Berbagai elemen dan dimensi membentuk proses pembelajaran yang kompleks dan selalu berubah. Pemahaman tentang berbagai dimensi pengetahuan faktual, prosedur, konseptual, dan metakognitif adalah bagian penting dari belajar. Masing-masing aspek ini membentuk kemampuan dan keterampilan siswa dalam memahami, menerapkan, dan mengevaluasi informasi. Pemahaman taksonomi pembelajaran juga membantu guru membuat dan menerapkan strategi pengajaran yang baik.
Dimensi Pengetahuan
Dimensi pengetahuan dapat dianggap sebagai berbagai jenis pengetahuan yang harus dikuasai oleh peserta didik. Anderson dan Krathwohl (2001) mengembangkan revisi dari Taksonomi Bloom yang asli dengan menambahkan dimensi pengetahuan sebagai elemen kunci dalam pembelajaran. Ada empat jenis utama dimensi pengetahuan:
1. Pengetahuan Faktual
Pengetahuan faktual melibatkan pengetahuan tentang istilah, fakta, dan elemen dasar yang diperlukan untuk memahami suatu disiplin ilmu. Ini mencakup hal-hal seperti definisi, konsep dasar, aturan, dan informasi faktual yang seringkali menjadi fondasi bagi pembelajaran yang lebih mendalam. Misalnya, dalam pembelajaran matematika, pengetahuan faktual bisa berupa definisi tentang bilangan prima, aturan dasar aritmetika, atau nama-nama bentuk geometris. Pengetahuan faktual sangat penting dalam tahap awal pembelajaran karena memberikan dasar yang kokoh bagi peserta didik untuk membangun pemahaman lebih lanjut. Tanpa pengetahuan faktual, peserta didik mungkin kesulitan dalam memahami konsep yang lebih kompleks.
2. Pengetahuan Konseptual
Pengetahuan konseptual melibatkan pemahaman tentang konsep-konsep yang saling berhubungan dan bagaimana mereka terorganisir dalam suatu sistem. Ini mencakup pengetahuan tentang kategori, model, prinsip, dan teori. Misalnya, dalam matematika, pengetahuan konseptual bisa berupa pemahaman tentang konsep pecahan, bagaimana pecahan berhubungan dengan desimal, atau konsep limit dalam kalkulus.
Pengetahuan konseptual memungkinkan peserta didik untuk melihat hubungan antara berbagai ide dan konsep, sehingga mereka dapat membangun pemahaman yang lebih mendalam dan komprehensif tentang materi yang dipelajari.
3. Pengetahuan Prosedural
Pengetahuan prosedural berarti "cara melakukan sesuatu", dan mencakup pengetahuan tentang metode, algoritma, teknik, dan prosedur untuk menyelesaikan masalah atau tugas tertentu. Dalam matematika, misalnya, pengetahuan prosedural dapat mencakup langkah-langkah untuk menerapkan algoritma tertentu, menyelesaikan persamaan kuadrat, atau melakukan penjumlahan atau perkalian.
Pengetahuan prosedural sangat penting dalam dunia nyata karena memungkinkan siswa menggunakan pengetahuan mereka dalam situasi nyata. Pengetahuan prosedural juga mencakup pengetahuan tentang kapan dan bagaimana berbagai prosedur digunakan untuk mencapai hasil yang diinginkan.
4. Pengetahuan Metakognitif
Pengetahuan tentang proses berpikir disebut pengetahuan metakognitif. Ini mencakup pengetahuan tentang strategi pembelajaran, pemantauan pemahaman diri, dan pengaturan proses kognitif. Misalnya, seorang peserta didik yang memiliki pengetahuan metakognitif mungkin dapat mengenali bahwa mereka perlu mereview kembali materi tertentu atau mengubah strategi belajar untuk memahami konsep yang sulit.
