Taksonomi dan Dimensi Pengetahuan: Memahami dan Mengintegrasikan dalam Proses Pembelajaran





Berbagai elemen dan dimensi membentuk proses pembelajaran yang kompleks dan selalu berubah. Pemahaman tentang berbagai dimensi pengetahuan faktual, prosedur, konseptual, dan metakognitif adalah bagian penting dari belajar. Masing-masing aspek ini membentuk kemampuan dan keterampilan siswa dalam memahami, menerapkan, dan mengevaluasi informasi. Pemahaman taksonomi pembelajaran juga membantu guru membuat dan menerapkan strategi pengajaran yang baik. 

Dimensi Pengetahuan

Dimensi pengetahuan dapat dianggap sebagai berbagai jenis pengetahuan yang harus dikuasai oleh peserta didik. Anderson dan Krathwohl (2001) mengembangkan revisi dari Taksonomi Bloom yang asli dengan menambahkan dimensi pengetahuan sebagai elemen kunci dalam pembelajaran. Ada empat jenis utama dimensi pengetahuan:

1. Pengetahuan Faktual

   Pengetahuan faktual melibatkan pengetahuan tentang istilah, fakta, dan elemen dasar yang diperlukan untuk memahami suatu disiplin ilmu. Ini mencakup hal-hal seperti definisi, konsep dasar, aturan, dan informasi faktual yang seringkali menjadi fondasi bagi pembelajaran yang lebih mendalam. Misalnya, dalam pembelajaran matematika, pengetahuan faktual bisa berupa definisi tentang bilangan prima, aturan dasar aritmetika, atau nama-nama bentuk geometris. Pengetahuan faktual sangat penting dalam tahap awal pembelajaran karena memberikan dasar yang kokoh bagi peserta didik untuk membangun pemahaman lebih lanjut. Tanpa pengetahuan faktual, peserta didik mungkin kesulitan dalam memahami konsep yang lebih kompleks. 

2. Pengetahuan Konseptual

   Pengetahuan konseptual melibatkan pemahaman tentang konsep-konsep yang saling berhubungan dan bagaimana mereka terorganisir dalam suatu sistem. Ini mencakup pengetahuan tentang kategori, model, prinsip, dan teori. Misalnya, dalam matematika, pengetahuan konseptual bisa berupa pemahaman tentang konsep pecahan, bagaimana pecahan berhubungan dengan desimal, atau konsep limit dalam kalkulus.

   Pengetahuan konseptual memungkinkan peserta didik untuk melihat hubungan antara berbagai ide dan konsep, sehingga mereka dapat membangun pemahaman yang lebih mendalam dan komprehensif tentang materi yang dipelajari.

3. Pengetahuan Prosedural

  Pengetahuan prosedural berarti "cara melakukan sesuatu", dan mencakup pengetahuan tentang metode, algoritma, teknik, dan prosedur untuk menyelesaikan masalah atau tugas tertentu. Dalam matematika, misalnya, pengetahuan prosedural dapat mencakup langkah-langkah untuk menerapkan algoritma tertentu, menyelesaikan persamaan kuadrat, atau melakukan penjumlahan atau perkalian.

   Pengetahuan prosedural sangat penting dalam dunia nyata karena memungkinkan siswa menggunakan pengetahuan mereka dalam situasi nyata. Pengetahuan prosedural juga mencakup pengetahuan tentang kapan dan bagaimana berbagai prosedur digunakan untuk mencapai hasil yang diinginkan.

4. Pengetahuan Metakognitif

  Pengetahuan tentang proses berpikir disebut pengetahuan metakognitif. Ini mencakup pengetahuan tentang strategi pembelajaran, pemantauan pemahaman diri, dan pengaturan proses kognitif. Misalnya, seorang peserta didik yang memiliki pengetahuan metakognitif mungkin dapat mengenali bahwa mereka perlu mereview kembali materi tertentu atau mengubah strategi belajar untuk memahami konsep yang sulit.

   Pengetahuan metakognitif memungkinkan peserta didik untuk menjadi pelajar yang lebih mandiri dan efektif, karena mereka dapat mengatur dan mengontrol proses belajar mereka sendiri. Ini juga membantu peserta didik untuk reflektif dan kritis dalam mengevaluasi pemahaman mereka sendiri dan membuat penyesuaian yang diperlukan.

