tugas dan hapalan karna ya karna kebanyakan guru menyudutkan mereka jika salah.

    BalasHapus
  41. Nama:siti samsiah handayani
    Kelas:5B
    Npm:2286206070
    Guru harusnya tidak menyudutkan mereka jika salah menuliskan jawaban atau lainya hendaknya dikasih tau cara yang benar dan alebih fokus materi apa yang siswa tidak pahami karna yang bikin cemas ketika respon disekitar yang didapatkan siswa tidak baik hal itu membuat mereka menimbulkan rasa cemas takut salah dan lainya katana memang yang penting siswa mengetahui proses belajar yang baik jika salah harusnya guru membenarkan dan mengajarkan hal yang siswa tidak mengerti.

    BalasHapus
  42. Nama: Nur Annisha Puspita Sari
    NPM: 2286206095
    Kelas: 5D

    Menurut saya, sebagai calon guru memang penting mempelajari mengenai psikologi oleh karena itu kita mempelajari tentang psikologi pendidikan, ya walaupun sisi psikologi yang kita pelajari sedalam program studi psikologi itu sendiri. Ada beberapa pelajaran yang mungkin ditakuti dan memicu stres siswa salah satunya matematika. Pengalaman yang buruk dapat mengakibatkan perasaan kurang percaya diri mereka dan membuat matematika menjadi pembelajaran yang kurang menyenangkan atau bahkan kesulitan tanpa tahu kepada siapa dan bagaimana meminta tolong dengan nyaman.

    BalasHapus
  43. Nama: Nur Annisha Puspita Sari
    NPM: 2286206095
    Kelas: 5D

    Dalam psikologi pendidikan sendiri kita belajar banyak hal mengenai proses belajar-mengajar. Aspek yang kita pelajari pun banyak, karena yang kita ajar adalah seorang manusia, jadi yang diperhatikan bukan hanya prestasi mereka tetapi kesehatan mental mereka juga. Oleh karena itu, kita mempelajari perkembangan kognitif anak sesuai usianya agar pembelajaran sesuai dan tidak membebani serta membuat stres, faktor-faktor apa saja yang bisa memberikan pengaruh dalam motivasi belajar, hingga memahami setiap anak memiliki perbedaan. Dengan mempelajari ini kita akan mengerti mengenai proses belajar itu sendiri serta dapat menciptakan lingkungan belajar yang nyaman bagi semua anak dan dapat membantu siswa dalam mencapai potensi yang mungkin saja tidak mereka sadari.

    BalasHapus
  44. Nama: Nur Annisha Puspita Sari
    NPM: 2286206095
    Kelas: 5D

    Perasaan cemas dapat berkembang lebih malah bisa saja menimbulkan perasaan ketakutan yang dalam. Menurut saya sendiri perasaan cemas timbul karena kita peduli pada telalu banyak hal terutama tentang pandangan orang terhadap kita dan ekspektasi baik dari kita sendiri maupun orang lain, karena dasar pemikiran bisa saja seperti itu atau berbeda tergantung apa yang sangat dia pedulikan. Kombinasi peran guru dan orang tua menjadi sangat penting, ornag tua dapat memilih untuk lebih fokus dan mendukung anak pada proses belajarnya alih-alih hanya menilai angka di atas secarik kertas dan merasa kecewa ketika tidak sesuai ekspektasi mereka. Sedangkan guru di kelas, dapat memberi apresiasi karena telah menyelesaikan soal dan membenarkannya jika diperlukan tetapi tanpa ucapan yang menyudutkan sisiwa dan memotivasi siswa akan pentingnya proses itu sendiri. Saya sendiri berharap hal ini dapat mengurangi beban atau stress anak yang ditakutkan akan menimbulkan kecemasan atau yang lebih parah seperti depresi.

    BalasHapus
  45. Nama : Auda Ratu Araiganie
    Kelas : 5D
    NPM : 2286206110

    Mengetahui kecemasan siswa terhadap matematika sangat penting bagi pendidik. Untuk memahami emosional siswa untuk menciptakan suasana yang nyaman untuk belajar. Sering kali kecemasan berawal dari pengalaman buruknya dimasa lalu yang membuat siswa kehilangan kepercayaan dirinya dan rasa malas belajar matematika.

    BalasHapus
  46. Nama : Auda Ratu Araiganie
    Kelas : 5D
    NPM : 2286206110

    Jadi guru harus lebih peduli dan menciptakan lingkungan yang baik dan mendukung.Pendekatan pembelajaran yang baik juga sangat diperlukan. Sebagai guru tidak hanya fokus pada hasil akhir tetapi juga pada proses yang menyenangkan.