Pengetahuan metakognitif memungkinkan peserta didik untuk menjadi
pelajar yang lebih mandiri dan efektif, karena mereka dapat mengatur dan
mengontrol proses belajar mereka sendiri. Ini juga membantu peserta didik untuk
reflektif dan kritis dalam mengevaluasi pemahaman mereka sendiri dan membuat
penyesuaian yang diperlukan.
Taksonomi Pembelajaran: Mengkategorikan Tujuan Pembelajaran
Taksonomi pembelajaran adalah alat yang digunakan oleh pendidik untuk merancang, mengelompokkan, dan mengevaluasi tujuan pembelajaran. Salah satu taksonomi yang paling dikenal adalah Taksonomi Bloom, yang awalnya dikembangkan oleh Benjamin Bloom tahun 1956 dan kemudian direvisi oleh muridnya yang bernama Anderson dan Krathwohl pada tahun 2001. Taksonomi ini mengklasifikasikan tujuan pembelajaran ke dalam enam kategori utama yang diatur secara hierarkis dari tingkat yang paling dasar hingga yang paling kompleks.
1. Menghafal (Remembering)
Tingkat paling dasar dalam taksonomi ini adalah menghafal, di mana peserta didik diharapkan mampu mengingat kembali informasi yang telah dipelajari. Ini melibatkan pengetahuan faktual dan kemampuan untuk mengenali dan mengingat kembali istilah, konsep, fakta, atau prosedur tertentu.
2. Memahami (Understanding)
Setelah menghafal, tahap berikutnya adalah memahami. Pada tahap ini, peserta didik diharapkan mampu menjelaskan atau menafsirkan informasi yang telah mereka hafal. Ini melibatkan pengetahuan konseptual, di mana peserta didik mampu menjelaskan hubungan antara konsep-konsep yang berbeda.
3. Menerapkan (Applying)
Tahap berikutnya adalah menerapkan, di mana peserta didik diharapkan mampu menggunakan informasi yang telah mereka pelajari dalam konteks yang baru atau untuk memecahkan masalah. Ini melibatkan pengetahuan prosedural, di mana peserta didik menggunakan metode atau teknik yang telah mereka pelajari dalam situasi praktis.
4. Menganalisis (Analyzing)
Tahap analisis melibatkan pemecahan informasi menjadi bagian-bagian kecil untuk memahami strukturnya. Peserta didik diharapkan mampu mengidentifikasi komponen-komponen utama dari suatu konsep atau masalah dan memahami hubungan antara komponen-komponen tersebut. Ini mencakup pengetahuan konseptual dan prosedural, di mana peserta didik mampu melihat bagaimana bagian-bagian terpisah saling berhubungan.
5. Mengevaluasi (Evaluating)
Tahap evaluasi melibatkan membuat penilaian atau keputusan berdasarkan kriteria tertentu. Peserta didik diharapkan mampu menilai validitas suatu argumen, menentukan keefektifan suatu prosedur, atau membuat keputusan berdasarkan informasi yang telah mereka pelajari. Ini melibatkan pengetahuan metakognitif, di mana peserta didik mengatur dan mengontrol proses berpikir mereka untuk mengevaluasi hasil belajar.
6. Mencipta (Creating)
Tahap tertinggi dalam taksonomi ini adalah mencipta, di mana peserta didik diharapkan mampu menggabungkan elemen-elemen yang berbeda untuk menciptakan sesuatu yang baru atau inovatif. Ini melibatkan semua dimensi pengetahuan dan menuntut kemampuan berpikir tingkat tinggi, di mana peserta didik menggunakan pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan metakognitif mereka untuk menciptakan produk baru atau solusi untuk masalah yang kompleks.
Mengintegrasikan Dimensi Pengetahuan dan Taksonomi Pembelajaran dalam Proses Pembelajaran
Untuk menciptakan pengalaman belajar yang efektif, penting bagi pendidik untuk mengintegrasikan keempat dimensi pengetahuan dan taksonomi pembelajaran ke dalam proses pengajaran. Salah satu upaya untuk melakukan ini yakni dengan merancang tujuan pembelajaran yang mencakup berbagai tingkat taksonomi Bloom dan mengakomodasi berbagai jenis pengetahuan. Sebagai contoh, dalam satu unit pembelajaran matematika, seorang guru dapat merancang kegiatan yang mengharuskan peserta didik untuk:
- Mengingat definisi dan aturan dasar (pengetahuan faktual) dan menjelaskan bagaimana konsep-konsep ini terkait satu sama lain (pengetahuan konseptual).