 

Taksonomi Pembelajaran: Mengkategorikan Tujuan Pembelajaran

 

Taksonomi pembelajaran adalah alat yang digunakan oleh pendidik untuk merancang, mengelompokkan, dan mengevaluasi tujuan pembelajaran. Salah satu taksonomi yang paling dikenal adalah Taksonomi Bloom, yang awalnya dikembangkan oleh Benjamin Bloom  tahun 1956 dan kemudian direvisi oleh muridnya yang bernama Anderson dan Krathwohl pada tahun 2001. Taksonomi ini mengklasifikasikan tujuan pembelajaran ke dalam enam kategori utama yang diatur secara hierarkis dari tingkat yang paling dasar hingga yang paling kompleks.

1. Menghafal (Remembering)

   Tingkat paling dasar dalam taksonomi ini adalah menghafal, di mana peserta didik diharapkan mampu mengingat kembali informasi yang telah dipelajari. Ini melibatkan pengetahuan faktual dan kemampuan untuk mengenali dan mengingat kembali istilah, konsep, fakta, atau prosedur tertentu.

2. Memahami (Understanding)

   Setelah menghafal, tahap berikutnya adalah memahami. Pada tahap ini, peserta didik diharapkan mampu menjelaskan atau menafsirkan informasi yang telah mereka hafal. Ini melibatkan pengetahuan konseptual, di mana peserta didik mampu menjelaskan hubungan antara konsep-konsep yang berbeda.

3. Menerapkan (Applying)

   Tahap berikutnya adalah menerapkan, di mana peserta didik diharapkan mampu menggunakan informasi yang telah mereka pelajari dalam konteks yang baru atau untuk memecahkan masalah. Ini melibatkan pengetahuan prosedural, di mana peserta didik menggunakan metode atau teknik yang telah mereka pelajari dalam situasi praktis.

4. Menganalisis (Analyzing)

   Tahap analisis melibatkan pemecahan informasi menjadi bagian-bagian kecil untuk memahami strukturnya. Peserta didik diharapkan mampu mengidentifikasi komponen-komponen utama dari suatu konsep atau masalah dan memahami hubungan antara komponen-komponen tersebut. Ini mencakup pengetahuan konseptual dan prosedural, di mana peserta didik mampu melihat bagaimana bagian-bagian terpisah saling berhubungan.

5. Mengevaluasi (Evaluating)

   Tahap evaluasi melibatkan membuat penilaian atau keputusan berdasarkan kriteria tertentu. Peserta didik diharapkan mampu menilai validitas suatu argumen, menentukan keefektifan suatu prosedur, atau membuat keputusan berdasarkan informasi yang telah mereka pelajari. Ini melibatkan pengetahuan metakognitif, di mana peserta didik mengatur dan mengontrol proses berpikir mereka untuk mengevaluasi hasil belajar.

6. Mencipta (Creating)

   Tahap tertinggi dalam taksonomi ini adalah mencipta, di mana peserta didik diharapkan mampu menggabungkan elemen-elemen yang berbeda untuk menciptakan sesuatu yang baru atau inovatif. Ini melibatkan semua dimensi pengetahuan dan menuntut kemampuan berpikir tingkat tinggi, di mana peserta didik menggunakan pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan metakognitif mereka untuk menciptakan produk baru atau solusi untuk masalah yang kompleks.

Mengintegrasikan Dimensi Pengetahuan dan Taksonomi Pembelajaran dalam Proses Pembelajaran


Untuk menciptakan pengalaman belajar yang efektif, penting bagi pendidik untuk mengintegrasikan keempat dimensi pengetahuan dan taksonomi pembelajaran ke dalam proses pengajaran. Salah satu upaya untuk melakukan ini yakni dengan merancang tujuan pembelajaran yang mencakup berbagai tingkat taksonomi Bloom dan mengakomodasi berbagai jenis pengetahuan. Sebagai contoh, dalam satu unit pembelajaran matematika, seorang guru dapat merancang kegiatan yang mengharuskan peserta didik untuk:

  1. Mengingat definisi dan aturan dasar (pengetahuan faktual) dan menjelaskan bagaimana konsep-konsep ini terkait satu sama lain (pengetahuan konseptual).
  2. Menerapkan metode atau algoritma untuk menyelesaikan masalah (pengetahuan prosedural).
  3. Mengevaluasi efektivitas strategi yang digunakan untuk menyelesaikan masalah dan mengidentifikasi area yang memerlukan perbaikan (pengetahuan metakognitif).

