Teori Belajar Bruner: Pendekatan Kognitif dalam Pendidikan Matematika


Teori belajar adalah landasan penting dalam dunia pendidikan, memberikan panduan bagi para pendidik untuk mengembangkan strategi pengajaran yang efektif. Salah satu teori yang menonjol dalam bidang ini adalah Teori Belajar Bruner. Jerome Bruner, seorang psikolog pendidikan asal Amerika, mengembangkan teori ini dengan fokus pada pendekatan kognitif terhadap proses pembelajaran. 

Jerome Bruner mengemukakan teorinya pada tahun 1960-an sebagai respons terhadap dominasi teori behaviorisme yang saat itu populer. Bruner berargumen bahwa pembelajaran bukan sekadar hasil dari stimulus-respons, tetapi melibatkan proses mental yang kompleks. Menurut Bruner, manusia adalah makhluk aktif yang secara terus-menerus membangun pengetahuan melalui interaksi dengan lingkungan.

Bruner percaya bahwa pembelajaran melibatkan tiga tahapan utama: enaktif, ikonik, dan simbolik. Ketiga tahapan ini berfungsi sebagai representasi mental yang membantu individu memahami konsep-konsep yang kompleks.

1. Tahap Enaktif: Pada tahap ini, pembelajaran terjadi melalui tindakan langsung terhadap objek. Anak-anak, misalnya, belajar mengenal bentuk dengan memanipulasi objek secara fisik.

2. Tahap Ikonik: Pada tahap ini, pembelajaran terjadi melalui penggunaan gambar atau representasi visual. Anak-anak mulai dapat memvisualisasikan objek tanpa harus langsung memanipulasinya.

3. Tahap Simbolik: Tahap terakhir ini melibatkan penggunaan simbol-simbol, seperti bahasa atau angka, untuk mewakili konsep. Ini adalah tahap di mana pembelajaran abstrak, seperti matematika, mulai terjadi.


Prinsip-Prinsip Teori Bruner dalam Pembelajaran

Bruner mengemukakan beberapa prinsip dasar yang mendasari teorinya:

  1. Kesiapan (Readiness)**: Pembelajaran harus disesuaikan dengan kesiapan kognitif siswa. Artinya, materi pembelajaran harus disampaikan sesuai dengan tahap perkembangan mental siswa. Misalnya, dalam pembelajaran matematika, konsep-konsep abstrak seperti aljabar tidak boleh diajarkan terlalu dini sebelum siswa memahami konsep dasar angka.
  2. Spiral Curriculum**: Bruner memperkenalkan konsep kurikulum spiral, di mana materi pembelajaran diperkenalkan pada tingkat dasar terlebih dahulu dan kemudian diulang dengan tingkat kompleksitas yang lebih tinggi seiring perkembangan siswa. Misalnya, konsep pecahan diperkenalkan pada tahap awal dengan representasi visual, dan kemudian diajarkan secara lebih abstrak pada tahap selanjutnya.
  3. Penemuan (Discovery Learning)**: Bruner menganjurkan metode belajar penemuan, di mana siswa didorong untuk menemukan konsep-konsep baru melalui eksplorasi dan investigasi. Dalam matematika, ini bisa berarti memberikan siswa kesempatan untuk menemukan pola atau rumus melalui pengamatan dan percobaan sendiri.

Aplikasi Teori Bruner dalam Pendidikan Matematika

Teori Bruner memiliki aplikasi yang signifikan dalam pendidikan matematika. Pendekatan ini mendorong siswa untuk tidak hanya menghafal fakta-fakta matematis, tetapi juga memahami konsep-konsep dasar melalui proses eksplorasi dan penemuan.

1. Pembelajaran yang Berfokus pada Pemahaman Konseptual: Dengan menerapkan prinsip kurikulum spiral, guru matematika dapat memperkenalkan konsep-konsep dasar seperti penjumlahan, pengurangan, dan perkalian pada tahap awal, dan kemudian secara bertahap memperkenalkan konsep-konsep yang lebih kompleks seperti persamaan dan fungsi. Ini membantu siswa membangun pemahaman konseptual yang kuat.

2. Penggunaan Alat Manipulatif: Pada tahap enaktif, penggunaan alat manipulatif seperti balok, koin, atau gambar dapat membantu siswa memahami konsep-konsep matematis secara konkret sebelum beralih ke representasi simbolik. Misalnya, siswa dapat menggunakan balok untuk mempelajari konsep pecahan sebelum beralih ke notasi angka.