- Menerapkan metode atau algoritma untuk menyelesaikan masalah (pengetahuan prosedural).
- Mengevaluasi efektivitas strategi yang digunakan untuk menyelesaikan masalah dan mengidentifikasi area yang memerlukan perbaikan (pengetahuan metakognitif).
Dengan merancang pembelajaran yang mencakup berbagai dimensi pengetahuan dan tingkat taksonomi, pendidik dapat memastikan bahwa peserta didik tidak hanya menghafal informasi, tetapi juga memahami, menerapkan, dan mengevaluasi pengetahuan mereka secara kritis dan kreatif.
Dalam dunia pendidikan, pemahaman tentang dimensi pengetahuan dan taksonomi pembelajaran penting untuk mengkondisikan dan menciptakan lingkungan belajar yang efektif dan holistik. Dengan mengintegrasikan pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan metakognitif dalam pembelajaran, serta menerapkan taksonomi pembelajaran seperti Taksonomi Bloom, pendidik dapat merancang kegiatan belajar yang tidak hanya mengajarkan pengetahuan, tetapi juga melatih keterampilan berpikir tingkat tinggi.
Sekarang, bagaimana Anda melihat relevansi dari konsep-konsep ini dalam pengalaman belajar yang telah dilalui dari sekolah dasar hingga saat ini? Bagaimana Anda menerapkan pemahaman tentang dimensi pengetahuan dan taksonomi pembelajaran dalam studi Anda sehari-hari? atau hal lainnya terkait hal ini. Silakan bagikan pandangan dan pengalaman dan diskusi yang produktif dan reflektif .
Nama : Lovita Agustina
BalasHapusKelas : 5B
NPM : 228206037
Pembelajaran matematika yang saya alami pada sering kali berpusat pada pengahafalan atau menghafal apalagi mengenai rumus² yang perlu kita pahamin dan hafal, seperti contoh ketika guru memberikan tugas dalam mengafal disitu saya memiliki daya ingat yang sangat minim dalam arti ketika sudah selesai menghafal. Halafalann itu akan menghilang dalam sekejap. Namun hal itu tidak membuat data ingat saya berhenti untuk memikirkan solusi atau konsep-konsep yang akan saya pelajari selanjutnya. Dimulai dari situ saya mengubah gaya belajar saya dan lebih meningkatkan kembali level berfikir saya, seperti mengingat kembali rumus² yang sudah kita pelajari sebelum nya, mengevaluasi cara² yng telah dijelaskan oleh guru dan sebagai nya.
Nama : Zulaikha Abelia Putri
BalasHapusKelas : 5D
Dalam pembelajaran matematika saya sering kali hanya bisa ditahap mengingat dan menghafal rumus yang pernah diajarkan seperti contoh guru sering memberikan tugas dan saya mengerjakan hanya berpusat pada rumus yang saya hafal tetapi jika disuru menggunakan rumus lain yang menghasilkan hasil yang sama dari rumus yang saya hafal sering kali saya tidak bisa memahami cara pengerjaan rumus itu dan bisa membuat saya lupa juga akan rumus yang saya hafal karena sudah tercampur dengan rumus yang lain untuk mengerjakan tugas itu
Nama : Maria Novita Isa
BalasHapusKelas : 5A PGSD
Taksonomi dan dimensi Pengetahuan ,dimensi Pengetahuan dapat di anggap sebagai berbagai jenis pengetahuan yang harus di lakukan peserta didik Anderson , dan krathwol (2001) dalam hal ini tentunya mengembangkan revisi dan taksonomi bloom yang asli dengan menambahkan di mensi pengetahuan sebagai elemen kunci dalam Pembalajaran .