Dengan merancang pembelajaran yang mencakup berbagai dimensi pengetahuan dan tingkat taksonomi, pendidik dapat memastikan bahwa peserta didik tidak hanya menghafal informasi, tetapi juga memahami, menerapkan, dan mengevaluasi pengetahuan mereka secara kritis dan kreatif.

Dalam dunia pendidikan, pemahaman tentang dimensi pengetahuan dan taksonomi pembelajaran  penting untuk mengkondisikan dan menciptakan lingkungan belajar yang efektif dan holistik. Dengan mengintegrasikan pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan metakognitif dalam pembelajaran, serta menerapkan taksonomi pembelajaran seperti Taksonomi Bloom, pendidik dapat merancang kegiatan belajar yang tidak hanya mengajarkan pengetahuan, tetapi juga melatih keterampilan berpikir tingkat tinggi.

Sekarang, bagaimana Anda melihat relevansi dari konsep-konsep ini dalam pengalaman belajar yang telah dilalui dari sekolah dasar hingga saat ini? Bagaimana Anda menerapkan pemahaman tentang dimensi pengetahuan dan taksonomi pembelajaran dalam studi Anda sehari-hari? atau hal lainnya terkait hal ini. Silakan bagikan pandangan dan pengalaman dan diskusi yang produktif dan reflektif .

21 Komentar

  1. Terima kasih bapak karena sudah menyampaikan tentang taksonomi dan dimensi pengetahuan, saya rasa materi ini sangat penting untuk merancangkan pembelajaran yang efektif. Materi bapak bukan hanya menjelaskan jenis-jenis pengetahuan, tapi juga menjelaskan bagaimana cara mengembangkan ini pada siswa. Ya menurut saya hal utama yaitu dengan mengabungkan taksonomi dan dimensi pengetahuan. Siswa tidak hanya menghafal ( pengetahuan faktual dan mengingat), tapi juga siswa harus mampu berpikir kreatif dan kritis. Tujuannya melatih siswa mencapai tingkat pengetahuan sadar akan terus belajar dan menciptakan sesuatu yang baru.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Saya sangat menghargai pendapat dari Margareta Rima, tetapi alangkah baik jika diberi contoh, seperti bagaimana Guru dapat melatih siswa agar mampu atau bisa berpikit Kritis dan Kreatif.

      Hapus
  2. Makasih pak atas penjelasan materi taksonomi dan dimensi pengetahuan. Saya jadi lebih paham bagaimana memahami dan mengintegrasikannya dalam proses pembelajarannya

    BalasHapus
  3. Terimakasih pak atas materi yang di sampaikan. Materi ini sangat penting bagi guru dan siswa karena membantu mengarahkan pembelajaran.
    taksonomi dan dimensi pengetahuan itu bukan hanya urutan tingkatan belajar, melainkan cara memahami bagaimana pengetahuan berkembang. Jika diterapkan dalam pembelajaran guru tidak sekedar mengajarkan tetapi juga membantu siswa membangun pengetahuannya. Jadi, bukan semata sebagai jenjang yang dilalui, melainkan jalan untuk melihat luasnya pengetahuan dan kemampuan memahami siswa.

    BalasHapus
  4. Nama: Maya Apriyani
    Npm: 2386206013
    Kelas: V.A PGSD

    menurut pemahaman saya berdasarkan bacaan di atas. pengetahuan faktual merupakan pengetahuan awal atau dasar yang harus di pahami peserta didik yang di mana pengetahuan faktual itu pembelajaran atau materi yang nyata dan tidak bisa di ganggu gugat dan memang faktanya seperti itu contohnya rumus2 yang ada dalam matematika.
    pengetahuan konseptual di mana kita di ajarkan bukan hanya memahami konsep, tetapi bagaimana caranya kita bisa menghubungkan konsep tersebut dengan ide, sehingga kita mampu memahami lebih mendalam.
    pada pengetahuan prosedural yang di mana kita melakukan sesuatu, mengunakan cara-cara atau tindakan nyata.
    selanjutnya pengetahuan metakognitif di mana siswa memiliki rasa kritis dan tidak kepuasan dalam suatu pembelajaran sehingga mendorong diri mereka untuk mencari lebih dalam lagi sesuatu yang mereka kurang pahami.
    pada taksonomi pembelajaran siswa di harapkan bukan hanya tau atau bukan hanya mengingat suatu pembelajaran, tapi juga harus memahami dan harus dapat menyelesaikan suatu masalah, dan menghubungkan anatara pengetahuan faktual dan konseptual,