3. Pembelajaran Berbasis Penemuan: Dalam pembelajaran matematika, siswa dapat didorong untuk menemukan rumus atau pola melalui eksperimen dan pengamatan. Misalnya, guru dapat memberi siswa berbagai segitiga dan meminta mereka menemukan hubungan antara panjang sisi-sisi segitiga tersebut. Dengan cara ini, siswa akan belajar tentang teorema Pythagoras melalui proses penemuan.

Implikasi Teori Bruner untuk Pendidik

Teori Bruner memiliki beberapa implikasi penting bagi pendidik, terutama dalam merancang dan melaksanakan pembelajaran:

1.Pendekatan Individual: Guru perlu mempertimbangkan tahap perkembangan kognitif masing-masing siswa saat merancang pembelajaran. Ini berarti bahwa pembelajaran harus disesuaikan dengan kebutuhan dan kesiapan siswa, serta memberikan tantangan yang sesuai untuk mengembangkan kemampuan berpikir mereka.


2. Pengulangan Materi dengan Tingkat Kesulitan yang Meningkat: Kurikulum spiral yang diusulkan oleh Bruner menekankan pentingnya pengulangan materi dengan tingkat kesulitan yang semakin meningkat. Ini memungkinkan siswa untuk membangun pemahaman yang lebih mendalam dan aplikatif terhadap konsep-konsep yang telah mereka pelajari.


3. Pengembangan Kemampuan Berpikir Kritis**: Metode belajar penemuan mendorong siswa untuk mengembangkan kemampuan berpikir kritis dan analitis. Guru harus menciptakan lingkungan belajar yang mendorong siswa untuk mengajukan pertanyaan, mengeksplorasi kemungkinan, dan menemukan jawaban sendiri.


Kritik Terhadap Teori Bruner

Meskipun Teori Bruner memiliki banyak keunggulan, ada beberapa kritik yang diajukan terhadapnya. Beberapa ahli berpendapat bahwa teori ini terlalu idealis dan sulit diterapkan dalam praktik, terutama dalam konteks kelas dengan jumlah siswa yang besar. Selain itu, tidak semua siswa dapat belajar secara efektif melalui metode penemuan; beberapa siswa mungkin membutuhkan lebih banyak panduan dan instruksi langsung dari guru.



Teori Belajar Bruner menawarkan pendekatan yang komprehensif dan berpusat pada siswa dalam proses pembelajaran. Dengan memahami dan menerapkan prinsip-prinsip Bruner dalam pendidikan matematika, guru dapat membantu siswa mengembangkan pemahaman yang lebih dalam dan bermakna terhadap konsep-konsep matematis. Meskipun menghadapi beberapa kritik, teori ini tetap relevan dan berharga dalam merancang strategi pembelajaran yang efektif dan inspiratif.



46 Komentar

  1. Nama : Astri Putri Handayani
    NPM : 2286206025
    Kelas : 5B
    Dalam teori belajar Bruner, belajar merupakan suatu proses aktif yang memungkinkan manusia untuk menemukan hal-hal baru diluar informasi yang diberikan kepada dirinya. Penerapan teori Bruner dalam pembelajaran dapat menjadikan siswa lebih mudah dibimbing dan diarahkan. Proses pembelajaran materi dalam di sekolah dalam teori Bruner dilakukan dengan menggunakan alat atau media konkret yang penerapannya tergantung materi yang diajarkan kepada para peserta didiknya, ada yang menggunakan media dan ada juga yang tidak menggunakan media. Contoh pembelajaran yang menggunakan media misalnya pembelajaran misalnya pembelajaran tentang bangun ruang, menggunakan media tusuk sate dan plastisin. Peserta didik diminta untuk membawa benda-benda dari rumah yang berbentuk kubus, balok dan lain sebagainya yang dapat dijadikan media nyata dalam pembelajaran. (1) lanjut

    BalasHapus
    Balasan
    1. Nama: Nur Annisha Puspita Sari
      NPM: 2286206095
      Kelas: 5D

      Saya sejutu bahwa belajar sendiri merupakan proses aktif yang dilakukan untuk menggali ilmu pengetahuan, bahkan diluar informasi yang ada. Dan seperti yang telah disebutkan juga di atas, teori bruner ini menggunakan alat atau media konkret yang dapat dihubungkan pada kehidupan sehari-hari. Sejatinya menurut saya teori ini sedang pesat-pesatnya digunakan, karena banyak sekali guru yang sudah mulai menggunakan alat atau media pembelajaran. Dan bukan lagi menggunakan metode konvensional, tetapi menggunakan berbagai metode yang menyenangkan namun bermakna bagi peserta didik.