Nama : Maria Novita Isa
BalasHapusKelas : 5A PGSD
Pengetahuan faktual melibatkan pengetahuan tentang istilah ,fakta, dan elemen dasar yang di perlukan untuk memahami suatu disiplin ilmu.hsk ini mencakup seperti definisi ,konsep, aturan dan informasi faktual yang sering kali menjadi fondasi.
Nama : Maria Novita Isa
BalasHapusKelas : 5A PGSD
Pengetahuan prosedural yaitu cara melakukan sesuatu dan pengetahuan yang mencakup metode , algoritma, teknik, dan prosedur untuk menyelesaikan masalah dalam matematika misalnya mencakup langkah-langkah untuk menerapkan algoritma tertentu , menyelesaikan, persamaan kuadrat atau penjumlahan dan perkalian.
Nama : Cicilia Gianina
BalasHapusKelas : 5C PGSD
NPM : 2286206063
Taksonomi Bloom, baik versi aslinya maupun revisi, memberikan kita peta jalan yang jelas mengenai perkembangan kognitif siswa. Dengan memahami enam tingkatan kognitif (mengingat, memahami, menerapkan, menganalisis, mengevaluasi, dan mencipta), pendidik dapat merancang pembelajaran yang berlapis. Mulai dari pengenalan konsep dasar hingga mendorong siswa untuk berpikir kritis dan kreatif. Dimensi pengetahuan (faktual, konseptual, prosedural, metakognitif) memberikan kerangka kerja untuk menentukan jenis pengetahuan yang perlu dikuasai siswa pada setiap tingkatan kognitif.
Nama : Cicilia Gianina
BalasHapusKelas : 5C PGSD
NPM : 2286206063
Dimensi metakognitif dalam taksonomi Bloom revisi menekankan pentingnya kesadaran diri siswa terhadap proses berpikir mereka sendiri. Dengan mengembangkan kesadaran metakognitif, siswa dapat mengatur strategi belajar mereka sendiri. Dengan memantau pemahaman siswa, serta dapat mengatasi kesulitan belajar yang mereka hadapi.
Nama : Cicilia Gianina
BalasHapusKelas : 5C PGSD
NPM : 2286206063
Dalam era digital, taksonomi Bloom tetap relevan dan dapat diadaptasi untuk pembelajaran berbasis teknologi. Teknologi dapat memberikan berbagai alat dan sumber daya yang dapat membantu siswa mengembangkan keterampilan berpikir tingkat tinggi. Misalnya, simulasi, game, dan platform pembelajaran online dapat digunakan untuk mendorong siswa untuk menerapkan pengetahuan mereka dalam situasi yang nyata.
Nama : Cicilia Gianina
BalasHapusKelas : 5C PGSD
NPM : 2286206063
Sebagai pendidik kita dapat merancang tujuan pembelajaran yang spesifik dan terukur: Dengan mengidentifikasi tingkat kognitif dan jenis pengetahuan yang ingin dicapai, tujuan pembelajaran menjadi lebih fokus dan mudah diukur.
Memilih strategi pembelajaran yang tepat: Setiap tingkatan kognitif dan jenis pengetahuan membutuhkan strategi pembelajaran yang berbeda. Misalnya, untuk mengembangkan kemampuan analisis, siswa perlu diberikan tugas-tugas yang menuntut mereka untuk membongkar informasi menjadi bagian-bagian yang lebih kecil dan menemukan hubungan antar bagian tersebut.
Mengembangkan soal-soal evaluasi yang valid dan reliabel: Soal-soal evaluasi yang baik harus mengukur kemampuan siswa pada berbagai tingkatan kognitif dan mencakup berbagai jenis pengetahuan.