    BalasHapus
  47. Nama : Auda Ratu Araiganie
    Kelas : 5D
    NPM : 2286206110

    Metode pembelajaran yang aktif, seperti diskusi, berkelompok, permainan edukatif, agar membantu siswa nyaman dan terlibat saat pembelajaran matematika.
    Saya juga setuju penting untuk memahami interaksi orang tua dan anak dalam konteks pembelajaran matematika. Banyak orang tua yang juga merasa stres ketika membantu anak mereka mengerjakan pekerjaan rumah matetamtika dan itu bisa menular kepada anak anak.

    BalasHapus
  48. Nama : Auda Ratu Araiganie
    Kelas : 5D
    NPM : 2286206110

    Kolabarasi antar pendidik, orang tua dan psikolog sangat menentukaj dalam mengatasi kecemasan matetamtika. Interaksi antar siswa, orang tua dan guru dapat memberikan pandangan berharga untuk mengembangkan strategi intervensi yang efektif. Dan juga upaya untuk mengubah persepsi masyarakat akan matematika sebagai sesuatu yang menakutkan menjadi sesuatu yang menarik dan bermanfaat juga harus dilakukan.

    BalasHapus
  49. Nama : Auda Ratu Araiganie
    Kelas : 5D
    NPM : 2286206110

    Penting juga untuk mempertimbangkan keberlanjutan intervensi. Intervensi yang efektif harus dirancang untuk memiliki dampak jangka panjang pada sikap dan kepercayaan diri siswa terhadap matematika. Evaluasi yang cermat diperlukan untuk menilai efektivitas intervensi dan membuat penyesuaian yang diperlukan seiring waktu.

    BalasHapus
  50. Nama :Nadila Mirdayanti
    Kelas :5c

    Menurut saya pembelajaran yang diatas sangat bagus dikerenakan melihat kecemasan siswa dalam pembelajaran metematika kita sering dulu saat menjawab pertayaan guru nggak berani menjawab karna takut salah dan takut di ejek teman.

    BalasHapus
  51. Nama :Nadila Mirdayanti
    Kelas :5c

    Dan faktor penyebab yang disampaikan materi di atas sangat betul sekali karna kita tidak tau siswa memiliki faktor apa saja yang memicu kecemasannya mulai dari pengalaman pribadi, tekanan di rumah atau lingkungan, dan metode pembelajaran nya yang kurang tepat

    BalasHapus
    Balasan
    1. Nama : Nadila Mirdayanti
      Kelas :5c

      Dan seorang guru juga memahami apa akar penyebab kecemasan siswa terhadapa metematika dan sebagai guru kita harus mengembangkan strategi pemebalajaran yang efektif dengan mencipatakan lingkungan belajar yang mendukung, mengurangi tekanan dan memberikan hal
      Positif dan semoga kecemasan siswa terhadapa metematika dapat diatasi dan siswa dapat menikmati pemebalajaran metematika.

      Hapus
  52. Nama : Nadila Mirdayanti
    Kelas :5c

    Dampak kecemasan metematika dapat mempengaruhi prestasi belajar, motivasi , kepercayaan diri siswa dalam pemeblajaran metematika.

    BalasHapus
  53. Nama :Nadila Mirdayanti
    Kelas : 5c

    Seperti materi di atas tentang Metakognisi saya setuju sangat penting karna memahami hubungan antar kecemasan matematika yang sangat penting untuk meningkatkan efektivitas pemebalajaran metematika dengan adanya metakognisi siswa dapat mengembangakan metakognisi dapat mengelola kecemasan, memantau progres belajar dan akhirnya siswa dapat mencapai prestasi yang lebih baik.

    BalasHapus
  54. Nama : Nadila Mirdayanti
    Kelas : 5C

    Dengan pendekatan observasional banyak digunakan dalam pendidikan metematika karena efekti untuk pemngabilan data dan pendekatan ini juga hanya berfokus kepada data yang dapat diukur dan hanya berfokus pada laporan diri siswa dan tidak menangkap apakah siswa benar-benar beribteraksi pada teman kelas nya saat belajar matematika.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Nama : Nadila Mirdayanti
      Kelas :5c

      Padahal penting nya interasksi sosial antara anak dan orang dewasa selama pembelajaran metematika sangat penting karena sangat mempengaruhi motivasi belajar dan hasil belajar siswa.

      Hapus
  55. Nama : Nadila Mirdayanti
    Kelas :5C

    Saya juga mempunyai kecemasan matematika di saat sekolah dulu karna saya merasa saya kurang pede saat menjawab pertanyan karena takut salah dan salah jawab jadi setiap saya menjawab pertanyaan saya melihat diteman saya apakah benar jawaban saya dengan teman saya.