      Hapus
  2. Nama : Astri Putri Handayani
    NPM : 2286206025
    Kelas : 5B
    Selain itu ada juga pembelajaran yang memanfaatkan benda-benda disekitarnya misal menggunakan kerikil sebagai media dalam pembelajaran penjumlahan atau pengurangan. Contoh dalam penjumlahan peserta didik diminta untuk memasukkan 9 kerikil ke dalam sebuah wadah, dan memasukkan 8 kerikil lagi kedalam wadah tersebut. Sehingga nantinya didapatkan hasil akhir dari penjumlahan yang dilakukan tersebut. Sedangkan pengurangan peserta didik memasukkan 30 kerikil ke dalam wadah, kemudian diminta untuk mengambil 15 kerikil dari wadah tersebut sehingga dapatlah hasil akhir dari pengurang tersebut. (2) lanjutan

    BalasHapus
  3. Nama : Astri Putri Handayani
    NPM : 2286206025
    Kelas : 5B
    Kelebihan teori Bruner adalah penggunaan media berupa benda konkret dapat membantu meningkatkan antusias peserta didik selama pembelajaran matematika. Mengapa ? Karena peserta didik menjadi lebih tertarik dalam pembelajaran. Media konkret menjadikan peserta didik menjadi lebih aktif mengoperasikan media, mengoneksikan konsep matematis yang abstrak dalam kehidupan sehari-hari. Dan meningkatkan hasil belajar matematika karena cepat memahami materi yang diajarkan sebab adanya contoh nyata yang disajikan. Namun teori Bruner ini memiliki kelemahan juga, yaitu terkait dengan manajemen kelas. Peserta didik dapat terdistraksi dengan keberadaan media lain sehingga menjadi kurang memperhatikan penjelasan yang disampaikan guru. sebagian peserta didik menyalahgunakan media untuk bermain. Kekurangan media konkret dan memerlukan tambahan anggaran biaya pendidikan.(3) lanjutan.
    Lestari, D. A., Rahmawati, I. A., & Fauzi, M. R. (2023). Penerapan Teori Belajar Bruner dalam Pembelajaran Matematika Siswa Kelas VI SD IT Salsabila 8 Pandowoharjo. AL-IHTIRAFIAH: JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH, 3(01), 1-13.

    BalasHapus
  4. Nama: Nur Annisha Puspita Sari
    NPM: 2286206095
    Kelas: 5D

    Saya setuju dengan pendapat Bruner mengenai argumen dan pandangannya yang menekankan bahwa belajar adalah proses aktif individu menjelajah lingkungannya untuk membangun pengetahuan. Selain itu, menurut saya perlu sekali mempelajari mengenai tiga tahapan yang ada di teori Bruner, enaktif, ikonik, dan simbolik juga harus dipahami seorang guru agar pengenalan suatu materi tidak membuat bingung. Saya juga setuju mengenai prinsip dasar teorinya yang berkaitan dengan kesiapan peserta didik, karena menurut saya pembelajaran harus menyesuaikan dengan tahapan kognitif karena menyangkut mengenai kemampuan memproses informasi, ada banyak anak yang tidak menyukai pembelajaran karena tidak sesuai pada tahap kognitifnya sehingga mereka kesulitan dalam memproses pembelajarannya, ketidaksiapan akan membuat mereka tidak menyukai kegiatan pembelajaran.

    BalasHapus
  5. Nama: Nur Annisha Puspita Sari
    NPM: 2286206095
    Kelas: 5D

    Kemudian, mengenai pembelajaran yang berfokus pada pembelajaran konseptual juga akan sangat membantu pemahaman yang mendalam untuk siswa. Dengan memahami konsepnya mereka dapat memiliki pondasi yang kuat terhadap materi tersebut dan lebih mudah bagi mereka melanjutkan pembelajaran selanjutnya, sehingga mereka bisa saling mengaitkan antara materi yang telah dipelajari dengan materi yang saat ini atau nanti mereka pelajari. Walaupun di sisi lain, tentu saja guru akan menemui beberapa kesulitan dalam menerapkannya apabila siswa yang dihadapi jumlahnya cukup banyak karena melakukan pendekatan individual, tetapi mungkin saja solusinya dapat dilakukan dengan mengelompokkan siswa sesuai dengan kecepatan mereka dalam memahami sesuatu.