    BalasHapus
    Balasan
    1. Nama: Maya Apriyani
      Npm: 2386206013
      kelas: V.A PGSD

      di materi dia atas ada beberapa pertanyaan, yaitu bagaimana menurut saya hubungan antara konsep-konsep ini dalam pengalaman belajar yang telah di lalu hingga saat ini?
      saya melihat konsep-konsep ini sangat sesuai karena dulu, saya selalu belajar dengan cara mengahafal, seperti mengahafal perkalian. yang di mana saya belum memahami bagaimana cara untuk mendapatkan hasil tersebut, yang tiba-tiba langsung jawaban saja. tetapi seiring berjalannya waktu dan semakin naik kelas saya mulai di ajarkan bagaimana cara untuk mendapatkan hasilnnya dengan beberapa cara. jadi dengan saya mengetahui caranya apabila saya lupa dengan yang saya hafalkan saya bisa menjawabnya.

      untuk penerapan dimensi pengetahuan dan taksonomi pembelajaran, saya akan belajar bukan hanya menghafalkan materi yang di berikan, tetapi juga memahami dan mendalami, setelah memahami saya juga mengetahui bagaimana cara untuk menyelesaikan suatu permasalahan, dan saya bisa mengevaluasi diri.

      Hapus
  5. Menurut saya taksonomi bloom itu adalah kerangka kerja yang membantu kita memahami bagaimana proses belajar dan berpikir terjadi, cara penerapannya mungkin kita bisa menggunakan taksonomi ini untuk merancang soal ujian atau kegiatan belajar yang sesuai dengan tingkat kognitif yang ingin kita capai.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Nama: Maya Apriyani
      Npm: 2386206013
      Kelas: V.A

      izin menanggapi pernyataan dari saudari sely yang di mana menyatakan bahwa taksonomi bloom ini bisa di gunakan untuk merancang pembuatan soal dan sebagai rancangan pembelajaran. saya sangat setuju dengan hal tersebut yang di mana siswa di tekankan untuk melakukan 6 poin dari taksonomi bloom yaitu mengingat, memahami, menerapkan, menganalisis, mengevaluasi, dan mencipta.
      contohnya penerapannya
      C1= siswa bisa menghafal kan rumus-rumus dalam matematika.
      C2= mengetahui langkah-langkah dari rumus tersebut
      C3= siswa mengunakan rumus matematika yang sesuai untuk menghitung misalnya menghitung luas suatu meja yaitu luas =panjang.lebar
      C4= siswa menemukan kesalahan, kemudian mencari di mana kesalahan itu berada
      C5= siswa memberikan tanggapan mereka atau pun hasil dari yang mereka temukan.
      C6= siswa bisa membuat soal kemudian bisa menjawab soal tersebut dengan tepat.

      Hapus
  6. Dari materi di atas, saya dapat mengetahui bahwa taksonomi itu ada 6 tingkatan dan terbagi menjadi dua bagian yaitu kemampuan berpikir tingkat rendah(pengetahuan,pemahaman,penerapan) dan kemampuan berpikir tingkat tinggi(analisis,evaluasi,mencipta). Dan dengan memahami konsep taksonomi saya juga jadi mengetahi bagaimana seharusnya, menerapkan pembelajaran atau belajar sesuai dengan tingkatan dari pengetahuan,memahami, menerapkan,analais,evaluasi,mencipta.
    Untuk Pengalaman saya pribadi mengenai penggabungan dimensi pengetahuan dan taksonomi. Saya sama sekali belum menguasainya, contohnya seperti ketika belajar matematika Saya hanya fokus mempelajari bagaimana penerapan atau cara pengerjaannya. seharusnya saya mengetahui konsep dasarnya kemudian memahami rumusnya lalu menerapkan bagaimana cara pengerjaannya. Jadi menurut saya dimensi pengetahuan merupakan hal yang sangat penting dan perlu kita ketahui/kuasai karena itu merupakan hal yang harus dimiliki peserta didik, karena dengan menguasai dimensi pengetahuan kita juga dapat menerapkan dalam penggabungan (taksonomi & dimensi pengetahuan)

    BalasHapus
  7. Dari materi ini kita bisa mengatahui pentingnya Dimensi Faktual, Prosedur, Konseptual, dan Matekognitif. Karena aspek-aspek ini mambantu membentuk kemampuan dan keterampilan Siswa dalam memahami dan mengevaluasi informasi dan juga bisa membatu Guru menerapkan dan membuat strategi pembelajaran yang baik dan menarik.