    BalasHapus
  56. Nama : Nadila Mirdayanti
    Kelas :5C

    Saya pernah menjawab pertayaan pemebalajaran metematika di sekolah dulu saya merasa pede saaf menjawab nya ternyata jawaban salah dan teman saya menertawan jawaban saya semejak itu juga saya kurang pede dengan jawaban saya.

    BalasHapus
  57. Nama :Nadila Mirdayanti
    Kelas :5c

    Saya juga mempuyai pengalama dimana itu di sekolah MTS kalau nggak salah saya di kelas 8 jadi guru matematika saya kalau kita nanya ke guru saya dia pasti nyuruh ke teman saya yang pelit kalau minta diajari matematika, tapi guru saya ini kalau sama teman saya yang pelit ini di mau ngasih tau cara menyelesaikan nya, sedanga saya dan teman yang lain selalu nggak mau diajarin, jadi kalau guru ngajar kami menggunakan sebaik- baik memperhatikan dia ngajar jadi setiap kami nanya selalu camas boleh nggak nanya takut disuruh nanya ke teman saya yang pelit itu.

    BalasHapus
  58. Nama : Ester Tabita
    kelas : 5 A
    NPM : 2286206039

    Psikologi pendidikan memiliki peran yang sangat penting dalam mengatasi kecemasan matematika yang dialami oleh banyak siswa. Kecemasan matematika sering kali menghambat siswa untuk mencapai potensi akademis mereka karena mereka merasa terintimidasi atau takut gagal. Masa depan pendidikan matematika akan semakin fokus pada pendekatan psikologis yang dapat mengidentifikasi penyebab kecemasan ini, baik yang berasal dari pengalaman pribadi, faktor keluarga, atau cara pengajaran yang diterima siswa.

    BalasHapus
  59. Nama : Ester Tabita
    kelas : 5 A
    NPM : 2286206039

    Masa depan pendidikan matematika akan lebih menekankan pentingnya mengenali kecemasan matematika sejak dini. Dengan mengidentifikasi tanda-tanda kecemasan sejak tingkat sekolah dasar, pendidik dapat memberikan intervensi yang tepat waktu untuk mengurangi dampaknya.

    BalasHapus
  60. Nama : Ester Tabita
    kelas : 5 A
    NPM : 2286206039

    Dalam menghadapi kecemasan matematika, guru dengan pendekatan yang empatik dapat menciptakan lingkungan yang mendukung dan mengurangi tekanan yang dirasakan siswa. Masa depan pendidikan matematika akan lebih berfokus pada pelatihan guru untuk menjadi lebih peka terhadap kondisi psikologis siswa, mengubah cara mereka mengajarkan materi agar tidak terkesan menakutkan atau membuat siswa merasa tertekan.

    BalasHapus
  61. Nama : Ester Tabita
    kelas : 5 A
    NPM : 2286206039

    Salah satu cara untuk mengatasi kecemasan matematika adalah dengan menggunakan metode pembelajaran yang lebih berbasis pada pemahaman, eksperimen, dan pengalaman langsung. Masa depan pendidikan matematika akan melihat lebih banyak penerapan pembelajaran berbasis masalah atau pendekatan yang memungkinkan siswa untuk berinteraksi dengan konsep matematika melalui aplikasi dunia nyata.

    BalasHapus
  62. Nama : Ester Tabita
    kelas : 5 A
    NPM : 2286206039

    Teknologi pendidikan memiliki potensi besar untuk mengurangi kecemasan matematika. Penggunaan aplikasi atau platform pembelajaran digital yang dirancang untuk menurunkan tingkat kecemasan siswa terhadap matematika dapat menjadi alat yang sangat efektif.

    BalasHapus
  63. Nama : Ester Tabita
    kelas : 5 A
    NPM : 2286206039

    Pembelajaran sosial-emosional akan menjadi bagian integral dari masa depan pendidikan matematika dalam mengatasi kecemasan matematika. Dengan melibatkan siswa dalam pembelajaran yang tidak hanya berfokus pada pengetahuan kognitif, tetapi juga pada keterampilan sosial dan emosional, pendidikan matematika dapat membantu siswa mengelola kecemasan mereka.

    BalasHapus
  64. Nama : Ester Tabita
    kelas : 5 A
    NPM : 2286206039

    Dalam mengatasi kecemasan matematika, dukungan psikologis menjadi aspek yang sangat diperlukan. Para psikolog sekolah atau konselor pendidikan akan semakin terlibat dalam memberikan dukungan kepada siswa yang mengalami kecemasan matematika.