    BalasHapus
  6. Nama: Nur Annisha Puspita Sari
    NPM: 2286206095
    Kelas: 5D


    Pada bahasan di atas, teori ini juga menerapkan pembelajaran berbasis penemuan, saya rasa hal ini merupakan hal yang bagus untuk dilakukan, karena menciptakan pembelajaran yang memberikan makna lebih bagi siswanya. Siswa akan lebih mudah mengingat dan memahami karena mereka menyusun dasar pengetahuan mereka sendiri berdasarkan temuan-temuan apa yang mereka dapatkan dan menurut saya itu akan menjadi pengalaman belajar yang mengasyikkan apalagi untuk siswa yang punya rasa ingin tau yang tinggi. Namun karena karakteristik anak yang berbeda-beda, tak semua anak dapat melakukan hal tersebut dengan efektif, maka peran guru dalam membimbing masih sangat diperlukan.

    BalasHapus
  7. Nama : Maria Novita Isa
    Kelas : 5A PGS

    Teori Belajar Bruner pendekatan kongnitif dalam pendidikan matematika adalah landasan penting dalam dunia pendidikan ,memberikan panduan bagi peserta didik ,untuk mengembangkan strategi pengajaran yang menonjol dalam bidang.

    BalasHapus
  8. Nama : Maria Novita Isa
    Kelas : 5A PGS

    Ada Tiga tahapan menurut Bruner berfungsi sebagai representasi mental yang membantu individu memahami konsep-konsep yang kompleks yaitu ; Tahap Enaktif ini merupakan tahapan yang belajar langsung dari tindakan terhadap objek, Tahap Ikonik tahapan ini melalui penggunaan Representasi visual atau gambar , Tahap simbolik tahapan ini menggunakan simbol-simbol seperti bahasa atau angka.

    BalasHapus
  9. Nama : Maria Novita Isa
    Kelas : 5A PGS

    Kemudian Bruner memiliki prinsip-prinsip yaitu ; kesiapan ( Readiness) , spiral ( curiculum) , Penemuan ( Discovery learning) hal ini tentunya tentunya memberikan kesempatan buat peserta didik untuk mengasah kemampuan aatu pemahaman demi meningkatkan kualitas belajar.

    BalasHapus
  10. Nama : Maria Novita Isa
    Kelas : 5A PGS

    Kemudian aplikasi dalam teori Bruner dalam pendidikan matematika pendekatan ini tentunya untuk mendorong peserta didik untuk tidak hanya menghafal fakta-fakta , matematika tetapi juga memahami konsep-konsep dasar melalui proses eksplorasi dan penemuan yaitu ; Pembalajaran yang berfokus pada pemahaman konseptual , Penggunaan Alat Manipulatif, Pembalajaran berbasis penemuan.

    BalasHapus
  11. Nama : Cicilia Gianina
    Kelas : 5C PGSD
    NPM : 2286206063

    Teori belajar Bruner menawarkan perspektif yang segar dalam pembelajaran matematika. Konsep representasi enaktif, ikonik, serta simbolik memberikan kerangka kerja yang kuat untuk merancang pembelajaran yang bermakna. Dengan dimulai melalui pengalaman konkret, siswa diminta agar dapat membangun pemahaman yang lebih abstrak secara bertahap. Pendekatan ini sangat relevan dalam pembelajaran matematika, di mana pemahaman konseptual merupakan kunci keberhasilan. Namun, implementasi teori Bruner dalam praktik membutuhkan perencanaan yang matang dan sumber daya yang memadai.

    BalasHapus
  12. Nama : Cicilia Gianina
    Kelas : 5C PGSD
    NPM : 2286206063

    Meskipun teori Bruner menawarkan banyak manfaat, penerapannya di kelas juga menghadapi beberapa tantangan. Salah satunya adalah keterbatasan waktu dan sumber daya. Untuk memfasilitasi pembelajaran melalui representasi enaktif, misalnya, guru perlu menyediakan berbagai macam alat peraga yang mungkin tidak selalu tersedia. Selain itu, tidak semua siswa memiliki gaya belajar yang sama. Oleh karena itu, guru perlu memvariasikan kegiatan pembelajaran agar dapat mengakomodasi kebutuhan belajar siswa yang beragam.

    BalasHapus
  13. Nama : Cicilia Gianina
    Kelas : 5C PGSD
    NPM : 2286206063

    Peran guru sangat krusial dalam keberhasilan penerapan teori Bruner. Guru tidak hanya sebagai penyampai informasi, tetapi juga sebagai fasilitator yang membantu siswa membangun pengetahuannya sendiri. Guru perlu menciptakan lingkungan belajar yang kondusif untuk eksplorasi dan penemuan. Selain itu, guru juga perlu memiliki pemahaman yang mendalam tentang materi pembelajaran dan berbagai strategi pembelajaran yang sesuai dengan teori Bruner.