    BalasHapus
  8. Menurut pendapat saya materi pengetahuan faktual yang sudah di jelaskan di atas cukup jelas dalam menjelaskan apa yang dimaksud dengan fakta dasar dalam pembelajaran. Namun, alangkah baiknya jika penjelasan ini diperkaya dengan gambaran tentang mengapa pengetahuan faktual disebut fondasi utama. Dengan begitu, siswa akan lebih memahami bahwa tanpa fakta dasar, seluruh bangunan pengetahuan akan rapuh. Penting pula untuk menambahkan hubungan antara pengetahuan faktual dengan keterampilan berpikir tingkat tinggi. Siswa yang sudah menguasai fakta dasar akan lebih mudah menganalisis, mengevaluasi, atau menciptakan sesuatu. Misalnya, seorang siswa yang tahu rumus geometri akan lebih siap melakukan eksperimen dan menyimpulkan hasilnya.

    BalasHapus
  9. Menurut saya perlu juga ditegaskan bahwa pengetahuan konseptual mendukung kemampuan pemecahan masalah. Siswa yang paham konsep pecahan dan desimal tidak hanya bisa menghitung, tetapi juga bisa menggunakan pengetahuan itu untuk memahami masalah nyata, seperti membandingkan harga barang dengan diskon. Risiko yang bisa disorot adalah jika siswa tidak menguasai pengetahuan konseptual, mereka akan kesulitan membangun pemahaman jangka panjang. Misalnya, seorang siswa mungkin tahu rumus luas segitiga (fakta), tetapi jika tidak paham konsep luas sebagai ukuran bidang, ia akan kesulitan menerapkan rumus pada bentuk lain.

    BalasHapus
  10. Menurut pendapat saya materi akan lebih hidup bila ditambahkan penjelasan bahwa pengetahuan prosedural tidak hanya soal mengikuti langkah-langkah, tetapi juga soal memahami kapan prosedur itu digunakan. Misalnya, siswa bukan hanya tahu cara menghitung persamaan kuadrat dengan rumus abc, tetapi juga tahu kapan rumus tersebut lebih efektif dibanding cara pemfaktoran. Pengetahuan prosedural juga erat kaitannya dengan pemecahan masalah. Oleh karena itu, saran yang bisa diberikan adalah menambahkan contoh bagaimana siswa menggunakan langkah-langkah prosedural untuk menyelesaikan situasi nyata, misalnya menghitung anggaran belanja atau membuat program komputer sederhana.

    BalasHapus
  11. pada materi taksonomi bloom ini ternyata sangat membantu guru dan juga pendidik dalam merancang suatu tujuan pembelajaran dengan lebih spesifik, mengukur kemampuan siswa, dan juga meningkatkan kualitas pembelajaran. Taksonomi bloom ini juga mengklasifikasikan tujuan pembelajaran ke dalam 6 kategori utama yang telah diatur secara hierarkis dari tingkat yang paling dasar hingga yang paling kompleks di mana ada menghafal, memahami, menerapkan, menganalisis, mengevaluasi dan tahap tertinggi dari taksonomi ini adalah mencipta.