    BalasHapus
  65. Nama : Ester Tabita
    kelas : 5 A
    NPM : 2286206039

    Kecemasan matematika tidak hanya berakar pada pengalaman di sekolah, tetapi juga sering kali dipengaruhi oleh sikap dan harapan orang tua terhadap anak mereka. Oleh karena itu, masa depan pendidikan matematika akan lebih fokus pada melibatkan orang tua dalam proses pembelajaran.

    BalasHapus
  66. Nama : Ester Tabita
    kelas : 5 A
    NPM : 2286206039

    Penilaian kinerja siswa dalam matematika akan lebih holistik di masa depan, dengan mempertimbangkan aspek psikologis siswa, termasuk tingkat kecemasan mereka. Penilaian yang lebih manusiawi dan berfokus pada perkembangan individu, bukan hanya hasil ujian yang bersifat kompetitif, akan mengurangi tekanan yang berlebihan pada siswa.

    BalasHapus
  67. Nama : Ester Tabita
    kelas : 5 A
    NPM : 2286206039

    Masa depan pendidikan matematika akan semakin fokus pada pentingnya mengubah pola pikir siswa terhadap matematika. Kecemasan matematika sering kali berasal dari pola pikir tetap (fixed mindset), di mana siswa merasa bahwa kemampuan matematika mereka terbatas dan tidak dapat ditingkatkan.

    BalasHapus
  68. Nama: Miftah Nur Hidayah
    Kelas: 5B
    NPM: 2286206023

    Dari dulu sampai pada saat ini matematika seringkali menyebabkan ketakutan yang besar bagi banyak orang, terutama ketika digunakan dalam penilaian sosial seperti, ujian ataupun ketika guru memberikan pertanyaan di kelas. Dari hal ini bisa di lihat bahwa cara penyampaian dan pengajaran matematika itu memainkan peran yang penting dalam membentuk suatu respon emosional setiap individu terhadap matematika. Pengajaran yang terlalu menekankan pada evaluasi sosial dapat berdampak buruk pada siswa. Siswa tidak hanya mengalami trauma, tetapi juga dapat mengurangi rasa ingin tahu mereka dan juga dapat menghambat motivasi siswa untuk belajar matematika. Oleh karena itu, sangat penting bagi guru untuk bisa menciptakan lingkungan belajar yang menyenangkan. Guru bisa memberikan waktu lebih banyak ke siswa untuk berpikir, atau bisa melakukan diskusi kelompok. Selain itu, guru bisa menghargai setiap proses belajar siswa dibandingkan dengan fokus kepada hasil akhirnya saja. Hal ini bisa membuat siswa lebih percaya diri dan lebih termotivasi untuk belajar matematika tanpa adanya rasa cemas ataupun takut.

    BalasHapus
  69. Nama: Rinda Puspitasari
    Npm 2286206014
    Kelas: 5A

    Saya ingin bercerita pengalaman di SMA saya, saya memiliki guru kiler di SMA dan kebetulan beliau ngajar MTK, kami satu persatu di beri pertanyaan jika tidak bisa jawab di persilahkan keluar kelas sampe bisa menemukan jawab yang benar, dan yang tertinggal di kelas hanya beberapa orang saja jadi beliau hanya mengajar beberapa siswa saja, sampai akhirnya kami bsa masuk kelas semua dengan cara kami saling bantu sama lain agar kami bsa mengikuti pelajaran tersebut, menurut saya dengan ada nya gebrakan seperti ini peserta didik jadi bersungguh-sungguh belajar dan takut jika di permalukan di depan orang banyak

    BalasHapus
  70. Nama: Rinda Puspitasari
    Npm 2286206014
    Kelas 5A

    Dengan adanya meta kognisi dengan proses dimna pembelajaran merencanakan, mengevalusi, dan merubah perilaku belajar sesuai dengan tugas yang di berikan, menekankan dampak kecemasan pada peserta didik terhadap nilai dan dpat memotivasi siswa

    BalasHapus
  71. Nama: Rinda Puspitasari
    Npm 2286206014
    Kelas: 5A

    Pada pendekatan observasional dalam penerapan pendidikan matematika dengan memperoleh besar data dan mengidentifikasi yang relevansi mempelajari interaksi khusus antara anak dan orang tua yang mana anak meniru emosi yang di ekspresikan oleh orang tua nyaa

    BalasHapus
  72. Nama: Aulia Zalzabila
    Kelas:5d
    Npm:2286206111
    Pendekatan observasional dalam psikologi pendidikan matematika bisa menjadi hal yang sangat bermanfaat di masa depan. Dengan mengamati langsung bagaimana siswa belajar matematika, guru bisa mendapatkan pemahaman yang lebih dalam tentang cara mereka berpikir, memahami konsep, atau bahkan kesulitan yang mereka hadapi. Observasi ini memberikan data yang lebih kaya dibandingkan dengan hanya mengandalkan tes atau evaluasi formal. Jadi, proses belajar bisa disesuaikan dengan kebutuhan spesifik setiap siswa, yang pada akhirnya bisa meningkatkan pemahaman mereka terhadap matematika.