    BalasHapus
  14. Nama : Cicilia Gianina
    Kelas : 5C PGSD
    NPM : 2286206063

    Teori belajar Bruner memiliki kesamaan dengan perspektif konstruktivisme. Keduanya menekankan pentingnya peran aktif siswa dalam membangun pengetahuannya sendiri. Dalam konteks pembelajaran matematika, hal ini berarti siswa tidak hanya menerima informasi secara pasif, tetapi juga terlibat dalam proses penemuan dan pemecahan masalah. Keterkaitan antara teori Bruner dan konstruktivisme ini memperkuat relevansi teori Bruner dalam pendidikan matematika modern.

    BalasHapus
  15. Nama: Rinda Puspitasari
    Npm: 2286206014
    Kelas: 5A

    Pembelajaran menurut bruner ada 3 tahapan yaitu; tahapan enaktif, tahapan ikonik, dan tahapan simbolik
    Pada tahapan enaktif siswa belajar melalui pengalaman atau tindakan langsung, sedangkan pada tahapan ikonik siswa menggunakan visual gambar dan suara untuk memahami konsep, dan pada tahapan simbolik siswa menggunakan simbol dan bahasa untuk menyampaikan ide, pemikiran abstrak nya mulai berkembang

    BalasHapus
  16. Nama : Rinda Puspitasari
    Npm: 2286206014
    Kelas: 5A

    Pembelajaran ini lebih efektif karna ketika materi di ajarkan dalam bentuk penemuan oleh siswa, dan guru hanya memberikan informasi secara langsung, pembelajaran ini interaksi siswa dengan materi memungkin karna menemuman konsep nya sendiri dan membangun pemahaman nya sendiri

    BalasHapus
  17. Nama: Rinda Puspitasari
    Npm: 2286206014
    Kelas: 5A

    Prinsip Bruner menjelaskan pada proses belajar harus sesuai dengan perkembangan mental siswa, materi yang di kenalkan dari tingkat dasar, dan belajar secara individu untuk mendorong siswa belajar lebih mandiri

    BalasHapus
  18. Nama: Rinda Puspitasari
    Npm: 2286206014
    Kelas: 5A

    Pembelajaran ini berfokus pada penemuan dan eksplorasi agar peserta didik dapat didorong untuk menemukan eksperimen dan pengamatan yang telah di sampaikan oleh guru di awal pembelajaran berlangsung

    BalasHapus
  19. Nama: Rinda Puspitasari
    Npm: 2286206014
    Kelas: 5A

    Menurut brunner pembelajaran ini adalah deskriptis yaitu apa yang terjadi sesudah ada fakta, dengan cara mengembangkan materi yang akan di pelajari dengan penelitian dan diskusi oleh peserta didik untuk merangsang kreaktif cara berfikir peserta didik

    BalasHapus
  20. Nama: Rinda Puspitasari
    Npm: 2286206014
    Kelas: 5A

    Proses belajar menurut brunner yaitu tahapan informasi untuk memperoleh pengetahuan atau pengalaman baru, tahapan transformasi untuk menganalisisis pengetahuan baru, dan tahapan evaluasi untuk peserta didik menilai sendiri sampai sejauh mna informasi yang telah di dapat

    BalasHapus
  21. nama : Maria Clarita Helmon
    Kelas : V A
    Npm : 2286206005

    Saya setuju dengan teori yang dikemukakan oleh Jerome Bruner bahwa pembelajaran bukan sekedar hasil dari stimulus respons tetapi melibatkan proses mental yang kompleks. Menurut Bruner, manusia adalah makluk aktif yang secara terus menerus membangun pengetahuan melalui interaksi dengan lingkungan. Adanya interaksi dengan lingkungan menyebabkan munculnya pengetahuan baru yang bermanfaat bagi perkembangan anak terutama dalam proses belajar.

    BalasHapus
  22. nama : Maria Clarita Helmon
    Kelas : V A
    Npm : 2286206005

    Ada tiga tahapan utama dari teori Jerome Bruner tahap yang pertama adalah tahap enaktif. Pada tahap ini, anak-anak belajar melalui tindakan fisik dan pengalaman langsung dengan hal yang ada di sekitar mereka. Anak-anak pada tahap ini belajar dengan bermain dan menggunakan indera mereka untuk memahami dunia sekitarnya. Contohnya, ketika anak memegang dan meraba benda-benda, anak mulai membangun representasi awal tentang bentuk, tekstur, dan sifat-sifat objek.

    BalasHapus
  23. nama : Maria Clarita Helmon
    Kelas : V A
    Npm : 2286206005

    Tahapan selanjutnya adalah tahap ikonik. Tahap ini diperlihatkan bahwa anak mulai menggunakan gambar atau representasi visual untuk memahami informasi. Gambar tersebut berupa gambar mental atau bahkan gambar fisik, seperti gambar, diagram, atau grafik. Pada tahap ini, anak mulai menggambarkan objek dan peristiwa dengan cara yang lebih abstrak. Contohnya, anak dapat menggunakan gambar untuk mewakili konsep matematika.