    BalasHapus
  12. Menurut pendapat saya Materi dapat diperluas dengan menjelaskan bahwa pengetahuan metakognitif sangat erat kaitannya dengan pembelajaran mandiri. Siswa yang memiliki kesadaran metakognitif tinggi akan lebih mudah menetapkan tujuan belajar, memilih strategi yang sesuai, dan mengevaluasi keberhasilan belajarnya. Perlu juga ditegaskan perbedaan pengetahuan metakognitif dengan pengetahuan lain. Jika pengetahuan faktual, konseptual, dan prosedural lebih fokus pada isi dan cara, maka metakognitif lebih menekankan pada kesadaran tentang bagaimana isi dan cara itu dipelajari. Penekanan ini penting agar siswa tidak mencampuradukkan. Materi bisa dilengkapi dengan penjelasan bahwa pengetahuan metakognitif tidak otomatis muncul, tetapi berkembang seiring pengalaman. Guru bisa membantu siswa dengan memberi kesempatan untuk mencoba berbagai strategi belajar dan mendiskusikan efektivitasnya.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Nama: Maya Apriyani
      Npm: 2386206013
      Kelas: V. A

      saya sangat setuju dengan pendapat saudara jepriansyah, yang di mana dengan siswa memahami pengetahuan metakognitif siswa akan lebih mudah mengukur kemampuan dirinya sendiri, dan mengetahui kemampuan yang ada di dalam dirinya, serta mencari cara untuk memperbaiki hal yang kurang dari proses pembelajaran sehingga dapat mencapai tujuan belajar secara maksimal.

      Hapus
  13. Dari materi ini kita bisa tahu dan belajar bahwa untuk menciptakan pengalaman belajar yang efektif penting bagi Guru untuk mengintegrasikan keempat dimensi pengatahuan dan Taksonomi pembelajaran ke dalam proses pengajaran. Salah satu upaya untuk melakukan ini yakni seorang Guru merancang kegiatan yang mengharuskan siswa untuk Memahami, Menerapkan, dan Mengevaluasi pengatahuan mereka secara Kritis dan Kreatif.

    BalasHapus
    Balasan
    1. benar sekali saudari firsa, ternyata menjadi seorang pendidik itu harus bisa menciptakan pengalaman belajar yang efektif , bahkan jika dilihat dengan keadaan lingkungan belajar saat ini ternyata menjadi pendidik tidak hanya berusaha mencipatakan pembelajaran yang efektif tapi menyenangkan, dan tidak membosankan. Ini terjadi karena ketergantungan sebagian murid terhadap gadget jadi ketika pendidik mengajar dengan gaya belajar yang membosankan siswa kurang minatnya untuk memperhatikan, hal ini juga perlu diperhatikan para pendidik .

      Hapus
  14. Saya sangat setuju dengan pernyataan di atas yang menekankan bahwa pemahaman tentang berbagai dimensi pengetahuan baik itu faktual prosedur dan konseptual serta metakognitif adalah bagian penting dari belajar karena aspek-aspek ini dapat membentuk kemampuan dan keterampilan siswa dalam memahami pembelajaran menerapkan pembelajaran dalam kehidupan sehari-hari dan mampu mengevaluasi kegiatan yang telah mereka langsungkan selain untuk siswa ternyata pemahaman taksonomi pembelajaran juga membantu guru membuat dan menerapkan strategi pengajaran yang baik


    Selanjutnya ternyata fungsi lain dari taksonomi pembelajaran itu dapat dijadikan alat untuk digunakan oleh para pengajar atau pendidik dalam merancang mengelompokkan dan mengevaluasi tujuan pembelajaran
    Ada 6 kategori utama yang diatur secara hierarkis dari tingkat yang paling dasar hingga yang paling kompleks
    Yaitu satu menghafal 2 memahami 3 menerapkan 4 menganalisis kelima mengevaluasi dan yang keenam mencipta

    Nah di atas juga ada catatan kalau ingin menciptakan pengalaman yang belajar yang efektif penting bagi para pengajar untuk menerapkan keempat dimensi pengetahuan dan taksonomi pembelajaran ke dalam proses pengajaran.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Lalu untuk menanggapi pertanyaan yang bagaimana saya melihat relevansi dari konsep-konsep ini dalam pengalaman belajar saya yang telah saya lalui dari sekolah dasar hingga saat ini?
      Untuk di bagian dimensi pengetahuan sejak Saya sekolah dasar para guru saya sudah menerapkan dimensi pengetahuan ini misalnya, untuk pengetahuan faktual setiap pembelajaran ketika memasuki bab baru tentu saja guru saya memberitahukan tentang bab baru itu apa dan di dalam bab baru itu ada apa ,selanjutnya untuk pengetahuan konseptual itu juga sudah diterapkan oleh guru saya misalnya ,seperti yang dijelaskan di atas itu guru dapat menjelaskan pengetahuan tentang kategori model prinsip dan teori untuk prosedur ,guru Saya juga sudah menerapkan misalnya cara membuat penghapus (penghapus kain) , dulu tuh ada kegiatan cara membuat penghapus nah itu kan pasti ada prosedur atau langkah-langkah yang dapat kita lakukan untuk menghasilkan penghapus itu sendiri jadi saya pikir untuk prosedur sudah.Nah kalau untuk pengetahuan metakognitif belum diterapkan karena ketika guru saya memberikan tugas kami cuma mengoreksi tanpa meminta pandangan siswa tentang tugas itu seperti apa sesuai dengan pengertian dari pengetahuan metakognitif sendiri.