    BalasHapus
    Balasan
    1. Selain itu, pendekatan observasional memungkinkan pendidik untuk melihat secara lebih langsung bagaimana faktor-faktor lain seperti motivasi, emosi, atau lingkungan mempengaruhi kemampuan siswa dalam mempelajari matematika. Misalnya, ada siswa yang mungkin terlihat kesulitan hanya karena kurang percaya diri atau merasa cemas saat belajar, meski kemampuan dasar mereka sebenarnya sudah cukup baik. Dengan observasi yang cermat, guru bisa memberi dukungan yang lebih tepat, misalnya dengan memberikan dorongan moral atau menciptakan suasana kelas yang lebih nyaman.

      Hapus
  73. nama : waode nur liana
    kelas : 5a
    npm : 2286206129

    penelitian di masa depan dalam psikologi pendidikan matematika akan semakin menekankan pada pemahaman mendalam tentang bagaimana kecemasan matematika mempengaruhi proses belajar siswa, mulai dari tahap pengelolahan informasi hingga pembentukan keyakinan diri dalam menyelesaikan masalah matematika.

    BalasHapus
  74. nama : waode nur liana
    kelas : 5a
    npm : 2286206129

    intervensi psikologis yang berbasis bukti ilmiah akan dikembangkan untuk membantu siswa mengatasi kecemasan matematika, termasuk teknik relaksasi, seperti kognitif untuk mengubah pikiran negatif, dan pelatihan keterampilan pemecahan masalah yang efektif dan mengurangi rasa takut akan kegagalan.

    BalasHapus
  75. nama : waode nur liana
    kelas : 5a
    npm : 2286206129

    penelitian kualitatif akan memberikan wawasan yang berharga tentang pengalaman subjektif siswa yang mengalami kecemasan matematika, membantu para peneliti untuk memahami faktor-faktor yang berkontribusi terhadap kecemasan tersebut dan mengembangkan intervensi yang tepat waktu bagi siswa yang berisiko mengalami kecemasan yang signifikan.

    BalasHapus
  76. nama : waode nur liana
    kelas : 5a
    npm : 2286206129

    program pelatihan guru akan memasukkan modul khusus tentang cara mengenali dan mengatasi kecemasan matematika pada siswa, memberdayakan guru untuk menciptakan lingkungan belajar yang mendukung dan inklusif.

    BalasHapus
  77. nama : waode nur liana
    kelas : 5a
    npm : 2286206129

    evaluasi program intervensi akan dilakukan secara ketat untuk memastikan efektivitasnya dan untuk mengidentifikasi area yang perlu ditingkatkan, memastikan bahwa intervensi tersebut memberikan manfaat yang nyata bagi siswa.

    BalasHapus
  78. nama : waode nur liana
    kelas : 5a
    npm : 2286206129

    para psikolog pendidikan akan bekerja sama dengan orang tua untuk memberikan dukungan dan bimbingan dalam membantu anak-anak mereka mengatasi kecemasan matematika di rumah, menciptakan lingkungan yang kondusif untuk belajar.

    BalasHapus
  79. nama : waode nur liana
    kelas : 5a
    npm : 2286206129

    penelitian akan mengeksplorasi peran teknologi dalam mengurangi stigma terkait kesulitan dalam matematika, menciptakan lingkungan online yang aman dan mendukung bagi siswa yang mengalami kecemasan.

    BalasHapus
  80. nama : waode nur liana
    kelas : 5a
    npm : 2286206129

    para psikolog akan mengembangkan model teoritis yang kompherensif untuk menjelaskan perkembangan dan pemeliharaan kecemasan matematika, memberikan kerangka kerja yang kuat untuk penilaian dan intervensi di masa depan.

    BalasHapus
  81. nama : waode nur liana
    kelas : 5a
    npm : 2286206129

    penelitian di masa depan akan menekankan pada pentingnya pendekatan holistik yang mempertimbangkan faktor-faktor individu, sosial, dan lingkungan dalam mengatasi kecemasan matematika dan meningkatkan prestasi siswa dalam matematika.

    BalasHapus
Lebih baru Lebih lama

Formulir Kontak