    BalasHapus
  24. nama : Maria Carita Helmon
    Kelas : V A
    Npm : 2286206005

    Tahap terakhir dalam teori Bruner adalah tahap simbolik. Pada tahap ini, anak mulai menggunakan simbol-simbol dan bahasa untuk memahami dan menyampaikan suatu informasi. Anak sudah mulai menggunakan kata-kata dan simbol matematika untuk memahami konsep yang lebih kompleks dan abstrak. Tahap simbolik ini sangat penting dalam pengembangan kemampuan berpikir pada anak.

    BalasHapus
  25. Nama : Maria Clarita Helmon
    Kelas : V A
    Npm : 2286206005

    Berdasarkan Teori belajar Bruner dapat disimpulkan bahwa teori ini dapat memberikan wawasan penting tentang bagaimana manusia memproses informasi dan membangun pengetahuan mereka, melalui tahapan enaktif, ikonik, dan simbolik,

    BalasHapus
  26. Nama: Aulia Zalzabila
    Kelas:5D
    Npm:2286206111
    Menurut saya, teori belajar Bruner itu sangat relevan dengan cara kita belajar sekarang. Pendekatan yang diajukan Bruner mengajarkan kita untuk tidak cuma jadi penerima informasi, tapi juga terlibat aktif dalam proses belajar. Artinya, kita diberi kesempatan untuk eksplorasi dan menemukan jawaban sendiri, bukan hanya menghafal. Dengan begitu, pembelajaran jadi lebih bermakna dan mudah dipahami, karena kita bisa mengaitkan pelajaran dengan pengalaman pribadi. Ini membantu untuk mengembangkan kemampuan berpikir kritis yang penting di kehidupan sehari-hari.

    BalasHapus
  27. Nama: Aulia Zalzabila
    Kelas:5D
    Npm:2286206111
    Tapi mungkin implementasi teori bruner di dunia pendidikan sekarang masih agak sulit. Tidak semua siswa punya cara belajar yang sama, jadi guru perlu bijak dalam memilih cara yang tepat supaya setiap siswa bisa mendapatkan manfaat yang maksimal. Peran guru jadi sangat penting di sini, untuk memastikan setiap siswa merasa didukung dan bisa mengikuti proses pembelajaran dengan baik.

    BalasHapus
  28. Nama: Aulia Zalzabila
    Kelas: 5d
    Npm:2286206111
    Teori Bruner mengajarkan kita kalau belajar itu bukan cuma soal menghafal, tapi tentang memahami dan menemukan makna dari setiap pengetahuan. Dengan cara ini, kita bisa lebih mudah mengaplikasikan apa yang kita pelajari dalam kehidupan sehari-hari. Yang penting, belajar itu jadi proses yang aktif dan menyenangkan, bukan cuma kewajiban.

    BalasHapus
  29. Nama : Teguh Wijaya Kesuma
    NPM : 2286206103
    Kelas : 5D

    Teori belajar itu sangat penting dalam dunia pendidikan. karena memberikan panduan bagi para pendidik untuk mengembangkan strategi pengajaran yang sesuai. Menurut Bruner pembelajaran bukan sekedar hasil dari stimulus-respon, tetapi melibatkan proses mental yang kompleks.

    BalasHapus
  30. Nama : Teguh Wijaya Kesuma
    NPM : 2286206103
    Kelas : 5D

    Kesiapan pembelajaran harus disesuaikan dengan kesiapan kognitif siswa. Pembelajaran harus disampaikan sesuai dengan tahapan-tahapan perkembangan mental siswa. Contohnya pembelajaran matematika tingkat lanjutan tidak boleh diajarkan sebelum siswa mempelajari matematika dasar terlebih dahulu.

    BalasHapus
  31. Nama : Teguh Wijaya Kesuma
    NPM : 2286206103
    Kelas : 5D

    Dengan menetapkan prinsip kurikulum spiral, guru matematika dapat memperkenalkan konsep-konsep dasar. Kemudian setelah itu secara bertahap memperkenalkan konsep-konsep yang lebih kompleks. Ini membantu siswa mengembangkan pemahaman konseptual yang kuat.

    BalasHapus
  32. Nama : Teguh Wijaya Kesuma
    NPM : 2286206103
    Kelas : 5D

    Guru juga perlu mempertimbangkan tahap perkembangan kognitif masing-masing siswa. Karena setiap siswa memiliki perkembangan kognitif yang berbeda-beda dan tidak sama. Itu sebabnya pembelajaran haru disesuaikan dengan kebutuhan dan kesiapan siswa yang akan diajarkan.