      Lalu kalau untuk taksonomi pembelajaran yang menghafal itu sudah pastinya kita dari TK dan SD itu sudah mengenal kata menghafal misalnya ,menghafal perkalian menghafal Pancasila ,menghafal undang-undang dasar, lalu memahami di memahami ini sepengalaman saya sudah diterapkan juga karena ketika kami diberikan tugas kadang kami diberikan pertanyaan secara spontan untuk mengetahui kami ini sudah paham apa belum akan pembelajaran yang diberikan oleh guru kami, lalu untuk menerapkan nah sama seperti di atas itu kan kami ada kegiatan untuk membuat penghapus nah misalnya setelah memahami cara-cara membuat penghapus itu, kami menerapkan , kami praktik untuk pembuatan penghapus, kalau untuk menganalisis pengalaman saya belum diterapkan di SD saya , dan mengevaluasi itu ada , misalnya setelah kami membuat penghapus itu guru memberikan pemberitahuan atau evaluasi kurangnya kami dalam membuat penghapus itu seperti apa, kalau untuk mencipta sendiri kami sudah menciptakan yaitu tadi setelah mengetahui bagaimana pembuatan penghapus kegunaan penghapus teori-teori dalam membuat penghapus kami menciptakan penghapus itu sendiri.

      Hapus
    2. Dan untuk pertanyaan yang kedua bagaimana anda menerapkan pemahaman tentang dimensi pengetahuan dan taksonomi pembelajaran dalam studi anda sehari-hari?

      Kalau untuk ini jawaban saya ialah:
      Di bagian dimensi pengetahuan itu kan ada 4 jenis utama,
      Yaitu pengetahuan faktual, pengetahuan konseptual, pengetahuan prosedural, dan pengetahuan metakognitif, nah masing-masing ini kan sudah memiliki pengertiannya tersendiri.
      Jadi kalau saya ingin menerapkan dimensi pengetahuan berarti saya harus mengetahui dulu arti dari empat jenis dimensi pengetahuan itu apa saja .
      Misalnya di pengaturan faktual di sini kan pengetahuan faktual itu adalah konsep dasar yang seringkali menjadi fondasi bagi pembelajaran yang lebih mendalam , berarti misalnya Saya ingin mendalami tentang pembelajaran IPA berarti saya juga harus mengetahui konsep IPA itu apa, pengertian dari IPA tersendiri itu apa, di dalam IPA itu ada apa saja, dan bagaimana saya mempelajari IPA itu.

      Misalnya untuk di bagian pengetahuan konseptual berarti saya harus bisa mendekatkan diri saya untuk mengetahui konsep-konsep dan teori-teori yang ada dalam pembelajaran IPA.
      Selanjutnya untuk pengetahuan prosedural misalnya, dalam pembelajaran IPA itu ada pembelajaran dengan tema gaya magnet nah berarti saya harus mengetahui ini prosedur menerapkan gaya magnet ini seperti apa dalam kehidupan sehari-hari.
      Selanjutnya untuk pengetahuan metakognitif di sini kan menekankan untuk mengontrol proses belajar secara mandiri berarti jika saya menerapkan pengetahuan metakognitif ini dalam pembelajaran IPA setelah saya mengerjakan tugas IPA sendiri saya perlu mempelajari kembali atau mereview kembali pembelajaran telah saya pelajari apakah sudah cukup terpenuhi sesuai dengan apa yang diminta atau belum, kalau memang belum berarti saya harus merubah cara belajar saya dan konsep belajar saya agar tercapai pembelajarannya sesuai dengan tujuan.

      Hapus
Lebih baru Lebih lama

Formulir Kontak