Nama:Oktavia pega wete
BalasHapusKelas: 5B
Npm:2286206019
Taksonomi pengetahuan sangat membantu untuk mengkategorikan tingkat pemahaman yang diinginkan dalam pembelajaran, tetapi saya merasa bahwa mengaplikasikannya dalam kegiatan yang lebih praktis terkadang sulit dilakukan secara efektif di kelas.dan Meskipun taksonomi pengetahuan memberikan panduan yang berguna, saya merasa bahwa terlalu sering fokus pada pengurutan tingkat kognitif dapat mengabaikan aspek emosi dan keterampilan sosial siswa, yang juga penting dalam pembelajaran.
Nama:Oktavia pega wete
BalasHapusKelas: 5B
Npm:2286206019
pendapat saya mengenai taksonomi Secara keseluruhan, taksonomi dan dimensi pengetahuan memberikan kerangka kerja yang berguna untuk merancang pembelajaran yang terstruktur, tetapi penting juga untuk menyesuaikan penggunaannya dengan konteks pembelajaran dan karakteristik siswa agar lebih fleksibel dan aplikatif.
Nama: Rinda Puspitasari
BalasHapusNpm: 2286206014
Kelas:
Taksonomi Bloom memiliki 3 model yaitu kognitif, efektif dan psikomotorik yang sering di gunakan dalam pembelajaran
Kognitif yaitu guru lebih menekan proses belajar dari pada hasil yang di capai oleh peserta didik, guru memberikan kesempatan peserta didik untuk berdiskusi terhadap materi yang telah di sampaikan, biasa nya siswa yang memiliki pemahaman kognitif yang tinggi ia bisa menyelesaikan tugas dengan tepat waktu
Nama: Rinda Puspitasari
HapusNpm: 2286206014
Kelas: 5A
Efektif yaitu memiliki tujuan dan target yang di ingin kan, mengatur jadwal belajar di lakukan secara di teratur, membuat suasana belajar jadi nyaman agar fokus belajar, memahami materi, jangan malu bertanya jika merasa kesulitan dan pantang menyerah untuk mencapai target yang di inginkan
Nama: Rinda Puspitasari
HapusNpm: 2286206014
Kelas: 5A
Psikomotorik yaitu rangkaian hasil belajar kognitif dan hasil belajar efektif yang di jadikan satu maka akan terbentuk nya keterampilan dan kemampuan yang di hasilkan oleh peserta didik, psikomotorik ini berkaitan dengan dengan aktivitas fisik(teori) setelah mendapatkan materi
Nama: Rinda Puspitasari
BalasHapusNpm: 2286206014
Kelas: 5A
Pengetahuan faktual ini berperan pentung selama proses pembelajaran di SD hingga SMA karna pengetahuan tentang komponen dasar yang harus diketahui siswa untuk mendalami ilmu di siplin dan untuk mengatasi masalah dalam disiplin ilmu
Nama: Rinda Puspitasari
BalasHapusNpm: 2286206014
Kelas: 5A
Pengetahuan konseptual yaitu tentang konsep, prinsip, teori, model, klasifikasi. pengetahuan konseptual melalui membaca, melihat, mendengarkan, mengalami, atau aktivitas mental dan reflektif.
Nama: Rinda Puspitasari
BalasHapusNpm: 2286206014
Kelas: 5A
Pengetahuan prosedural yaitu tentang keterampilan, algoritma, teknik, dan metode yang dijalankan dalam suatu proses, dan menggunakan pemgetahuan dalam situasi nyata yang mencakup berbagai prosedur digunakan untuk mencapai hasil yang diinginkan
Nama : Rinda Puspitasari
BalasHapusNpm: 2286206014
Kelas: 5A
Pengetahuan metakognitif yaitu pemgetahuan peserta didik belajar sendiri dan tentang bagaimana belajar, bahkan kemampuan diri yang ia miliki juga berpengaruh bagaimana cara memecahkan masalah
Nama : maharani ananta putri
BalasHapusKelas : 5a
Npm : 2286206007
Matematika Realistik yaitu suatu pendekatan pembelajaran matematika yang menekankan pentingnya konteks dan pengalaman nyata pada saat proses belajar.Pedekatan ini didasarkan pada gagasan bahwa siswa akan mudah memahami konsep matematika.