    BalasHapus
  33. Nama : Julinorti Ungan Laing
    NPM : 2286206114
    Kelas : 5D PGSD

    Jerome Bruner ( 1960-an) berargumen bahwa pembelajran bukan sekedar hasil stimulus- respons tetapi melibatkan mental yang kompleks iya juga mengatakan bahwa manusia adalah makhluk aktif secara terus menerus membangun pengetahuan melalui interaksi dengan lingkungan sekitarnya.Tiga tahapan membantu individu memang konsep- konsep lebih sulit yaitu:
    1. Tahap Enaktif, tindakan langsung terhadap objek.
    2. Tahap Ikonik, penggunaan gambar atau representasi visual.
    3. Tahap simbolik, penggunaan simbol-simbol seperti bahasa atau angka, untuk mewakili konsep. Tahap- tahapan ini sangat penting dipahami guru agar dapat menggunakanya dengan sebaik mungkin dalam proses pembelajaran karena cara ini sangat efektif diterapkan pada anak sekolah dasar.

    BalasHapus
  34. Nama : Julinorti Ungan Laing
    NPM : 2286206114
    Kelas : 5D PGSD

    Prinsip dasar teori Bruner yaitu, kesiapan, spiral, dan penemuan. Sangat penting bagi seorang pendidik dalam pembelajaran menerapkan hal- hal sebagai berikut yaitu: materi disampaikan sesuai tahapan perkembangan mental siswa, tahap awal dengan representasi visual selanjutnya diajarkan secara lebih abstrak, memberikan kesempatan kepada siswa menemukan pola atau rumus melalui pengamatan dan pencobaan sendiri. Penerapan metode ini akan efektif jika tahapan - tahapan setiap proses secara detailnya diperhatikan secara penuh agar penerapannya dapat berlangsung dengan baik sehingga kegiatan mengajar guru berhasil.

    BalasHapus
  35. Nama : Julinorti Ungan Laing
    NPM : 2286206114
    Kelas : 5D PGSD

    Implikasi teori Bruner untuk pendidik dalam rancangan dan pelaksanaan kegiatan belajar mengajar. Adapun implikasi yang perluh diperhatikan pendidik yaitu:
    1. Pendekatan individual pembelajran yang disesuaikan dengan kebutuhan dan kesiapan siswa,
    serta tantangan yang diberikan untuk mengembangkan keterampilan siswa dalam pembelajaran.
    2. Pengulangan materi dengan peningkatan kesulitan, agar perserta didik dapat memahami konsep- konsep yang telah dipelajari lebih mendalam, cara pengulangan materi dengan kesulitan meningkatkan sangat efektif diterapkan.
    3. Pengembangan kemampuan berpikir kritis, yang dimana guru harus mendorong perserta didik mengajukan pertanyaan, mengeksplorasi kemungkinan, dan menemukan jawaban sendiri. Tiga cara ini dapat membantu peserta didik dalam proses belajar, karena dengan usaha mereka akan mendapatkan hasil belajar yang baik.

    BalasHapus
  36. Nama : Julinorti Ungan Laing
    NPM : 2286206114
    Kelas : 5D PGSD

    Tidak semua siswa dapat belajar secara efektif melalui metode ini namun, akan membutuhkan lebih banyak penduan intrustruksi langsung. Guru yang dia dapat lihat dan dijadikan perhatian agar dapat memahami materi namun sebisa mungkin membuat siswa banyak terlibat dalam kegiatan ini. Penerapan metode ini diwajibkan siswa ikut terlibat lebih banyak atau aktif agar mendapatkan pembelajran yang bermakna.

    BalasHapus
  37. Nama: Gilang Huggin Alfirji
    NPM: 2286206126
    Kelas: 5 D

    Kesiapan sangat diperlukan baik oleh guru maupun siswanya, namun pada teori belajar Burner ini kesiapan kognitif siswa yang paling di perhatikan. Memang benar setiap anak memiliki kapasitas daya serap yang berbeda namun dengan di perkenalkan kurikulum spiral. Masalah pada anak anak yang memiliki tingkat kognitif yang tertinggal dapat mengejar temannya yang lain.

    BalasHapus
  38. Kurikulum spiral ini sangat menarik jika terus di telaah. Kurikulum ini memiliki alur yang sangat tertata namun saat dilaksanakan akan sangat memakan waktu. Pengajaran yang dimulai konsep lalu sedikit demi sedikit di tambah tingkatannya, walaupun lambat tapi teori ini sangat efektif untuk individu saat belajar.

    BalasHapus
  39. Nama: Gilang Huggin Alfirji
    NPM: 2286206126
    Kelas: 5 D

    Guru juga perlu memperhatikan tahapan pembelajaran burner. Dari teori yang beliau sampaikan cara ini dapat menjadi pedoman untuk calon guru merancang kegiatan pembelajaran untuk jangka panjang. Serta perlu sentuhan kreativitas dalam mengembangkan agar pembelajaran ini dapat berjalan lancar.

    BalasHapus
  40. Nama: Gilang Huggin Alfirji
    NPM: 2286206126
    Kelas: 5 D

    Selain lambat, teori belajar Burner ini juga memiliki beberapa kelemahan yang saya perhatikan. Sudah disebutkan di artikel bahwa teori ini tidak cocok di aplikasikan pada kelas yang memiliki banyak siswa. Teori ini juga kaku karena sudah berpatokan pada alur yang ada, oleh karena itu teori ini bisa di jadikan acuan yang lain untuk para guru.

    BalasHapus
  41. Nama: Miftah Nur Hidayah
    Kelas: 5B
    NPM: 2286206023

    Teori bruner, yang menekankan pembelajaran melalui eksplorasi dan penemuan, memungkinkan siswa untuk berpartisipasi secara aktif dalam proses pembelajaran. Dengan cara ini, siswa tidak hanya memperoleh pemahaman dasar matematika tetapi juga memperoleh keterampilan pemecahan masalah dan berpikir kritis. Dengan demikian, hal ini akan menghasilkan pengalaman belajar yang lebih mendalam dan bermakna.

    BalasHapus
  42. Nama: Miftah Nur Hidayah
    Kelas: 5B
    NPM: 2286206023

    Pendekatan ini tidak hanya membantu siswa memahami konsep dengan lebih baik, tetapi juga membantu mereka melihat hubungan antara konsep. Sebagai contoh, memahami penjumlahan dan pengurangan sangat penting sebelum memasuki konsep yang lebih abstrak seperti persamaan dan fungsi. Dengan cara ini siswa tidak hanya menghafal rumus, tetapi juga memperoleh pemahaman tentang dasar yang mendukung penerapan rumus dalam berbagai situasi.

    BalasHapus
  43. Nama: Miftah Nur Hidayah
    kelas: 5B
    NPM: 2286206023

    Sebelum menggunakan teori ini pasti nya harus menggunakan pendekatan kepada siswa. Setiap siswa berada di tahap perkembangan kognitif yang berbeda. Guru harus memiliki kemampuan untuk membedakan dan memahami perbedaan ini untuk merencanakan pembelajaran yang sesuai untuk setiap siswa. Pembelajaran yang disesuaikan dengan kebutuhan dan kesipan siswa akan meningkatkan motivasi dan keterlibatan siswa dan memberi mereka kesempatan untuk berkembang sesuai dengan potensi mereka.

    BalasHapus
  44. Nama: Miftah Nur Hidayah
    Kelas: 5B
    NPM: 2286206023

    Dalam pendekatan ini, materi yang diajarkan secara berulang-ulang untuk meningkatkan kesulitan materi. Ini memungkinkan siswa memperkuat pemahaman mereka secara bertahap, mulai dari konsep dasar hingga yang lebih kompleks. Dengan cara ini, mereka tidak hanya dapat mengingat informasi, tetapi juga dapat mengaitkannya dan menerapkannya dalam pemahaman yang lebih luas. Metode ini mendorong siswa untuk memperoleh pengetahuan secara bertahap, yang dapat meningkatkan kemampuan pemecahan masalah dan berpikir kritis, sehingga sangat mendukung perkembangan kognitif mereka.

    BalasHapus
  45. Nama: Miftah Nur Hidayah
    Kelas: 5B
    NPM: 2286206023

    Prinsip-prinsip Bruner dalam pendidikan matematika, seperti prinsip pembelajaran spiral dan penekanan pada pemahaman konsep secara mendalam, dapat membantu siswa mengembangkan keterampilan berpikir kritis dan kreatif serta menghubungkan konsep-konsep matematika satu sama lain. Dengan melibatkan siswa dalam proses pembelajaran yang lebih aktif dan berpusat pada mereka, guru dapat menghasilkan penglaman belajar yang lebih bermakna dan mendalam bagi siswa. Selain itu, menggunakan pendekatan ini membantu siswa memahami hubungan antara konsep-konsep matematika yang lebih luas dan berguna daripada hanya menghafal rumus saja.

    BalasHapus
Lebih baru Lebih lama

Formulir Kontak